5#Sama-sama lagi yuk

6 1 0
                                    

Ghani lantas meninggalkan Agin yang berdiri membelakanginya. 

"Ghan..." lirih Agin yang memanggil Ghani.  Ghani menghentikan langkahnya. 

"Ap.. " belum selesai Ghani menjawab, Agin sudah memotong. 

"Beri saya waktu," potong Agin.

"Jujur,  gua masih bingung lu kenape. Tapi ok,  gua dan Tatang selalu siap untuk terima lu lagi," tumben sih Ghani bisa seserius itu.

***

Pagi itu, 

Ada semburat kebahagiaan di muka Agin. Entah kenapa, saat teman sebelahnya sedang bercanda, ia melemparkan senyum ke Ghani. Hal kecil tapi membuat Ghani sedikit lebih lega. 

"Tau gak Tang, tadi pas mereka bercanda, Agin senyum ke gua. Gile sih, itu pencapaian banget buat gue." terang Ghani. 

"Tuh kan, tenanaon. Tatang teh dah bilang kalau Agin emang butuh sedikit waktu. Tinggal kita nunggu aja kapan dia ngadongeng atuh." ujar Tatang menanggapi cerita sahabatnya itu.

"Tang, gua ada ide, tapi lu kudu dukung gue ye?" tanya Ghani.

"Ukeyy siap aa Ghani." ujar Tatang.

Ghani mengambil secarik kertas, dan kemudian menuliskan sesuatu. Tatang berusaha mengintip apa yang ditulis Ghani.

"Nih, kasih ke Agin. Lu pura pura izin kamar mandi. Kalau gua yang ngelakuin, pasti tuh badai kaga diem aja." ujar Ghani.

"Tatang Astatang siap membantu, ongkosnya  bapak?" disela tegangnya Ghani, Tatang masih sempat bercanda. Ampun dahh.

"kaga usah fafifu, langsung kerja. Gimane si katanya mau jadi pak pos." canda balik ke Tatang.

"yauda yauda tunggu bang jago." ujar Tatang.

"Tang, cepetann!!"

"Buk, izin kamar mandi buk, mau merenung." ujar Tatang.

"Merenung? Kamu kenapa tang? Ghani ganggu kamu?" tanya Bu Badai, eittss bu Lina, entah kenapa kekonyolan mereka selalu terjadi saat pelajaran bu Lina.

"Enteu buk, mau merenung kok ibu bisa cantik banget ya." gombalan ini pun akhirnya membuat Bu Lina mengizinkan Tatang dengan satu SYARAT.

"Ada satu syarat, kamu habis ini harus... ."

Semua tegang termasuk Tatang.

"MEMBELIKAN SAYA NASI KUCING di kantin tanpa GHANI." perintah Bu Badai.

"ASYIAP" jawab Tatang.

Entah apa yang terjadi di Ibu Lina,tapi sungguh badai perintahnya.

Tatang pun berjalan dan meninggalkan surat di meja Agin.

Agin sontak tau maksud Tatang berfafifu tadi, setelah membaca surat itu.

Gin, ntar pulsek ke SMK nyok, ikut gue. -Ghani

Ada sedikit rasa antusias di dalam hati Agin, tapi entah kenapa ada sedikit kekhawatiran kejadian dulu akan terulang lagi.

Setelah membelikan nasi kucing, Tatang masuk kelas dan bertanya pada Ghani.

"Ghan, kamu teh kumaha atuh, kalau dari sudut pandang Tatang, dia teh cemburu karna kamu sama cewek SMK eta. Plis deh ngerti."

"Darimana pendapat itu bisa muncul dari hati lo?"

"Soalnya kemarin urang liat dia lagi ngeliatin SMK seberang, dan disana ada perempuan itu." ujar Tatang.

"Lu gimane sih, pan udah gua bilang kalau ada info penting langsung kabarin, malah disimpen sendiri. Pan harusnya tadi gua ga ngajak Agin ke SMK." ujar Ghani.

"Ya maap, barusan wae keinget atuh." ujar Tatang yang meminta maaf ke Ghani karna tidak langsung memberi tahunya.

"Yaudahlah, kite liat pendapat lu bener kaga." ujar Ghani.

"Oke."





Penakluk AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang