6#Rindu?

4 1 0
                                    

"Ghan... " suara yang samar terdengar di tengah kerumunan siswa siswi yang menuju ke pintu gerbang untuk mengakhiri hari penuh drama di sekolah.

"Widii, dah nunggu aje lu. Gin, kalo lu emang kaga mau ke SMK kaga ngapa, ke angkringan aja nyok." ajak Ghani.

"Loh, kok tiba tiba berubah pikiran. Kesambet?" canda Agin.

"Enteu atuh, beneran kalau kamu teh gamau gausa maksa." ujar Tatang mendukung Ghani.

"Yauda terserah." ujar Agin pasrah. Dia sedikit bingung kenapa Ghani tiba tiba berubah pikiran.

"Nyok, kite apelin pacarnya Tatang." ujar Ghani mengalihkan suasana hening.

"Naon sii, gajelas." Tatang meninggalkan mereka.

"Ghan... ."

"Hem?"

"Kalau emang ngga serius sama cewe SMK, nggausa deketin." ujar Agin singkat, dan dia menyusul Tatang.

"Heh, ngomong ape si dia. EGP lah." Ghani segera menyusul Agin dan Tatang.

***

Di tempat lain.

"Kamu kemana aja si, apa kabar sekarang."

Menatap foto lama penuh kenangan. Harapan muncul dengan sendirinya. Seorang perempuan terbaring di kasurnya.

"Nak, dah jam berapa ini, ayo siap siap." suara perempuan setengah baya sudah menanti kehadirannya untuk makan malam.

"Ya mah, waitt." ujar Perempuan itu.

"Kok lama, kenapa?" tanya laki laki di sebelahnya.

"Ngga papa kok." ujar perempuan itu.

"Masi mikirin mantan?" goda sang kakak.

"Masa iya seorang Farah mikirin mantan, sengsara hidupnya. Farah kan artinya kebahagiaan:)" ujar Farah. Yaa, Farah namanya.

Farah Syadilla, lengkapnya. Penuh dengan Kebahagiaan jadi doa dalam arti namanya.

"Mentang mentang namanya Farah, belum tentu lah bahagia. Maw tu tau susah nya ngelupain orang penting dan terzheyenk." saut Maw.

Yash, Mawardi Gery. Nama kerennya memang Gery, tapi di rumah dia selalu dipanggil Maw. Kakak tertua Farah ini mengetahui semua hal tentang adiknya. Sok ganteng tapi peduli kok.

"Nak, besok libur kan? Kamu bantu mamah yaa, anterin tuh pesenan ke angkringan deket SMK mu."

"Okey mah." mengiyakan perintah mamanya, Farah pun menuju kamar untuk beristirahat.

***

Keesokan harinya... .

"Agin, oh agin."

"Atuk oh atuk"

"Agin dipanggil tu sama Tangga," ujar mama Agin, mak-emak yang pernah berurusan hukum dengan Tatang dan Ghani.

"Opo si ma, kok tangga. Jelas jelas itu Tatang sama Ghani."

"Kalau ada yang lebih singkat kenapa ngga." ujar Sang emak.

"Gausa dendam deh mah, nanti Polisi dateng lagi." ujar Agin.

"Biar emak habisin aja tuh kalau datang lagi. "

"Agin berangkat ya, mau jalan." pamit sang anak.

"Ati ati." maknya pun mengizinkan.

"Lama amat si Gin, sampe lumutan ni si Tatang." ujar Ghani.

"Apaan si, urang emang item tapi ga ijo juga kali." ujar Tatang.

"Yauda nyok angkringan dulu, mau beli apel..."

"Apelin pacar Tatang?" saut Agin.

"Nah ntu pinter, gitu dong." ujar Ghani.

"Naon si, teu puguh lah." Tatang sepertinya mulai malas dijodohkan dengan pedagang sate dekat angkringan.

"Puguh saudara ku heyy," ujar Agin.

"Bisa becanda juga lu," ucap Ghani.

***

"Pak, ini pesanannya." suara lembut datang dari Farah menghantarkan pesanan ibunya di angkringan.

"O ya mbak, taruh situ aja ya. Nih uangnya, diitung dulu." ujar Bapak penjual angkringan.

"Nggih pak."

"Samlekom semua, datang lagi guest star kita, Tatang Sutatang, Jawa Barat punya." sambut Ghani untuk menyapa pedagang sekaligus pelanggan angkringan.

"Kumsalam, wado guantengnya mas, sampe tugu jogja terlampaui." puji pedagang angkringan.

"Pak, udah pas ya, matursuwun." suara yang tak asing lagi, yaa perempuan SMK itu.

Sontak pandangan Ghani dan Agin beralih ke perempuan itu.

"Kok ada disini?"

"Kok kamu disini?"

Bersamaan mereka bertanya hingga..

"Cieeeeee, kok jadi kek Kuch Kuch Hota Hai, cinta segi tiga, asekk." ujar Tatang.

"Hay, saya kenal kalian?" tanya perempuan itu.

"Ahahahahaha, tengsin, yampun. teu wawuh ternyata." ejek Tatang.

"Agin"

"Ghani"

Kedua tangan mengulur ke arah perempuan itu.

"Tatang Astatang, pelanggan terganteng didieu." tanpa ragu untuk mengalihkan suasana awkward karna Agin dan Ghani salting, dia langsung menjabat tangan perempuan itu.

"Farah Syadilla, panggil aja Farah." ujar perempuan itu.

"Pararunten akang teteh, taratakdung 2021, Tatang... "

"Maaf duluan ya, udah ditunggu mama dirumah, pareng pak."
Pamit Farah, dia agak malu dengan trio ayam itu.

"O nggih, atos atos mba, nanti diikutin Tatang wkw." goda sang penjual angkringan.

Tanpa berkata kata, Farah langsung pergi meninggalkan angkringan.

Cantik, kaya Dilla.

Agin bergumam, perempuan itu sangat mirip dengan teman kecilnya. Tetapi, dia tak pernah tau dimana teman kecilnya berada sekarang. Nama lengkapnya saja tidak tau, apalagi rumah nya sekarang.

Kok kayanya die ngga pantes diduakan ya, ahh gua harus dapetin

Ghani bergumam, dia sangat mengagumi wanita itu.

"Heyyy, puntenn. Jadi diem kieu, dah atuh katanya mau beli gerobak." ujar Tatang mencairkan suasana.

"Apaan si?, Mas es jeruk satu, butuh yang seger nih."

Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu di angkringan dengan bersenda gurau. Agin, lagi lagi termenung, dia memikirkan teman kecilnya.

Koe nendi, aku rindu.

Penakluk AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang