"Karena aku ingin menjadi yang terkuat."
Karena aju ingin menjadi yang terkuat. Yang Ter. Ku. At! Ellina mengedipkan matanya. Kata-kata Lucio terlintas di benaknya. Ia menatap amarah di mata Kenzie. Lalu beralih menatap Lucio yang masih tersenyum lembut.
Jalan terbaik! Jika dia sebagai iblis tergelap, maka aku sang pemilik kehidupan juga akan sanggup meneranginya.
"Lord," ucap Ellina pelan. Sangat pelan hingga seluruh mata yang ada di sana menatapnya.
"Oh, kau memiliki Istri yang sangat cantik," alih Lucio membuat amarah Kenzie kian tersulut. "Bisakah aku memilikinya juga?"
Guratan marah terlihat jelas. Tidak hanya Kenzie, tapi juga dengan empat pengawalnya. Ethan tersenyum melihat itu semua. Namun Lucio hanya terdiam saat Ellina melangkah anggun lalu menyentuh pipi Kenzie pelan. Tersenyum lembut dengan tatapan penuh kerinduan.
"Tatap mataku," ucap Ellina hingga Kenzie menurut. "Sekarang," lanjutnya saat manik matanya mengunci tatapan Kenzie.
Dunia seakan berhenti berputar. Lucio yang baru saja menyadari kekuatan Ellina melangkah mundur. Tidak ada yang bisa bergerak. Ia pun sama. Ellina mengerjap pelan lalu menatap sekitarnya. Tersenyum saat waktu benar-benar berhenti berputar. Menyisakan angin yang berhembus pelan namun tak dapat menggerakkan daun di sekitarnya. Juga tetesan air yang tetap berada di udara tanpa bisa jatuh ke tanah.
Melangkah pelan, Ellina mendekati Lucio. Menatap datar wajah tampan Lucio yang memiliki senyum hangat nan lembut. Tanpa terasa jari Ellina menyentuh ujung hidung mancung Lucio.
"Wajahmu sangat menipu," bisik Ellina. "Sudah berapa banyak yang tertipu dengan wajah baikmu?"
Tiupan napas perlahan terasa di tangan Ellina. Mata Lucio membulat sesaat seiring dengan langkahnya yang mundur selangkah.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lucio dingin. Raut wajahnya mengeras melihat sekitarnya yang tak bergerak sedikitpun. "Pengendali waktu," seringainya berkilat minat saat manik matanya menatap wajah ayu Ellina.
"Tataplah, tenggelamlah."
Lucio terperangkap! Ucapan Ellina bagaikan mantra yang sulit ia hindari. Ia hanya bisa menahan dirinya saat Ellina melangkah mendekatinya. Menyentuh keningnya pelan, meski ia meronta untuk bergerak.
"Kau tak akan bisa bergerak," ujar Ellina menerangkan. "Aku sangat tidak menyukai saat kau membuat Suamiku hilang kendali. Kau tahu kenapa? Karena aku tahu tujuanmu. Kau ingin dunia iblis hancur lalu kau menyerap kekuatan yang tersisa dari kehancuran 'kan? Dan yang dapat melakukan itu semua hanyalah Suamiku."
Lucio mengeratkan tangannya meski tak bisa. Ia benar-benar meremehkan Ellina karena sepertinya wanita ini hanya diam.
"Kau bisa menggerakkan matamu," perintah Ellina lembut dan benar saja. Lucio mampu berkedip. "Aku juga mengijinkanmu untuk menjawab kata-kataku,"
"Kau!" Lucio terbelalak saat kata-kata berhasil lolos dari bibirnya. "Kau mengendalikan aku?"
Ellina tertawa lirih. Mengelilingi tubuh Lucio yang tak bergerak lalu kembali ke hadapan Lucio. "Apakah kau tak tahu? Di dunia ini, akulah sang pengendali terbaik. Pikiran, waktu, kehidupan dan kematian!"
"Hahahaha, kau sangat yakin dengan ucapanmu."
Ellina tersenyum tipis. Merasa bahwa Lucio semakin jatuh dalam perangkapnya. "Kau ingin mencobanya?"
"Apa?"
"Pengendalianku. Aku akan membawamu jauh,"
Lucio tertawa tak percaya. "Kemana? Lalu bagaimana dengan mereka semua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCESS (The Dark In Fear, The Cuddle In Death)
FantasySequel Of Me And My Lord Devil / My Lord and Fix Our Memories. Aku mencintanya! Mencintai seorang manusia yang membenci mahluk iblis sepertiku! Mencintai seorang manusia yang tak pernah tertarik untuk menatap mataku. Saat semua begitu mudah untuk...