♡Part 3♡

224 35 4
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Sofia segera pergi ke toilet untuk menghapus air matanya yang telah menetes gara-gara lelaki bajingan bernama Raka.

“Ya Allah… kenapa sih aku harus mengenal lelaki bajingan  seperti dia. Bisanya cuman mainin hati wanita aja. Dasar buaya darat, buaya darat!!!” Ucap Sofia didepan kaca toilet dengan kemarahan yang telah memuncak sampai ubun-ubun kepalanya.

“tapi aku nggak boleh terlihat lemah… aku akan buktiin kalau aku bukan cewek murahan yang mudah untuk didapatin” ucap Shofia dengan geram sembari menghapus air matanya dengan kasar.

Setelah Sofia merasa keadaannya sudah cukup tenang cukup, ia pun segera beranjak dari toilet untuk menemui kak Ali yang pasti sudah menunggunya.

Dari kejauhan Sofia sudah melihat kakaknya menunggu diruang tunggu Bandara sembari mencari-cari keberadaan adiknya.

“kak Ali…” teriak Sofia spontan tanpa memperhatikan keadaan sekitar Bandara yang cukup ramai dengan orang yang berlalu lalang. Ia bergegas lari menuju tempat kakaknya menunggu untuk melepas rindu dengannya

Sofia memeluk kakaknya dengan erat, tak terasa air matanya menetes sangking rindunya ia dengan kakaknya.

“kakak, Sofia rindu banget sama kakak” ucap Sofia manja.

“udah-udah jangan nangis lagi” ucap kak Ali sembari menghapus air mata Sofia dengan tangannya sendiri.

“tapi kakak liat mata kamu kok sembab sih, hidung kamu juga merah. Kamu habis nangis ya Sofia?” Lanjut kak Ali dengan raut wajah bertanya-tanya.

“e…e…enggak kok kak aku gak habis nangis” jawab sofia agak terbata dengan menundukkan kepalanya.

“Sofia kakak tahu kamu bohong. Kamu jujur sama kakak. Kamu abis nangis ya?" Jawab kak Ali terus mendesak.

Sofia yang mendengarnya hanya bisa menggeleng tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

“Sofia kamu kenapa sih kayak gini? Kakak enggak mau ada yang ditutup-tutupin Sofia. Kamu itu sekarang tanggung jawab kakak. Umi dan abi itu sekarang ada di Palestina, berjuang untuk saudara-saudara kita.  Jadi sekarang kamu harus jujur Sofia? Apa masalah kamu???”Ucap kak Ali dengan raut wajah yang serius.

“he..he...he..” Sofia tak mampu lagi membendung air matanya. Ia menyesal telah membuat kakaknya kecewa terhadap dirinya. Tak lama setelah itu, ia pun menarik nafasnya dalam-dalam, menghapus air mata yang telah jatuh dari matanya.

“kak, maafin aku kak udah bohong sama kakak. Sebenarnya tadi..” Sofia ragu untuk melanjutkan pembicaranya. Ia takut kakaknya malah semakin kecewa terhadap dirinya. Namun, dengan diawali Bismillah, Sofia pun melanjutkan pembicaraanya yang sempat tertunda.  “aku putus sama pacar aku kak” lanjut Sofia menunuduk karena malu atas yang perbuatan yang dilakukannya.

“haaa pacar?  Jadi selama ini kamu pacaran Sofia?” Ucap kak Ali tak percaya atas perbuatan yang dilakukan adiknya yang sudah pasti dilarang dalam agama.

“enggak kak… ini enggak seperti yang kakak kira. Sebenarnya aku..” Belum lagi Sofia menuntaskan pembicaraanya, kak Ali pun  segera memotong.

“udah.. Udah Sofia. Kakak mau kamu jelasin semuanya nanti di Rumah. Ayok sekarang kita pergi” ucap kak Ali kemudian membawa kopernya yang diikuti Sofia yang berada dibelakang.

●●●●🌺🍃🌺●●●●

Sofia  melihat jam weker yang berada di nakas kamar tidurnya. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Betapa terkejutnya Sofia, ternyata ia sudah tidur selama 3 jam.

“astaga… ternyata aku udah tidur selama 3 jam. Ya Allah, ya Allah” ucap Sofia dengan raut wajah terkejut.

Tiba-tiba Sofia teringat bahwa ia belum masak apapun untuk dirinya dan kak Ali. “Ya ampun… aku belum masak apapun untuk kak Ali. Pasti kak Ali lapar banget sekarang. Ya Allah Ya Allah, kenapa aku bisa lupa seperti ini sih?”Ucap Sofia kepada dirinya sendiri.

Sofia segera berlari menuju dapur rumahnya, ia takut membuat kakaknya semakin lama menunggu.

Di meja makan, Sofia sudah melihat makanan berjejer rapi memenuhi meja yang berukuran 2×1 meter itu.

“loh kok makanannya udah banyak aja sih. Apa kak Ali ya yang masak?” Ucap Sofia kebingungan. Dia pun bergegas menuju dapur.

“kamu udah bangun Sofia?” Ucap kak Ali yang sedang menuangkan air minum di gelas.

“hehe iyakak. Tadi keenakan tidurnya kak. Sampai-sampai lupa waktu” ucap Sofia cengengesan.

“udah enggak apa-apa.jadi kamu enggak salat magrib dong?”

“aku memang lagi engga salat kak. Oh ya kakak ya yang masak semua makanan yang di meja makan itu ya kak?”

“menurut kamu, apa mungkin kakak bisa masak semua masakan itu?”

“yah kenapa enggak kak? Kakak kan memang jago masak”

“iya, tapi nggk sebanyak itulah Sofia. Kakak tadi beli di rumah makan di depan. Rencananya sih, tadi mau ngajak kamu makan diluar. Tapi, karena kamu pulas banget tidurnya jadi kakak beli aja makanan didepan”

“ya Allah, maaf banget ya kak. Udah ngerepotin kakak. Padahal kakak juga baru nempuh perjalanan jauh. Pulang-pulang langsung aku repotin”

“enggak apa-apa kok Sofia. Yaudah yok kita makan aja ya, nanti makanannya dingin loh”

“ohh iya kak”.

Sofia dan kak Ali pun segera ke meja makan, untuk memenuhi panggilan cacing-cacing yang terus melilit perut  mereka.

Setelah makanan yang mereka santap kandas tak tersisa, Sofia pun berinisiatif sendiri untuk membersihkan piring-piring bekas makanan tersebut.

Tak lama setelah itu, Sofia pun telah selesai membersihkan piring-piring kotor bekas makanan mereka tadi. Kini, ia berniat untuk kembali ke kamarnya untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya yang telah menumpuk.

“Sofia, tunggu kakak mau bicara sama kamu?” Ucap kak Ali ketika Sofia melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

                       ●●●●●🌺🍃🌺●●●●●

Halo readers tercinta.
Maafin author y karena author  udah lamaaa banget gak update🙏
ini karena kesibukan author didunia nyata dan otak yang tiba-tiba buntu gak ada ide🤯
juga karena author  yang  lagi  badmood buat nulis😓.
Sekali lagi maafin author yang  masih  labil ini😂😅🙏.

Makasih udah mau baca curhat author yang  unfaedah ini🤩
Tapi tak apalah yah😔
Eeh tapi jangan lupa  ya👇👇
#vote👍🏻 and  coment💬

Dan jangan lupa follow ig author @azshrp

Cadar Sang Pendosa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang