Bab 2

5.5K 595 139
                                    

Sad reading

Good morning!!!

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Rahayu nampak ketakutan saat Parjo mulai melepas pakaiannya sendiri. Rahayu beringsut menjauh ke pojok ruangan. Tubuh sakit untuk di ajak bergerak. Parjo telah memukuli tubuhnya yang kecil dengan membabi buta.

Dengan senyum iblis, Parjo membuka celananya menyisakan celana dalam saja. Perutnya yang buncit dan berbulu membuat Rahayu jijik sekaligus takut setengah mati.

Parjo semakin mendekat dan hendak meraih tubuh Rahayu yang sudah gemetar. Parjo berhasil meraih tubuh Rahayu namun, saat ia hendak menarik tubuh Rahayu agar mendekat ke arahnya. Rahayu menendang selangkangan Parjo. Membuat Parjo menjerit dan terhuyung ke belakang.

Saat Parjo lengah, Rahayu berdiri dan berlari ke arah pintu. Sial bagi Rahayu, karena pintu terkunci dari atas. Yaitu berupa slop yang terbuat dari kayu untuk menahan pintu terbuka.

Tubuh Rahayu yang tidak tinggi membuatnya kesulitan menjangkau slop itu. Dan saat genting seperti itu, Parjo berhasil menarik tubuh Rahayu dan melemparkannya ke dinding.

BUGHH!!!

Begitu keras benturan yang di rasakan oleh Rahayu. Ia teriak kesakitan. Dan dengan buasnya Parjo mendekat. Menarik paksa pakaian Rahayu hingga robek.

Dada kecil yang baru saja tumbuh terlihat dengan jelas, karena Rahayu tidak pernah pakai bra.

Rahayu berusaha menutupi tubuhnya namun, Parjo selalu menarik paksa kedua tangan Rahayu.

"Mau main-main sama gua, Lo?" Parjo melepas celana dalamnya sendiri. Menunjukkan keperkasaannya yang hitam dan besar. Rahayu langsung memejamkan matanya. Ia takut setengah mati.

"Ampun, om. Tolong, lepaskan Rahayu," rengek Rahayu. Air matanya sudah tak bisa lagi ia bendung. Ia terlalu takut.
"Ampun? Hahahahahha, memang om, ngapain sayang? Om, cuma mau ajak kamu bersenang-senang kok. Sama tuh, kaya mama mu itu. Hahahaha."

Rahayu menggeleng sekuat tenaga saat Parjo hendak mencium bibirnya. Bau alkohol semakin menyengat. Rahayu mual.
"Bisa diem nggak sih, Lo! Brengsek banget!" Maki Parjo kesal.

Tapi, Rahayu tidak menyerah. Ia terus saja berontak. Hingga kesabaran Parjo habis. Parjo sedikit bangun dan menampar pipi Rahayu dengan kuatnya. Hingga Rahayu hampir pingsan.

Darah segar mengalir di bibirnya. Tubuh Rahayu lemas. Dan kesempatan itu di manfaatkan oleh Parjo. Ia robek semua pakaian Rahayu. Hingga tak bersisa.

Parjo sampai meneteskan liurnya melihat pemandangan yang menggiurkan. Tubuh mulus anak gadis usia 9 tahun. Tanpa ada bulu satu pun.

Dada yang masih mengkel karena baru tumbuh. Membuat gairahnya seketika memuncak. Dengan cepat Parjo menciumi sekujur tubuh Rahayu yang sudah tak berdaya.

Ia seperti kesetanan. Mencium, menjilat bahkan menggigit. Tubuh Rahayu hanya bergerak setiap Parjo menggigitnya. Tubuh bagian atas Rahayu penuh dengan bercak merah keunguan.

Hingga pada puncaknya Parjo benar-benar mengambil keperawanan Rahayu di usianya yang baru 9 tahun. Parjo mendorong miliknya kuat-kuat karena milik Rahayu masih sangat sempit.

Sekali hentakan membuat tubuh Rahayu yang lemas seketika tersentak dan berteriak kencang dengan mata melotot.

"AAAAAAA!!!!!!!!"

Parjo tak peduli suara teriakan Rahayu. Ia terlalu bergairah untuk sekedar membungkam mulut Rahayu. Parjo terus menggerakkan pinggulnya, merasakan kenikmatan yang tiada tara. Darah mulai mengucur dari selangkangan Rahayu.

"Rahayuuuu!!!!!"

Parjo tersentak. Saat mendengar sebuah teriakan dari luar rumah. Ia dilema. Satu sisi nanggung, satu sisi ia tak mau di keroyok warga. Dan akhirnya ia memilih menyudahi aksinya dan buru-buru memakai celananya asal.

Namun, saat ia hendak kabur. Yeni berhasil mendobrak pintu bersama warga. Yeni berhasil memanggil warga dengan teriakannya. Parjo kalang kabut. Ia bingung harus berbuat apa.

Yeni yang melihat kondisi anaknya yang mengenaskan langsung lari ke arah Rahayu. Sementara warga berusaha menghajar Parjo.

"Rahayu, bangun, nak. Rahayu!!!" Yeni terus mengguncang tubuh sang anak yang sudah tak sadarkan diri.
"Pak!!! Tolong anak saya!" Teriak Yeni. Beberapa warga akhirnya di bagi dua. Satu memukul Parjo dan satunya lagi membantu Yeni mengangkat tubuh Rahayu.

🥀🥀🥀

Yeni terus menangis meratapi nasib sang anak. Kini, anaknya tidak lagi perawan. Padahal Yeni berusaha menjaga sang anak. Agar tidak bernasib sama sepertinya.

Ia takut, setelah kejadian ini Rahayu akan trauma atau parahnya ia justru terjun ke dunia malam. Hal, yang paling Yeni takutkan.

Raditya mendekati Yeni yang menangis di samping Rahayu yang masih tak sadarkan diri di rumah sakit. Kalung satu-satunya yang ia miliki harus ia jual untuk berobat anaknya.

Kini Yeni tidak memiliki apa-apa lagi. Ia sudah benar-benar kehabisan uang. Mungkin untuk makan pun, ia tak sanggup untuk membeli. Dengan kondisi yang sakit-sakitan seperti ini. Siapa yang mau memesan jasanya.

Di tambah wajahnya yang sudah kuyu dan layu. Tidak nampak kecantikan yang dulu di puja pria hidung belang.

Dada Yeni semakin sesak. Ia bingung harus apa.
"Mama, makan dulu ya." Yeni langsung menoleh.
"Makan? Mama tidak punya uang untuk beli makan."
"Aku udah beli, Ma." Yeni melotot.
"Kamu dapat uang dari mana?"
"Aku...aku...." Yeni yang emosinya tidak stabil langsung mencengkram kerah baju Raditya.

Mencekiknya hingga Raditya melotot.
"Ma...ma...."
"Mati saja kamu! Semenjak ada kamu, hidupku susah! Aku benci kamu!!!! Benci!!! Mati saja! Matiii!!!!"

BRUUKK....

Tubuh Yeni jatuh ke lantai. Ia tak sadarkan diri.

🥀🥀🥀

Rahayu membuka matanya dan melihat sang adik yang tengah menangis di sampingnya. Rahayu mencoba menggerakkan tangannya dan menyentuh lengan sang adik. Raditya langsung terjaga.

Namun, saat Raditya menatapnya. Tubuh Rahayu langsung gemetar. Ia berteriak dengan histeris dan mengusir Raditya.
"Kakak, kenapa? Kakak ini aku, Raditya, kak."
"Pergi kamu, bajingan! Pergi dari sini!!! Aku benci!!!" Rahayu seperti kesetanan. Ia ketakutan setengah mati. Tubuhnya gemetar hebat.

Hingga suster datang ke ruangan Rahayu dan meminta Raditya untuk keluar dulu. Kondisi Rahayu sedang tidak stabil.

Di luar ruang rawat. Raditya duduk di lantai. Ia membenamkan kepalanya di antara dua lututnya. Ia menahan tangis. Ia bingung, kenapa kakak dan mamanya membenci dirinya. Sebenarnya apa yang terjadi?

Raditya bingung. Apa salahnya? Apa benar kakak dan mamanya menginginkan dirinya untuk pergi dan mati. Benarkah itu keinginan mereka?

Rahayu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang