Bom?

6K 523 18
                                    

Teriknya mentari menyilaukan sosok perempuan cantik yang sedang duduk sambil membaca buku resep masakan itu. Rachel memang suka sekali memasak akhir-akhir ini. Tetapi tetap saja tidak ada perkembangan dengan rasa masakannya. Masakan buatannya memang selalu terlihat cantik dan lezat, tapi faktanya itu semua hambar. Dan Chanyeol sering berkomentar dengan gaya yang sangat menyebalkan, 'untuk apa kau membaca buku resep jika masakanmu masih tetap tidak enak?'

Sungguh kurang ajar, bukan?

Ya begitulah memang. Dia bilang cinta dan sayang, tetapi perkataannya sungguh selalu menyebalkan dan itu susah untuk diperbaiki. Tetapi sekarang Rachel sudah mengenalnya dengan baik, jadi diabaikan saja olehnya. Toh memang sudah seperti itu sejak lahir.

"Sangat membosankan..." Rachel melempar buku resepnya ke atas meja lalu sedikit merentangkan kaki jenjangnya. Dengan posisi duduk tegap berjam-jam membuatnya merasa pegal.

"Ah sudah waktunya Angel pulang, aku harus menjemputnya."

Rachel berdiri dan bergegas menuju kamar untuk mengganti pakaiannya. Jika Chanyeol bertugas untuk mengantar Angel, maka Rachel-lah yang bertugas untuk menjemputnya. Rachel tidak akan membiarkan putra satu-satunya pulang sendiri dengan usianya yang masih 3 tahun itu.

Tidak butuh waktu lama untuk mengganti pakaiannya, Rachel meraih kunci mobil yang bertengger di atas meja dan cepat-cepat masuk ke mobil.

Mobil melaju perlahan dan menembus jalan raya yang sedikit lebih lenggang, mungkin semua orang akan malas beraktivitas jika di siang hari seperti ini. Ya, kebanyakan orang akan menghindari matahari untuk melindungi kulit cantiknya.

Ting!

Bunyi notifikasi pesan masuk berbunyi. Rachel lalu menepikan mobilnya dan membuka pesan masuk tersebut. Sedetik kemudian raut wajahnya berubah menjadi kesal. Penyebab kekesalan Rachel ialah pesan tersebut ternyata berasal dari seorang wanita pelacur yang pernah tidur dengan suaminya. Siapa lagi kalau bukan Kang Seulgi.

Hi darling, aku seulgi. Kau tidak lupa denganku kan? Bagaimana kabarmu setelah merebut seseorang dariku? Apa kau bahagia? Sebenarnya aku punya berita besar untukmu, umm...seperti bom mungkin. Dan bom itu akan meledak menghancurkan hatimu jika kau mendengarnya. Mau mendengarnya?

Seperti itulah isi pesan yang dikirimkan oleh seulgi. Rachel tentu terkejut atas apa yang dia baca barusan. Apa maksud dari pesan itu? Ada apa dengan bom? Kenapa hatiku akan hancur?

Beribu-ribu pertanyaan memenuhi pikiran Rachel. Dia tidak bisa fokus saat ini. Jika dia lanjut mengemudi, kemungkinan akan berbahaya. Bisa saja saat mobil sudah melaju dia bisa kehilangan fokusnya untuk mengemudi, bukan?

Akhirnya Rachel memutuskan untuk menelepon Chanyeol. Dia mungkin akan sedikit beralasan agar Chanyeol tidak akan khawatir padanya.

"Halo sayang? Ada apa?"

"Apa sekretaris Jung bisa menjemput Angel dan membawanya ke kantormu dulu? Aku tidak bisa menjemputnya karena terjebak hujan, bisakah?"

"Umm baiklah...biar sekretaris Jung yang menjemputnya, kau istirahat saja dirumah. Tapi...benarkah disana hujan? Bukankah cuaca sangat bagus?"

Oh tuhan, aku tidak terpikirkan sama sekali dengan hal itu. -Rachel

"Apa kau meragukanku?"

"Tidak...tidak..."

"Kalau begitu aku tutup ya."

"Baiklah...sampai jumpa dirumah, Nona Park."

"Sampai jumpa."

Tut!

Telepon berhenti bersambung. Jantungnya kini berdetak lebih cepat dari biasanya. Ini karena alasan bodohnya yang mungkin akan ditertawakan Chanyeol disana. Tidak mungkin jika Chanyeol tidak tahu cuaca dikotanya sendiri. Setidaknya nanti malam Rachel harus bersiap-siap agar tidak diterkamnya karena telah membohonginya.

"Ah benar, ini bukan saatnya memikirkan kebohonganku padanya. Aku bisa saja meluluhkannya agar tidak marah padaku. Tetapi disinilah masalahnya ada pada Seulgi si jalang itu. Apa yang akan dia lakukan sebenarnya?"

Otak Rachel berputar keras untuk memecahkan arti pesan itu. Sudah sejak lama dia tidak pernah berpikir keras, terakhir kali itu ketika dia disuruh mengerjakan tugas matematika oleh Mr. Steve dulu. Rachel memang sangat malas jika berurusan dengan 'berpikir keras'. Bahkan Chanyeol memberinya julukan 'si bodoh yang setiap masak selalu hambar'

"Aku tidak peduli. Mungkin dia hanya iseng dan tidak memiliki pekerjaan. Lebih baik aku fokus dan kembali pulang..."

Akhirnya Rachel memutuskan untuk kembali ke rumah. Tidak tahu saja dia, bahwa didepan rumah sedang ada seseorang yang menunggu untuk menghancurkannya saat itu juga.

#tbc

My Life Destroyer Man #2; [Park Chanyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang