Sasuke menginjakkan kakinya di pasir pantai, menatap gerombolan yang lain sudah tampak siap dengan pakaian mereka, dan ia baru saja tiba. Pemuda itu bergabung, dan menyadari dia terlambat. "Maaf, Aku baru sarapan," ujarnya dengan nada menyesal. Naruto menyengir lebar dan menggeleng, pemuda itu melemparkan snorkel ke arahnya.
"Tidak usah minta maaf, cepat pakai peralatanmu."
Dia memasang mask dan snorkel, kemudian menenteng fins miliknya. Sakura berlari-lari kecil menghampirinya, gadis itu sama siap dengan yang lain. "Hai jagoan.." Sakura berjinjit, mengecup pipinya yang tidak tertutupi mask, "kami menunggumu."
Sasuke tertawa kecil, dengan Sakura berjalan di sebelahnya, menghampiri yang lain. Karin sudah duduk dengan pakaian lengkap, berbincang-bincang dengan Shion. Sasori sedang membantu Temari dan Shikamaru memasang life vest, dan memberi beberapa instruksi pada dua pasangan pemula itu.
"Baiklah teman-teman, karena Sasuke sudah datang, jadi kita bisa melompat bersama sekarang," Naruto mengumpulkan atensi semua orang. Pemuda pirang itu menyengir, "Sai dan Deidara tidak ingin ikut, dan mereka berdua sedang bersantai di resort. Jadi apa ini semua yang siap?" Mereka mengangguk semangat. Naruto memimpin, dan semua mulai menyelam. Biru di atas dan biru di bawah, ini liburan yang menyenangkan.
Selama satu jam penuh mereka bermain di dalam air, dan tidak bosan berenang ke sana ke mari. Temari benar-benar lihai, berbanding terbalik dengan Shikamaru, namun tidak ada yang mempermasalahkannya. Mereka berhenti menyelam ketika Sai memanggil dengan wajah jenuh, meminta mereka berhenti karena ia kesepian.
Semua naik ke permukaan. Tidak ada yang mengeluh, mereka menikmati waktu yang cukup.
Sasuke baru keluar dari kamar mandi ketika pintu penginapannya di ketuk dengan irama tiga yang familiar. Sakura datang, dan ia tau serta tersenyum. Pemuda itu membukakan pintu, dengan santai dan hanya mengenakan celana bokser.
"Kau sudah selesai?" gadis itu mengenakan celana pendek berwarna putih dan tank top merah bertali spaghetti. Sasuke mengangguk. "Kalau begitu pakai bajumu. Aku ingin mentraktirmu dengan sebuah kencan," ujarnya dengan cengiran yang memperlihatkan deretan gigi.
"Kau mengajakku kencan?" Sasuke tertawa kecil.
"Ya. Dan aku tidak akan mengajakmu dua kali," Sasuke terkekeh dan mengangguk. Dia mengenakan jeans panjang kali ini dan kaos putih yang mencetak otot tubuhnya. Pemuda itu keluar tidak lama, dan Sakura tidak menahan diri untuk tidak merangkul lengannya.
"Ayo grandpa," ujarnya dengan tawa riang. Sasuke mengernyit lucu dan mengikuti derap langkah kaki itu. Tidak mengatakan apapun.
Ketika mereka berhenti, di depan pintu Hakuna terparkir sepeda motor berwarna hitam dengan dua helmnya yang berwarna putih. "Kau pernah naik motor sebelumnya?" Sakura bertanya semangat. Pemuda itu menggangguk, tentu saja. "Maksudku naik di boncengan. Karena hari ini Aku akan membawamu jalan-jalan!"
"Kau yang akan mengendarainya?" Sasuke membulatkan mata, nyaris ragu.
"Jangan pasang wajah itu. Aku bisa menungganginya dengan baik," dia memakai helm, dan menyerahkan pada Sasuke. "Cepaaaaat!" ujarnya ketus saat pria itu hanya diam dan bingung. Gadis itu tersenyum senang ketika Sasuke naik ke belakangnya, tidak tau harus melakukan apa, dan ia menyalakan sepeda motor.
"Berpegangan," Sakura berucap cepat dan mereka melaju. Sasuke awalnya tersentak karena gadis manis itu langsung menancap gas dan meninggalkan Hakuna. Namun kemudian ia tersenyum, mendengus geli dan meletakkan tangannya di perut rata itu. Benar-benar berpegangan pada tubuh mungil.
Sakura mengernyit ketika ia rasa tangan pria itu turun dan bertengger di lututnya, "Apa yang kau lakukan?" ia berteriak mengalahkan deru angin.
"Tapi kau bilang berpegangan," Sasuke terkekeh di belakangnya. "Jika kau oleng, kita jatuh. Aku mempertaruhkan nyawaku padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amante
FanfictionYang ia ingat hanya pantai, lalu suara deburan ombak, kemudian aroma laut lepas. Lalu di bawah bulan, jemari yang saling bergenggaman tangan, ayunan tubuh hanyut bersama lantunan irama dan panggilan samudera. Dengan dua penaif berharap tidak akan pe...