02 | The Night We Met

34 1 0
                                    

(WARNING )
--Typo anywhere !

♡Happy Reading♡
_____________________________


Author's POV

Felora menyeruput susu cokelat panas miliknya. Bibi Roseli dan Aina belum kembali dari toko mereka yang berada di pusat kota.

Begitu asik Felora meminum cokelat panasnya hingga pandanganya tertuju pada satu titik. Seorang pria dan satu lagi wanita. Dua orang yang sedang menyusuri pantai. Terlihat sang pria memeluk wanita di depannya. Namun tak lama kemudian pria itu berlari ke arah rumah Felora saat ini.

"Permisi, apa ini masih buka ?" Tanya pria dengan tampilan yang santai namun tetap terlihat begitu tampan.

Salah satu ruangan di rumah mereka memang di jadikan toko juga. Sekedar menjual berbagai macam bunga dan pernak-pernik yang cocok dijadikan oleh-oleh atau hadiah. Felora yang memintanya kepada bibinya karena dengan begitu Felora bisa memiliki aktivitas yang bisa dia lakukan dan setidaknya ia dapat membantu bibinya. Toh bagian rumah yang dipakainya hanya salah satu ruangan dibagian depan yang tidak tau akan di jadikan apa, oleh sebab itu Felora meminta bibinya menjadikan ruangan itu sebagai toko kecil.

"Ya--!" Jawab Felora kemudian melihat ke arah wanita yang sedang menunggu pria di depannya ini. "Mari ikut aku !" Ucap Felora

"Apa perlu ku bantu ?" Tanya pria itu ketika melihat Felora dengan kursi rodanya

"Tidak, terimakasih. Aku bisa menggunakannya dengan sangat baik" Jawab Felora dengan tersenyum

"Aku baru tahu ada yang menempati rumah ini" ucap Pria itu

"Ya- Aku memang baru saja pindah sejak seminggu yang lalu bersama bibi dan sepupuku" balas Felora, pria itu berohria

"Kau sendiri ? Apa kau tinggal di sekitar sini ?" Tanya Felora balik

"Oh, Tidak. Rumahku berada di kota. Aku berada di sini karena urusan pekerjaan" balasnya

"Aku pikir kau berbulan madu dengan istrimu" Ujar Felora

"Dia ?"

"Ya !"

"Kami belum menikah. Tapi aku akan memastikan dia akan menjadi istriku nantinya. Karena aku sangat mencintainya dan aku akan melamarnya saat ini" ujar pria itu dengan mantap. Felora tersenyum

"Wanita itu sangat beruntung memiliki seseorang yang sangat mencintainya" ujar Felora

"Baiklah, apa kau sudah memutuskan bunga apa yang akan kau beli ?" Tanya Felora

"Belum, aku bingung ingin membeli yang mana. Bunga-bunga ini sangat cantik" ucap Pria itu sambil menggaruk tengkuknya.

"Meskipun mereka semua telihat cantik, tapi setiap bunga memiliki artinya masing-masing. Dan jangan sampai kau terkecoh dengan cantiknya bunga-bunga ini. Beberapa dari mereka berduri." Ujar Felora sambil terkekeh kecil
"Oleh sebab itu, pilihlah dengan benar dan tepat" lanjutnya

"Aku jadi semakin bingung. Tapi aku memilih mawar merah ini" ujar Pria itu.

"Baiklah, tunggu sebentar !" Balas Felora

"Ini !" Ucap Felora seraya memberikan sebuket bunga mawar yang sangat cantik.

"Berapa harganya ?" Pria itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya

"Tidak perlu, dan ini hadiah kecil dari ku" Felora menolak uang yang di berikan kepadanya dan malah memberikan sepasang gelang yang sangat cantik.

"Sepasang gelang ?" Tanya Pria itu

FELORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang