5.

36 11 0
                                    

Baru beberapa langkah Faya memasuki kelas, Raka sudah senyum senyum tidak jelas kepadanya.

"Napa sih?" tanya Faya

"Ga papa" ujar Raka sambil masih tersenyum

Saat Faya duduk di bangkunya, terdapat sebungkus coklat di laci mejanya.

"Suka ga?" tanya Raka

"Lu mau ga? Gua nemu coklat di meja. Nih makan gih, gua ga doyan" ujar Faya sambil menyodorkan coklat tersebut pada Raka. Lalu meninggalkan kelas.

Sebenarnya Faya tau kalau Raka yang menaruh coklat di meja nya. Tapi dia hanya tidak terlalu suka coklat karena gigi nya mudah sakit jika makan yang manis manis.

-

Faya masih berusaha mengambil novel tebal yang berada di rak paling atas. Namun tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, tidak dapat menggapai novel tersebut.

"Haduh kasian sih pendek" ujar seorang pria yang masih fokus dengan bukunya sambil berjalan tanpa menoleh ke arah Faya.

Faya hanya berkacak pinggang lalu kembali mencoba mengambil novel tebal tersebut.

Sampai tiba tiba seorang pria mengambil buku tersebut untuk diberikan kepada Faya. Ketika Faya menoleh ternyata itu, penjaga perpustakaan.

"Eh makasih pak"

"Iya neng, kalo susah ngambil bilang aja ya gausah malu"

"Eh ga malu ko pak" ucap Faya sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal

"Ga malu gimana, tadi aja yang ngasih tau dia" sambil menunjuk Aldo yang masih membaca buku.

"Eh hehe, makasih dah pak" ujar Faya. Kepada penjanga perpustakaan yang mulai pergi.

Faya melangkah kan kaki nya ke arah tempat duduk di depan Aldo.

Sebenarnya ada beberapa topik yang ingin Faya bahas seperti misalnya. Tumben Aldo ke perpus, atau kenapa dia mau mebantu Faya lagi?

Tapi tidak satupun kata yang terlontar dari mulut Faya.

"Lu ga niat bilang makasih ke gua?" mata Faya membulat, setelah sekian lama hening. Akhirnya Aldo membuka suara.

"Makasih" pekik Faya. Setelah itu tidak ada lagi jawaban dari Aldo.

"Eh tumben lu ke perpus" Faya kembali membuka suara

"Kan ini perpus bukan punya lu. Bebas lah gua mau dateng kapan aja. Lu ga bakal nuduh gua lagi kan"

"Nuduh apa sih?"

"Nuduh kalo gua ngikutin lu sampe perpus lah!"

"Ya engga lah. Kapan juga gua nuduh elu!"

"Kemaren, gua mau beli es kelapa aja lu sensi bener kan"

"LAGIAN PAKEK SEARAH AMA GUA!" ujar Faya berdiri sambil berkacak pinggang.

Tentu saja Faya otomatis menjadi pusat perhatian di perpustakaan. Dan Aldo hanya menutupi wajah nya dengan buku, malu.

Faya yang sadar menjadi perhatian, kembali duduk dan merutuki kebodohan nya sendiri karena berbicara terlalu keras.

"Pantesan dih ga punya temen. Malu maluin mulu" ujar Aldo tanpa melihat ke Faya.

"Bacot" pekik Faya.

"Mana sampe diliatin adik kelas hadeeh"

"Bodo amat, ga kenal ini"

"Ya masalahnya, mereka kan kenal gua. Gua kan jadi ikut malu lah!"

"Setiap di panggil ke ruang Bk make speaker sekolah aja ga malu!"

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang