How ?
Bagiku membatu seseorang adalah sebuah kewajiban. Dengan kewajiban itu dapat aku gunakan untuk mendekati Jungkook hehe. Kalian tau kan Jungkook itu ketua osis sekaligus ketua kelas 12-A2, makanya dia sering di suruh-suruh oleh guru, seperti membawakan buku, membantu wali kelasnya, dan masih banyaklah.
Karena aku peringkat 1 sesekolah, teman sekelasku juga menunjukku sebagai ketua kelas 12-A1. Tugasku hampir sama seperti Jungkook, tapi tidak seberat dirinya.
Keberuntungan memihakku sekali lagi, karena kita sama-sama ketua kelas, jadi kita sering bertemu saat seluruh ketua kelas mengadakan kumpulan.
---
Author POV
"Jungkook-ah, kembalikan semua buku ini di perpustakaan dan jika kau bertemu Jinhye bilang temui aku di ruang guru setelah pulang sekolah," ujar Mrs. Park pada Jungkook setelah pelajaran Bahasa Inggris selesai.
"Ne Mrs. Park."
"Oh iya dan satu lagi, kau juga harus menemuiku sepulang sekolah nanti."
"Ah ne," awalnya Jungkook penasaran kenapa ia ikut dipanggil, tapi ia buang rasa penasarannya itu.
Sepanjang perjalanan, Jungkook sedikit kesulitan membawa buku-buku yang tebalnya tidak wajar, jumlahnya tidak sedikit pula.
Mata Jungkook menangkap sosok yang ia cari daritadi. Lee Jinhye.
"Hey."
"Aku?" Tunjuk Jinhye pada dirinya sendiri.
"Temui Mrs. Park sepulang sekolah nanti, di ruang guru," setelah itu Jungkook melanjutkan langkahnya.
Jinhye sempat diam mematung, setelah sadar, ia langsung menghampiri Jungkook yang berada sedikit jauh darinya.
"Kenapa Mrs. Park ingin menemuiku hm?"
"Ntah," jawab Jungkook singkat, jelas, dan padat, karena terlalu fokus menjaga buku-buku agar tidak jatuh.
"Biar aku bantu," tawar Jinhye, tentu dengan senyumnya yang khas. Tangannya langsung mengambil setengah dari buku yang dibawa Jungkook
"Wow, berat juga ternyata haha," Jinhye sepertinya menyesal membawa setengah buku tersebut. Tak apa demi Jeon Jungkook, begitu kira-kira yang ia pikirkan.
"Kau tak perlu membantu," Tangan kanan Jungkook sudah akan mengambil buku yang dibawa Jinhye, tapi Jinhye memalingkan badannya ke kanan, sehingga Jungkook tidak dapat meraih buku itu.
"Tapi aku ingin membantumu, seharusnya kau berterima kasih padaku," ucap Jinhye seraya memanyunkan bibirnya.
"Terserah," Jungkook memutar bola matanya kesal.
"Akhirnya sampai juga huftt," ucap Jinhye.
Selanjutnya mereka menata buku-buku itu di rak buku.
Ini antara Jinhye yang terlalu pendek atau rak bukunya yang terlalu tinggi, daritadi Jinhye tidak dapat meletakkan buku tebal yang ia pegang, padahal itu buku pertama yang akan ia taruh. Jinhye terus mengomel sambil mencoba meletakkan buku karena kesal dengan rak buku di depannya.
"Ini raknya ketinggian kali ah, masa nggak bisa nyampe, padahal aku termasuk yang paling tinggi di kelas, harus dipendekin nih kayaknya, nggak adil kalau gini, aku--"
Tiba-tiba buku yang ia pegang lepas dari genggamannya, reflek Jinhye langsung menundukkan kepalanya.
Dukk
"Kok kayak nggak ada apa-apa?" Batin Jinhye.
Jinhye mendongakkan kepalanya ke atas. "Astaga Jungkook!" Jinhye langsung memegang kepala Jungkook yang terkena buku yang jatuh tadi. Ternyata Jungkook lah yang melindunginya.
"Kau tidak apa-apa? Apa itu sakit? Astagaa maafkan aku."
Terdengar Jungkook yang meringis pelan, raut muka Jinhye berubah khawatir melihat Jungkook. Kedua tangannya bergerak mengelus kepala Jungkook yang masih menunduk.
"Maafkan aku, aku yakin itu pasti sakit, ayo ke uks, biar aku obati."
"Tidak perlu," ucap Jungkook lalu menepis tangan Jinhye dan pergi meninggalkan Jinhye.
Jinhye tidak tinggal diam melihat Jungkook pergi begitu saja. Ia tarik tangan Jungkook, hingga menghadapnya. "Kau harus di obati, lihat kepalamu berdarah, ikuti aku."
Jinhye menggenggam tangan Jungkook dan menyeretnya menuju ke uks.
Jungkook hanya pasrah mengikuti perempuan yang menurutnya aneh itu. Ia kesal, tidak pernah ada perempuan yang berani menyentuh ataupun menggenggam tangannya segampang itu.
"Berbaringlah."
Jungkook mengikuti perintahnya. Jinhye mulai mengobati kepala Jungkook, sesekali Jungkook meringis kesakitan karena Jinhye menekan terlalu dalam.
"Kalau tidak segera diobati pasti akan infeksi, kau ini benar-benar keras kepala," ujar Jinhye.
"Apa kau bilang?" Ucap Jungkook sedikit marah.
"Aku bilang kau keras kepala, sudah selesai," Jinhye tersenyum puas setelah selesai mengobati kepala Jungkook.
"Sekarang istirahatlah, aku tau kepalamu pasti pusing, akan ku bilangkan ke guru di kelasmu kalau kau tidak dapat mengikuti pelajarannya," ujar Jinhye sambil menyelimuti Jungkook. Jungkook hanya menatapnya datar.
"Dan maafkan aku Jungkook-ah, kalau bukan karena aku, pasti kau tidak seperti ini, maaf ya," Jinhye membungkukkan badannya tanda minta maaf.
"Kalau kau butuh apa-apa, panggil aku saja, sekarang tugasku menjaga uks."
Jungkook melihat Jinhye sudah pergi dari hadapannya. "Dasar perempuan aneh."
1 jam~
Jinhye POV
Haruskah aku mengeceknya? Tapi aku takut dia terganggu nantinya, tapi aku ingin melihatnya.
Ku beranikan membuka gorden tempatnya berada, aku mengintip sedikit. Dia tidur pulas sekali, pasti sangat pusing.
Aku mendekatinya, wajahnya terlihat damai dan masih terlihat tampan tentunya.
"Aku berharap kau dapat merasakan apa yang aku rasakan Jeon Jungkook," tanganku bergerak mengelus rambutnya. Aku tersenyum melihatnya.
"Aku mencintaimu Jungkook-ah," aku mengecup pelan dahinya, lalu tersenyum kembali.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Aku tidak terkejut melihatnya tiba-tiba bangun, biarkan saja dia tau.
"Melihatmu tentunya," aku tersemyum lembut menatapnya.
I hope someday you will tell me that you need me
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get Ice Boy
FanfictionBerisi tentang berbagai caraku mendapat seorang lelaki dingin sekaligus rivalku dalam memperoleh ranking 1 sekolah. ❗I should get him before graduation, Fighting Lee Jinhye❗