Happy reading.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Yeni nampak pucat saat pulang dari kerjaanya. Ia terhuyung dan jatuh tepat saat Rahayu membuka pintu rumahnya. Rumah yang terbuat dari kayu yang mulai rapuh.
"Mama!" Rahayu panik. "Raditya!!! Ke sini, bantu mama!" Teriaknya ke arah dalam. Memanggil sang adik yang seumuran dengannya. Raditya yang mendengar teriakan sang kakak langsung lari ke depan. Menabrak apa pun yang menghalanginya.
Raditya tak sempat mengaduh walau kakinya merasa ngilu luar biasa. Ia lebih sakit saat melihat sang mama yang jatuh pingsan di pelukan sang kakak.
"Kak, mama kenapa?" Tanyanya khawatir.
"Udah, nggak usah banyak tanya. Bawa mama ke dalam kamar. Bantu kakak, cepat!" Raditya bergegas membantu Rahayu untuk membawa tubuh sang mama yang lemas itu ke dalam kamar.Dengan susah payah mereka menyeret tubuh Yeni. Karena mereka tak mampu mengangkat tubuh Yeni yang besar. Mereka hanya anak-anak usia 9 tahun.
Setelah bersusah payah akhirnya Yeni bisa di bawa masuk ke dalam kamar. Tubuh Yeni ia baringkan di kasur kapuk yang sudah banyak tambalannya.
Rahayu bergegas mengambil minum untuk Yeni. Sementara Raditya memijit tangan Yeni.
"Mama, bangun dong. Jangan bikin aku takut, mama." Raditya nampak menangis karena takut Yeni pergi. Jika Yeni pergi, ia hanya memiliki sang kakak. Sementara mereka baru berusia 9 tahun. Apa yang bisa mereka lakukan?🥀🥀🥀🥀
Yeni tersadar dari pingsannya. Kepalanya terasa sangat pusing. Ia melihat ke samping, Raditya nampak tertidur di kursi. Sementara Rahayu tak nampak di sana. Yeni berusaha bangun. Saat itu Raditya terjaga.
"Mama, mama sudah sadar?" Tanya Raditya senang. Yeni hanya diam karena merasakan kepalanya yang berat.
"Mama, mau minum?" Yeni mengangguk. Raditya buru-buru bangun dan mengambil gelas yang telah di isi air minum oleh Rahayu.Yeni mengambil gelas itu meneguknya sedikit. Setidaknya kerongkongannya tidak kering. Ia kembali melihat sekeliling.
"Mana, kakakmu?" Tanya Yeni.
"Aku tidak tahu, Ma. Dari mama pingsan, kak Rahayu pergi."Yeni langsung melotot. Ia bangun dengan cepat dan turun dari tempat tidurnya. Tak peduli betapa berat kepalanya. Ia tak mau terjadi apa-apa dengan anaknya.
"Mama, mau ke mana?" Tanya Raditya bingung.
"Diam, di sana. Jangan ikuti, Mama. Paham!" Raditya bingung. Tapi, ia patuhi perintah Yeni.Yeni keluar dari rumah dengan terhuyung-huyung. Raditya hanya bisa melihat tubuh Yeni dengan tatapan kasihan.
🥀🥀🥀
Rahayu berjalan dengan riang. Karena akhirnya ia bisa pulang dengan sebungkus makanan. Mama dan adiknya pastilah sudah lapar. Rahayu berjalan semakin cepat. Dengan terus tersenyum ia melangkahkan kakinya.
"Ayu." Refleks Rahayu menoleh. Matanya melotot saat seorang bapak-bapak mendekatinya. Rahayu langsung lari dengan sekuat tenaga. Namun, ia hanyalah gadis kecil. Lengannya dengan mudah di cengkram dan ia di seret paksa oleh seorang bapak-bapak berperut buncit.
Bau alkohol jelas terasa di hidung Rahayu. Ia mual. Namun, ia mencoba melepaskan diri. Ia tau siapa bapak-bapak yang menyeretnya ini. Ia adalah Parjo, pria yang menyukai Yeni sedari dulu. Namun, selalu Yeni tolak.
Setelah Yeni memiliki anak tanpa ayah. Parjo semakin gencar mendekati Yeni. Namun, Yeni tetap pada pendiriannya. Ia tidak mau menikah dengan Parjo. Karena Parjo adalah laki-laki hidung belang yang brengsek. Istrinya di mana-mana dan semuanya di telantarkan.
Dan kali ini, misi Parjo adalah Rahayu. Tidak dapat Yeni, anaknya pun jadi. Karena Rahayu menuruni kecantikan Yeni. Walau Rahayu baru berusia 9 tahun, namun, kecantikan wajahnya tidak bisa di tutupi. Tubuh Rahayu pun tinggi berisi. Kulit putih dan rambut panjang. Tidak akan ada yang sangka jika usia Rahayu baru menginjak angka 9.
Parjo terus menyeret Rahayu hingga mereka masuk ke dalam rumah tak berpenghuni. Di depannya tertulis 'rumah ini di jual!'
Rahayu lelah karena terus berontak. Tenaganya habis. Ia menyesal karena telah melanggar aturan Yeni. Jika Rahayu tidak boleh keluar habis magrib. Karena setan sedang bergentayangan. Dan kini, Rahayu paham siapa setan yang ibunya maksud.
Tubuh Rahayu di lempar hingga terbentur dinding. Rahayu sampai meringkuk menahan sakit di punggungnya. Ia tak menangis, karena rasa takutnya lebih besar. Rahayu diam, tak berani bersuara.
🥀🥀🥀
Yeni terus mencari Rahayu. Ia terus berjalan walau tubuhnya sudah tak sanggup lagi. Berkali-kali ia bertanya kepada tetangga dan orang-orang yang lewat di jalan raya. Tapi, tidak ada satu pun yang melihat anaknya.
Hingga ia melewati warung makan. Dan mampir untuk bertanya.
"Yeni, kamu sakit? Wajah mu pucat sekali?" Tanya Bu Tuti pemilik warung.
"Sedikit, Bu. Oh ya, Bu. Apa ibu melihat anak saya? Rahayu?"
"Oh, Rahayu. Iya, tadi dia mampir ke sini, beli nasi bungkus buat kamu sama Raditya katanya. Emang kenapa?"Yeni diam. Kalau memang Rahayu beli makanan di sini. Pastilah ia sudah sampai dari tadi di rumah. Tapi, ke mana Rahayu?
"Apa sudah lama Rahayu pergi, Bu?"
"Sudah hampir setengah jam." Yeni melotot. Pasti ada yang tidak beres dengan anaknya. Yeni pamit dan langsung pergi dengan cepat. Langkahnya semakin cepat. Rasa sakit di tubuhnya seakan lenyap.Ia tak peduli lagi dengan tubuhnya. Rahayu itu masih polos. Ia tidak tau siapa saja bisa jadi musuh di sini. Yeni harus melindungi anaknya. Terutama dari Parjo. Pria busuk yang selalu menggodanya.
Yeni terus berjalan menyusuri jalanan yang sekiranya di lewati oleh Rahayu. Hingga ia tiba di depan rumah kosong yang bertuliskan 'rumah ini di jual!'
Yeni awalnya ragu. Jika Rahayu ada di dalam. Namun, sebuah teriakan membuat Yeni yakin 100% jika anaknya ada di dalam sana..
"Rahayu!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahayu (Tamat)
RomantizmTersedia di playstore dan KBM 21+ Rahayu begitu di cintai adik angkatnya. Sang adik angkat bernama Raditya selalu berusaha membahagiakan Rahayu. Namun, kenyataan tak seindah hayalan. Kecelakaan yang membuat Raditya koma. Membuat Rahayu harus mener...