Memilih Dia

4.8K 496 41
                                    

Hari sudah semakin larut malam, dan Chanyeol belum kunjung pulang. Padahal dia sudah berjanji tadi pagi bahwa dia tidak akan pulang larut malam lagi. Tapi kenyataannya?

Dia mengingkari janjinya. Dan Angel pulang pun diantarkan sekretaris Jung sore tadi.

Pemikiran negatif tentang Chanyeol semakin memperburuk suasana hati Rachel. Ditambah dia mengingkari janjinya dan berbohong. Dan Rachel ingin tahu apa lagi alasan yang akan dibuat suaminya nanti. Apakah tentang klien lagi?

Sudah setengah hari Rachel menangis sambil menatap kertas diagnosa tadi. Dia sengaja tidak mengembalikannya pada Seulgi, agar suaminya nanti tidak akan bisa mengelak lagi jika Rachel sudah memiliki buktinya ini. Dan tentu saja Seulgi sangat...sangat tidak keberatan jika kertas itu dibawanya.

Rachel berada di kamar Angel saat ini. Sesekali dia menatap putranya yang sudah terlelap dalam mimpinya itu. Ketika menatapnya, tangisan Rachel akan semakin deras. Dia hanya teringat dulu ketika melahirkan Angel. Dulu, Chanyeol sangat tidak ingin Rachel pergi sampai-sampai berani memarahi dokter dan suster di rumah sakit. Dia sudah seperti orang yang kehilangan kewarasannya ketika melihat Rachel terbaring lemah di ranjang pasien. Tapi sekarang, Chanyeol malah menyakitinya lagi. Dan itu kembali terulang seperti ketika Rachel dijadikan boneka olehnya.

Setelah dipikir-pikir oleh Rachel, Chanyeol memang tidak ada perubahan. Dia hanya berubah dari sikapnya terhadap Rachel saja. Kepada Angel, dia sama sekali tidak pernah ingin menyentuhnya atau berbicara padanya. Tetapi jika di depan Rachel, dia akan bersikap layaknya seorang ayah kepada Angel. Rachel tahu Chanyeol tidak seperti itu jika mereka hanya berdua, karena Angel sering mengadu padanya. Chanyeol sering diam di mobil, dia tak pernah berbicara apapun pada Angel. Chanyeol akan berbicara pada Angel seperlunya saja dan itu pastinya hal penting mengenai Rachel. Meskipun Angel berbicara padanya, dia akan membalasnya dengan tatapan dingin khasnya. Entah apa alasan Chanyeol jadi seperti itu kepada anaknya sendiri. Yang pasti, Chanyeol sangat membenci Angel.

Untuk beberapa tahun ini, Rachel tidak pernah menyinggung soal sikap Chanyeol terhadap Angel. Dia akan membiarkannya karena mereka sama-sama saling membenci. Tapi jika masalahnya sudah seperti ini, apa Rachel harus diam bak patung yang bergerak saja? Mampukah dia membiarkan suaminya menikah dengan orang lain?

Tidak, Rachel sangat mencintainya. Tapi Seulgi sedang mengandung, dan itu anak dari suaminya. Apa Rachel akan pergi bersama Angel agar mereka bisa hidup bersama? Haruskah Rachel mengorbankan perasaannya saat ini?

"Ya Tuhan, tolonglah aku...bagaimana hidup Angel jika tanpa ayah? Tapi Seulgi...hiks"

Rachel tiada hentinya menangis. Wajahnya kini sudah memerah akibat terlalu banyak menangis, bahkan matanya pun membengkak. Menunggu dan menangis sangat melelahkan hati dan jiwanya. Jika ada Daniel, mungkin dia akan menenangkannya. Karena Daniel-lah yang selalu ada untuknya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu malam, dan Chanyeol belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Tapi sedetik kemudian dengan tiba-tiba dan mengejutkan, pintu kamar Angel terbuka dan menampilkan sosok yang sangat ditunggu-tunggu dari siang tadi. Rachel terkejut dan langsung menghapus jejak air mata diwajahnya.

"Sayang, ku pikir kau harus dihukum karena membohongiku tadi. Apa kau sudah siap?" Chanyeol berjalan menghampiri Rachel dan memeluknya dari belakang. Dia rupanya belum menyadari bahwa istrinya habis menangis berjam-jam karenanya.

"Jangan menyentuhku!" Dengan mengumpulkan seluruh keberanian, Rachel membentak Chanyeol. Chanyeol yang mendengarnya terkejut atas bentakan istrinya tersebut. Pasalnya, tadi pagi Rachel tampak baik-baik saja terhadapnya.

"Sayang, kau kenapa?" Tanya Chanyeol masih dengan memeluk istrinya.

Rachel langsung melemparkan kertas diagnosa itu ke lantai dengan marah. "Baca itu!"

Chanyeol menatap kertas yang meluncur bebas dilantai itu dan menatap tajam Rachel, "Apa itu? Bukankah kau sedikit kasar kepadaku dengan melemparkannya ke lantai?"

"Jangan banyak bicara dan baca saja, kau memang pantas mendapatkannya!"

Pernyataan Rachel membuat Chanyeol mengalah dan memungut kertas itu lalu membacanya. Rachel yang melihat Chanyeol mulai membacanya langsung menutup wajah dan terisak kembali.

Rahang Chanyeol mengeras ketika melihat kata 'Kang Seulgi' dan 'hamil' disana. Tangannya mengepal kuat dan hampir menghancurkan kertas itu. Dengan kekuatan penuh, dia membalikkan tubuh Rachel agar menghadapnya. "Katakan padaku, dari mana kau mendapatkan ini?"

Rachel semakin terisak dan meringis tatkala lengannya diremas kuat tanpa ampun oleh Chanyeol. Chanyeol yang menyadari bahwa dia telah kasar terhadap istrinya langsung melonggarkan pegangannya. "Apa maksudnya itu, Rachel?"

Rachel mengatur nafasnya dan mulai berbicara, "Seulgi mengandung anakmu, dan itu sudah 2 bulan."

Chanyeol membeku. Dia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Mendengar pernyataan Rachel barusan membuatnya tak berkutik. Bagaimana bisa Seulgi hamil dan itu anaknya?

Chanyeol memang bertemu Seulgi 3 bulan yang lalu ketika dia dikenalkan dengan Taeyong Lee, kliennya yang kebetulan sahabat Seulgi. Memang saat itu Chanyeol minum satu botol bir, dan itu membuat Chanyeol mabuk. Entah apa yang terjadi sampai akhirnya dia bangun di pagi hari dengan terbaring disebuah kamar hotel sendirian. Karena menurutnya tidak terjadi apa-apa, jadi Chanyeol tidak pernah menanyakan malam itu kepada Seulgi dan Taeyong. Mungkinkah Chanyeol dijebak oleh dua orang itu?

"Sayang, dengarkan aku. Aku tid-"

"Berhenti membuat alasan, Park Chanyeol! Kau membuatku muak!!"

Rachel berjalan keluar diikuti teriakan Chanyeol yang memanggil namanya. Dia menuju kamarnya untuk mengemas barang-barangnya. Keputusannya sudah bulat bahwa dia akan meninggalkan Chanyeol sendirian.

"Rachel, apa kau sudah gila?!"

Chanyeol muncul dan mengeluarkan kembali pakaian Rachel yang sudah dimasukkannya ke dalam koper. Semakin banyak Rachel memasukkan pakaiannya, semakin banyak pula pakaian yang Chanyeol keluarkan. Chanyeol hanya tidak rela jika istrinya pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasannya dulu.

"Ya, aku gila! Gila karena percaya pada pria brengsek sepertimu. Harusnya aku menyadari bahwa kau memang tidak akan berubah terlepas dengan sikapmu terhadap Angel selama ini." Rachel akhirnya menyerah dan membiarkan pakaiannya menumpuk dilantai. Karena dilanjutkan pun pasti akan Chanyeol kacaukan lagi.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau setiap malam tidak ada dikamar dan selalu berada dikamar Angel. Apa kau tidak mengerti bagaimana aku sangat membutuhkanmu?"

"Karena aku tidak bisa membiarkan dia menangis. Dia anakku, dan aku berhak menghiburnya agar tidak menangis. Aku tahu kau sangat membencinya, jadi berhentilah mengeluh tentang itu jika kau sendiri sangat tidak peduli padanya!"

Rahang Chanyeol kembali mengeras, tangannya mengepal kuat, dan matanya mengeluarkan tatapan menusuk kepada Rachel. "Cih...karena itulah aku sangat membencinya. Kau selalu pilih kasih!"

"Pilih kasih katamu? Apa kau tahu Angel sangat susah untuk berhenti menangis? Kau tidak merasakannya karena kau tidak merawatnya. Kau tahu, aku sangat lelah. Karenamu, karena Angel, dan karena semua masalah ini. Jadi kumohon jangan mencegahku..."

"Silahkan, aku tidak akan melarangmu lagi. Aku akan pergi ke rumah Seulgi sekarang..."

Tak disangka, Chanyeol meninggalkan Rachel dengan perkataan terakhirnya yang menyakitkan. Dan Rachel kembali menangis sembari memeluk lututnya. Apa yang dia pikirkan tentang Chanyeol ternyata benar. Chanyeol lebih memilih Seulgi dibanding dirinya. Chanyeol bahkan menyebutnya pilih kasih. Tidak sadarkah bahwa dia kekanakan karena telah membenci Angel dengan alasannya yang tidak logis seperti itu?

"Kau benar Seulgi, aku hanya boneka sexnya saja. Sungguh ironis bukan?"

Rachel mengusap air matanya dan berdiri untuk kembali mengepak pakaiannya dan Angel.

"Wendy Son, apakah kau rela dia telah melupakanmu dan menyakitiku?"

#tbc

My Life Destroyer Man #2; [Park Chanyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang