SEDERHANA

4.1K 218 33
                                    

Tae dan Sean membuat kesepakatan yang pastinya akan berdampak buruk pada siapa saja yang kalah dari taruhan kali ini.

Mereka melakukan sebuah taruhan. Siapa pengunjung yang lebih menggunakan eskalator terlebih dahulu. Sean bertaruh laki-laki, sedangkan Tae perempuan.

Mereka menunggu dengan perasaan gelisah. Ily yang menjadi penonton hanya bisa mengamati akan tingkah konyol keduanya.

Kedua lelaki yang biasanya bersikap dingin ini, kini malah melakukan hal konyol yang bahkan bisa di pastikan tak ada siapa pun yang percaya bahwa mereka ini gila.

Tae berdiri kala matanya melihat dua sosok perempuan yang tengah mengobrol mendekati eskalator. Namun hal yang terjadi selanjutnya membuat Tae mendesah kecewa dengan takdir yang di alaminya.

Sean berteriak kegirangan kala ia lah yang memenangkan taruhannya.

Kenapa bisa terjadi? Ya, karena sebelum dua perempuan itu menapakkan kakinya pada eskalator, seorang laki-laki menyerobot dua perempuan itu seraya berlari untuk lebih dahulu menaiki eskalator nya.

Dan... kemenangan pun di raih oleh Sean.

Sebagai kesepakatan mereka, akhirnya Tae lah yang membawa barang belanjaan mereka bertiga. Dengan muka di tekuk, ia mengekori Ily dan Sean yang saling merangkulkan tangan, Sean pada bahu Ily dan Ily pada pinggang Sean.

Tae?

Dia mengikuti mereka dari belakang. Macam kacung aja lo Tae wkwk.

"Woyy... berhenti dulu napa? Tangan gue pegel Sean!" Ucap Tae dengan berapi-api. Sean merasa jengah karena sepanjang jalan Tae mengeluh, tak pernah di tanggap sekalipun.

Sedangkan setiap Ily ingin berbalik untuk mendengar Tae, gerakannya langsung di cegah begitu saja oleh Sean.

Sean jahil ya...

"Apasih?? Teriak- teriak segala... gak malu lo?"

"Enggak! Ayo dong istirahat dulu... ini udah 2 jam setengah kita muter cari barang ini nih... banyak banget Gila! Tangan gue kebas!"

"Itu kan udah jadi nasib lo Tae, sesuai perjanjian!"

"Yaudah sini sama Ily bantu Tae."

"Eh eh... Gak usah Queen... Gak usah sungkan..." untuk di akhir kalimatnya Tae memelankan suara agar tak terdengar Ily.

"Gapapa Tae, Ily ikhlas kok."

Akhirnya Ily mendekat ke arah Tae sambil membawa boneka yang Sean berikan padanya, ia mengambil tas berisi belanjaan nya setelah itu ia kembali lagi pada Sean.

Itu semua membuat Tae cengok akan kelakuan Ily, sebab Ily hanya mengambil satu tas belanja dari sekian banyak nya belanjaan yang harus Tae bawa.

"Sial... Ini mah gak ada bedanya." Batin Tae mendumel kembali.

Tae melihat Sean yang berbalik menatapnya, kemudian.

"Kasiaannnn deh lo!" Ejek Sean seraya tertawa. Ia pun langsung merangkul Ily kembali dan menuju toko sepatu.

Sedangkan Tae? Dia sudah dipenuhi dengan kepulan asap hitam karena kekesalan nya pada kakak beradik itu.

Huffttt... sabar Tae!

Sean berjalan menuju jajaran sepatu yang menarik perhatian nya. Ily yang sadar akan itu langsung berlari menuju Tae dan mengambil alih setengah belanjaan yang tengah berada di genggaman Tae.

"Eh... Kenapa Queen? Sini, biar aku aja."

"Gapapa Tae, pasti pegel ya... kita duduk disana yuk, sekalian nunggu kakak."

"Loh, memangnya kamu gak akan beli sepatu?"

"Hmm... mau sih, tapi entar aja deh. Y juga mau duduk dulu."

"Hmm... iya, kamu juga harus istirahat dulu. Mau minum gak? Biar aku belikan."

"Gak usah..."

Hal sederhana yang membuat seseorang bahagia adalah selalu berada disampingnya dan memberikan support positif.

Kadang hal seperti itu di sepelekan oleh banyak orang, tapi tidak untuk Ily, ia sangat menghargai orang yang begitu peduli padanya dan selalu di sampingnya.

〰〰〰〰

Mereka telah selesai berbelanja, bagaimana dengan belanjaan mereka? Entah lah!! Itu Tae yang mengurusnya.

Kini mereka semua berada di kamar hotel Ily, Ily membuka pintu kamar hotel nya dan betapa terkejut nya ia saat melihat sosok tampan di dalam kamar nya.

"Abaaannngggg...." Ily langsung memeluk Seano erat, begitu pun Seano, ia sudah tau yang sebenarnya. Maka dari itu, akhirnya ia memutuskan untuk pergi menyusul dan melaksanakan rencana yang akan di lakukan oleh Sean.

Cup cup... Seano mengecup kedua mata Ily.

"Sayang... kita ada disini, don't cry okey??? We always beside you."
Mendengar itu, Ily hanya merespon dengan anggukan kepalanya seraya tersenyum manis menatap ke arah Seano.

Kemudian Seano menatap Sean dan Ryeon Tae dengan datar seolah mengisyaratkan sesuatu. Hal itu di balas anggukan kepala oleh mereka berdua.

Malam ini, semuanya tertidur di kamar hotel Ily dan Sean. Karena tempat tidurnya yang besar, cukup untuk empat orang, namun dengan nada tegas nya Seano mengusir Ryeon Tae untuk tidur di sofa.

Dan dengan berat hati, Ryeon pun menurutinya.

〰〰〰〰〰

Di lain tempat, saat ini Kean tengah tertidur dengan keadaan gelisah. Hatinya menjadi bimbang kembali.

Matanya melihat ke arah depan dengan tatapan yang sulit di artikan, karena di hadapan nya saat ini ada seorang wanita cantik yang sedang menemani tidur nya dengan tanpa sehelai benang pun.

Katakan saja Kean menikmati semua kegiatan nya dengan Daisy dan itu memang benar adanya.

Dan Kean tak pernah merasakan hal seperti ini saat ia bersama Ily.

"Honey..." panggil Daisy yang bergumam pelan seraya membuka matanya perlahan.

"Ya? Kenapa?" Tanya Kean seraya mengelus kepala Daisy.

"Tidur...."

"Iya sayang."

Akhirnya Kean pun tertidur kembali bersama Daisy yang berada dalam di pelukannya.

〰〰〰〰〰

Sean, Seano dan juga Tae kini terbangun pukul dua dini hari untuk membicarakan rencana yang akan mereka lakukan pada Kean.

"Gimana kalo..." mereka terdiam memikirkan rencana yang Tae katakan , kemudia saling menatap dan selanjutnya menganggukkan kepala bersama.

Mereka akan melakukan rencana dari Sean dan juga Tae.

Kau salah karena telah bermain-main dengan Azfary Kean. - Seano

Cih... gue harap bisa bikin koma tuh anak. - Sean

Kau melepas berlian Kean, dan berlian itu akan aku miliki sebentar lagi, lihat saja. - Tae

〰〰〰〰〰

Rencana apa yang akan mereka lakukan pada Kean??

Ada yang bisa tebak?? 😁😁

Tbc. VOTE COMMENT

CUTE SISTER 2 | (Complete di DREAME) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang