(WARNING )
--Typo anywhere !♡Happy Reading♡
_____________________________Felora's POV
Lima bulan sudah aku dekat dengan Edwil. Kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Entah Edwil yang mengajakku berjalan-jalan atau aku yang berkunjung di tempatnya kerja. Seperti sore ini. Para kru di sana pun sudah mengenalku. Aku senang mereka menerimaku meskipun beberapa wanita yang berada di sana menatapku jengkel.
"Ed kemarilah !" Panggilku. Edwil berlari kecil kearahku.
Satu hal lagi yang membuatku senang. Hari demi hari berlalu dan Edwil semakin menunjukan perubahan. Dia lebih banyak tersenyum dan tidak lagi mengungkit Velisa.
"Kebiasaanmu !" Edwil tersenyum. "Sudah ku katakan tidak usah merepotkan dirimu. Kita bisa makan di tempat biasa kita makan kan ?" Aku tahu tempat yang dimaksudnya adalah tempat yang beberapa bulan lalu kami kunjungi di pagi hari sebagai tanda terimakasih dari Edwil. Sejak saat itu, tempat itu menjadi tempat kesukaan kami berdua.
"Diam saja dan makan itu. Aku membuatnya dengan susah payah!" Celetukku. Edwil terkekeh
"Eh ada mbak Fel !" Ucap salah satu kru. Karena sering mendengar Edwil memanggilku 'Fel' mereka jadi ikut-ikutan. Yah tidak apalah. Sekeras apapun kita mencoba melupakan masa lalu namun kembali lagi yang namanya bagian dari kita tidak mungkin bisa di pisahkan.
"Iya bang ! Mari makan !" Balasku
"Makasih mbak, saya sudah makan tadi dengan teman-teman lain.!" Aku mengangguk
"Saya permisi mbak, mari!"
"Iya!" Aku sangat senang, mereka sangat ramah. Tidak salah aku mengikuti bibiku.
Pandanganku kuarahkan kembali pada Edwil yang tengah menyantap makanan buatanku. Bukannya sombong, tapi aku cukup percaya diri untuk urusan memasak.
"Kau menyukainya ?" Tanyaku dengan mata berbinar.
"Kau tidak mengecawakanku dengan makananmu. Aku menyukainya!"
Aku tersenyum senang."Selamat sore!" Ucapku pada seseorang yang baru saja datang dan langsung duduk ditengah-tengah kami. Dia memang selalu begitu, seakan acuh tak acuh padaku dan enggan menatap kearah ku. Entahlah mengapa ?
Siapa lagi kalau bukan Nicholas si cermin berjalan itu.
Aku yang memberinya julukan itu. Semakin lama aku jadi lebih mengenal teman-teman Edwil. Nicholas tidak suka berbicara banyak, wajahnya yang terus saja datar, dan yang paling penting dia tidak suka mengulur waktu semuanya harus serba cepat. Kata sia-sia atau menyia-nyiakan segala sesuatu tidak ada dalam kamusnnya.
"Mmm" gumamnya
"Ed ! Waktu istirahatmu tinggal sebentar. Cepat habiskan makanmu dan kita akan melanjutkan syuting!" Ucap Nicholas pada Edwil yang hanya mengangguk mengerti.
Nicholas langsung beranjak
"Nic kau tidak ingin makan bersama kami ?" Tanya ku. Aku selalu berusaha mendekati Nicholas. Bukan dalam artian yang buruk, aku hanya ingin berteman dengannya. Dia seperti menjaga jarak dengan orang-orang dan itu membuatku tidak nyaman.
"Aku tidak lapar!" Ucapnya kemudian langsung pergi.
Aku berdecak sebal
"Sudahlah, dia memang seperti itu!" Ujar Edwil yang mengerti dengan tatapan kesalku
"Aku kesal saja. Apa dia membenciku ? Memangnya apa yang aku lakukan padanya ? Dia seperti enggan sekali berteman denganku! Dan lihat tadi ! Wah dia seperti majikan yang memerintah pelayannya. Dan pelayan itu adalah kau" aku menumpahkan kekesalanku. Edwil kemudian mengacak gemas kepalaku. Aku suka perlakuan Edwil yang begitu manis menurutku. Aku sendiri bingung kenapa Velisa sampai tega seperti ini pada Edwil ?
"Kau ini ! Nic tidak membencimu, dia memang seperti itu. Perlu waktu yang lama untuk bisa akrab dengannya !"
"Apa itu terjadi juga padamu ?" Tanya ku tertarik
"Ya, aku bahkan lebih parah. Dia tidak menjawab atau menoleh padaku ketika aku menyapa atau ingin mengajakknya berbicara! Itu terjadi ketika awal kami bertemu"
"Ish!" Edwil hanya tersenyum mendengar desissanku
Waktu kami habiskan dengan bercerita bersama. Sampai akhirnya Edwil harus kembali bekerja lagi. Jadilah aku tinggal sendirian mengamati mereka yang sedang berlalu lalang di depanku.
Saat tengah asik melihat-lihat, seseorang melewatiku begitu saja dan yang membuat aku terkejut adalah itu Nicholas dengan perkataannya
"Aku tidak membencimu!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
FELORA
RomanceKisah tentang perempuan dengan keterbatasan fisik dalam memperjuangkan cintanya. "Seorang pria yang tidak memiliki alasan untuk mencintaiku dan bersedia menjadi kaki bagiku dan membimbingku berjalan bersamanya, di sisinya, selamanya."-Felora Moneill...