بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
•••••
Happy reading ❤️
•••••
Bintang bintang yang mendominasi gulita kini terlihat sangat indah, membuat Gadis berkhimar navy itu tak hentinya bersholawat. Sembari menanti sang panggilan Illahi, Azzura bersholawat, berdzikir, dan membaca dzikir pagi dan petang. Hingga suara sang muazin menghentikan aktivitasnya.
Segera ia mengambil air wudhu dan sholat berjamaah di mushola rumah bersama sang umi, kakak, dan adik-adiknya. Karena Abi dan Kakak sepupu laki-lakinya berjamaah di masjid.
Seusai shalat Maghrib berjamaah, keluarga kecil berisi banyak itu bertadarus dan murajaah hafalan.
"Ayo sini, dek Faza murajaah sama Abi." ucap sang Abi Mussa kepada si bungsu Mafaza. Si bungsu pun hanya mengangguk dan berjalan ke arah Abi Mussa.
"Shodaqallahul'azim." ucap Faza tanda selesai bermurajaah.
"Untuk mempercepat waktu karena kita harus segera membaca surah al-kahfi malam Jumat di rumah Budhe Sinem. Dek Deva sama umi, dan Dek Ghina kamu sama Mas Muh, dan sini kamu nak Azzura sama Abi. Dan kamu kak, kamu bertadarus saja ya" suara Abi mengintruksi seluruh rumah.
Inilah keluarga Azzura, dengan dua orang tua yang alhamdulillah masih lengkap dengan 4 saudara kandung. Keluarga kecil berisi banyak, itu lah sebutan keluarga Azzura. Dengan sang Abi yang paling ganteng sendiri karena semua anaknya perempuan.
"Shodaqallahul'azim." ucap semua anggota keluarga dikala mendengar adzan isya'. Satu persatu dari mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Langit malam semakin menambah gulita, dan semilir angin berhembus semakin lebat membuat Azzura merapatkan sweater nya dan berjalan dengan memeluk dirinya.
Letak rumah Budhe Sinem tidak jauh dari rumah Azzura sehingga keluarga Azzura memilih berjalan kaki. Sesekali Faza membuat guyonan yang un-faedah. Tetapi tetap membuat keluarga Azzura tertawa terpingkal-pingkal.
Tiba-tiba saja tubuh Azzura dibekap eh dipeluk dari samping oleh seseorang, membuat Azzura sontak melihat ke arah pelaku.
"Lepasin mas, kamu ini kenapa sih? Jangan peluk peluk!!!" tukas Azzura seraya melepaskan pelukan Mas Muh.
"Kamu risih ya dipeluk sama mas mu sendiri?" tanya Mas Muh.
"Iyya, kenapa emangnya?!" sergah Azzura sambil berlari ke arah Abi Mussa dan menggandeng lengannya.
Dan mengaduh, "Abi... aku gak suka dipeluk peluk Mas Muh. Bilang padanya Abi."
"Kamu itu lho Muh. Jangan, kasian adekmu ini risih denganmu." ucap Abi yang mendapatkan gelak tawa Mas Muh.
"Au' ah sebel!" ketus Azzura berlari ke arah Kak Melati. Dan bersendau gurau dengan kakak perempuannya itu.
Suara mendadak sunyi dikala sudah sampai di depan rumah Budhe Sinem. Sudah banyak sekali sandal yang tertata rapih. Sepertinya keluarga Azzura itu sedikit terlambat.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Abi Mussa seraya masuk ke rumah Budhe Sinem.
"Waalaikumsalam, ayo masuk." ucap Pakdhe Sinem.
Kami berpisah di ruang depan, karena memang acara pengajian rutinan malam Jumat ini selalu di pisah, seperti kata Abi dalam keadaan apapun kita harus tetap menjaga jarak dengan lawan jenis. Tempat ini dipisah, yang wanita di lantai atas kebetulan rumah Budhe Sinem tingkat. Meskipun dipisah kami tetap menjalankan dengan bersama dan kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey
EspiritualAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bukan ku mengagumimu karena jabatanmu. Tetapi ku mengagumimu sejak pertama kali kita bertemu. Ku rasa kau tak menyadari akan hal itu. Teruntuk kau yang ku kagumi. Semoga rasa kagumku ini. Selalu mendekatka...