10

29.8K 1.4K 13
                                    

Sejak pertengkaran kami yang terakhir aku sama sekali tidak pernah berbicara ataupun bertegur sapa dengan Paman Will. Bahkan saat kami duduk di meja makan yang sama hanya terdengar suara dentingan garpu dan piring yang memecah keheningan. Tuan Cliff adalah perantara apabila aku ingin meminta izin kepada Paman Will untuk pergi ke suatu tempat atau pulang terlambat, sejauh ini ia juga tidak terlalu mengekangku sebab apa yang kulakukan tidak melanggar peraturan yang ia buat.

Dan hari ini, di siang hari yang terik ini lagi-lagi aku meminta bantuan kepada Tuan Cliff seperti biasanya untuk menghubungi pamanku dan mengatakan kalau aku ingin mengerjakan tugas bersama teman-temanku. Kali ini Lauren dan Ashley ingin tugas kelompok kami dikerjakan di rumahku—maksudku, rumah Paman Will dan aku tidak tahu apakah lelaki tua yang angkuh itu akan mengizinkanku membawa orang lain masuk ke dalam rumahnya yang mewah atau tidak.

Tuan Cliff menghampiriku setelah ia selesai berbicara dengan Paman Will lewat panggilan telepon. Aku menunggunya dengan gelisah sembari bersandar pada badan mobil, sementara itu Lauren dan Ashley sibuk menyeruput sodanya.

"Bagaimana, Tuan Cliff? Dia tidak memberikan izin?" tanyaku.

Tuan Cliff tersenyum kecil lalu berkata, "Mr Grissham membolehkan Anda mengerjakan tugas bersama teman-teman Anda di rumah Nona Sasha, ia mengatakan Anda boleh menghubunginya langsung jika Anda dan teman-teman Anda membutuhkan sesuatu"

Oh, murah hati sekali. Di dalam benakku aku mendengus karena tahu sikapnya itu hanya sekedar basa-basi saja.

"Pamanmu baik juga, sepertinya aku bisa meminta porsche kepadanya" sahut Lauren sambil terkekik geli.

Aku memutar kedua bola mataku, "Berdoalah kau tidak pernah bertemu dengannya" aku bergumam.

Lauren menatapku dengan dahi yang berkerut dalam, "Apa?"

Sadar wanita itu hampir mendengar kalimatku aku segera menggeleng dan berusaha mengalihkan perbincangan, "Tidak ada. Cepat masuk ke dalam mobil, kita harus segera menyelesaikan tugasnya!"

Mereka mengangguk dan kami segera masuk ke dalam mobil yang sehari-harinya Tuan Cliff gunakan sebagai transportasiku. Di dalam perjalanan kami sibuk membicarakan apa yang harus kami lakukan saat tiba di rumah. Tugas kali ini kami dapatkan dari dosen yang paling kejam, yup Mrs Hilman. Dia memberikan setumpuk tugas minggu ini dan tugas kelompok yang kukerjakan bersama Lauren dan Ashley adalah tugas terakhir di pertemuan keenam. Tak seorang pun mahasiswa di kelas kami yang berani berkomentar mengingat ia adalah dosen yang paling kejam dan tidak segan-segan bermain-main dengan nilai.

Memasuki pekarangan rumah William Grissham. Lauren dan Ashley tercengang dengan mulut yang nyaris menyentuh lantai ketika kami tiba. Aku turun dari mobil lebih dulu dan mereka menyusulku, kami mengucapkan terima kasih kepada Tuan Cliff sebelum masuk ke dalam rumah.

"Aku tidak percaya ini!" pekik Lauren.

"Apa?" tanyaku.

"Di kampus kau bergaya seperti gembel tapi ternyata kau tinggal di rumah semewah ini Sahsa!"

Aku menghembuskan nafas jengah, "Ini bukan rumahku, ini rumah—"

"Pamanmu, kami tahu" sela Ashley, "Sepertinya dia menghasilkan ribuan dolar setiap harinya"

Oh, jangan membicarakan Paman Will atau hari-hariku akan berubah menjadi buruk.

"Bisakah kita berhenti membicarakannya, aku tidak tahu berapa dolar yang dia dapatkan dalam sehari" aku menggerutu.

Lauren dan Ashley tertawa geli.

Aku membawa mereka ke ruang tengah kemudian meminta Bibi Rosie membuatkan kami sedikit camilan yang bisa kami makan sambil mengerjakan tugas. Kami hampir selesai saat tiba-tiba saja Paman Will muncul di ruang tengah dan membuyarkan pikiran Lauren dan Ashley yang sedang fokus mengerjakan tugas. Sementara itu aku bertanya-tanya, apa yang lelaki itu lakukan di rumah pada siang hari? Ia pulang lebih awal dari biasanya.

"Maaf mengganggu, kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian aku kembali untuk mengambil sesuatu yang ketinggalan" ucapnya. Entah mengapa dia terdengar sangat lega.

Paman Will berjalan melewati kami dan masuk ke dalam kamarnya. Aku tidak yakin ia benar-benar pulang karena ingin mengambil 'sesuatu' yang ketinggalan, ia terlalu sibuk untuk itu dan punya sekertaris pribadi yang bisa melakukannya.

Setelah Paman Will menghilang dari pandangan kami, Lauren menyenggol bahuku sambil berkata, "Kau tidak memperkenalkan kami kepada pamanmu"

Ashley menghembuskan nafas panjang, "God dammit he's so fucking hot!"

Woah, ini pertama kalinya aku melihat Ashley memuji seorang pria dan sialnya yang ia bicarakan adalah pamanku yang menyebalkan. Ugh, aku tidak senang mendengarnya.

"Cukup girls, mati kita selesaikan tugas ini"

Mereka tertawa geli.

Apa yang Ashley katakan tentang Paman Will membuat ingatanku kembali berputar dan jatuh pada saat di mana aku mengintipnya bersama kekasihnya di ruang kerja. Sekujur tubuhku meremang mengingat bagaimana buasnya ia malam itu sehingga maskara Nancy luntur karena air mata yang terus mengalir. Wanita itu menjerit dan mendesah dengan penuh kenikmatan ketika Paman Will menggempurnya habis-habisan dan aku jadi penasaran, bagaimana rasanya? Mengapa ia menikmati setiap sentuhan dari tangan Paman Will yang kasar? Bagaimana ia masih bisa berjalan setelah Paman Will bercinta dengannya habis-habisan? Dan kenikmatan itu....kenikmatan seperti apa yang Paman Will berikan kepadanya sehingga tubuhnya gemetaran saat ia datang?

Aku ingin tahu.

"Sasha are you okay?" aku terkesiap karena Ashley mengguncang bahuku. Kedua temanku menatapku dengan heran.

"Maaf, sampai di mana tadi?" tanyaku, berusaha mengalihkan perhatian mereka. Tapi Lauren dan Ashley tak kunjung berhenti menatapku, "Aku baik-baik saja, hanya sedikit mengantuk"

"Nah, you're lying" sahut Lauren, "Kau menggigit bibir bawahmu seperti sedang horny, apa yang kau pikirkan tadi?"

"Enough, Lauren!" pekikku, dapat kurasakan wajahku memanas karena tebakannya yang tepat sasaran, "Bisakah kalian serius agar kita tidak membuang waktu banyak untuk menyelesaikan tugas ini?"

Mereka mengangguk dan kami pun kembali melanjutkan tugas kami yang tertunda karena  William Grissham. Oh, seharusnya ia tidak muncul dan merusak pikiranku!

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apapun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

His Little Niece (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang