"Jadi ia akan datang?" tanya Kenzie saat Alvian dan Rexanne baru saja datang dari kerajaan Transylvania.
Alvian mengangguk sopan. "Benar, Yang Mulia. Hamba rasa," ucapnya ragu.
Kenzie menatap gurat bingung di wajah Alvian. "Apakah dia terlihat ketakutan?"
Alvian mendongakkan wajahnya sesaat lalu kembali menunduk. "Benar, Yang Mulia. Hamba tak pernah melihat kecemasan yang begitu besar di mata Kakak hamba sebelumnya. Namun hari ini, tubuhnya bergetar takut dengan raut kekhawatiran yang tak bisa hamba jelaskan."
Aaric, Ernest, Lykaios dan Rexanne hanya bisa diam. Dalam ruangan ini, dimana biasa tercipta sebuah kehangatan keluarga kini berubah tegang dengan suasana sepi yang mencekam. Hanya deru napas berat yang sesekali terdengar, namun hal itu tak cukup untuk membuat keadaan membaik.
Ellina yang duduk di samping Kenzie menggigit bibir bawahnya pelan. Ini sudah dua hari sejak informasi yang burung Phoenix berikan. Tapi aku belum memiliki jalan keluar lain.
"Alvian," panggil Kenzie pelan.
"Hamba, Yang Mulia."
"Jika Kakakmu setakut itu, berarti masalah ini benar-benar mengarah ke hal buruk."
Mata Lykaios dan Ernest berbinar takut. Ada riak-riak kekhawatiran layaknya ombak yang bergulung-gulung tanpa batas. Sudah bukan rahasia, bahwa klan Vampire dan Iblis adalah klan terlama yang hidup di dunia kegelapan. Jika Livian merasa sedemikian takut, itu berarti masalah ini benar-benar buruk seperti yang Kenzie takutkan.
"Kalian, pergilah ke kerajaan Alaistar sekarang. Tidak, pergilah ke seluruh kerajaan dan temukan seluruh buku kuno. Ini perintah!"
Alvian, Lykaios, Aaric dan Ernest langsung menunduk patuh. "Di laksanakan, Yang Mulia."
"Ayah, bagaimana denganku?" tanya Rexanne tersenyum manis.
Alvian menoleh sesaat. "Ampun Yang Mulia, bukan hamba tak tahu tempat hamba. Tapi Kakak hamba juga berpesan untuk penjagaan terhadap Putri lebih di perhatikan."
Kenzie mengangguk paham. "Itu karena dalam darahnya mengalir darahku dan darah sang Ratu. Livian benar, Rexanne pun dapat memicu bahaya yang tak terduga."
"Aku tetap akan pergi," ungkap Rexanne jelas. Hal itu membuat tatapan Kenzie kian khawatir. "Ayah sudah berjanji."
Kenzie tampak diam berpikir. Hingga Ellina menyela. "Berjanjilah untuk tidak mendekati tanah terlarang dan tak menciptakan kerusakan."
Rexanne merasa lega dengan kata-kata Ibunya. "Aku berjanji,"
"Karena Ibumu telah memutuskan, kau boleh pergi bersama mereka. Ingatlah janjimu, karena tak semua klan mengenalmu dengan baik."
Rexanne kembali mengangguk. Kini mereka berlima undur diri dan mulai menjalankan tugas. Sedangkan Kenzie dan Ellina di liputi rasa khawatir. Mereka berdua mulai saling bertukar pendapat untuk mencari jalan keluar yang pas.
***
Perpustakaan Transylvania tampak padat dengan semua buku yang berdebu. Livian dan Ethan saling bekerja sama untuk mencari sebuah buku kuno yang menjadi permintaan Hyronimous. Dalam mencari, Livian menceritakan semua hal yang ia takutkan pada Ethan. Melupakan bahwa masalah ini sangat rahasia meski itu dengan bawahannya saja.
"Apakah buku ini, Yang Mulia?"
Livian menoleh, berpindah tempat dengan cepat. Menarik sebuah buku dari tangan Ethan cepat. "Bukan, ia berwarna emas dengan corak mawar merah darah di setiap sudut sampulnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCESS (The Dark In Fear, The Cuddle In Death)
FantasySequel Of Me And My Lord Devil / My Lord and Fix Our Memories. Aku mencintanya! Mencintai seorang manusia yang membenci mahluk iblis sepertiku! Mencintai seorang manusia yang tak pernah tertarik untuk menatap mataku. Saat semua begitu mudah untuk...