03 | Rainy Day

17 4 0
                                    

(WARNING )
--Typo anywhere !

♡Happy Reading♡
_____________________________

Felora's POV

Dua hari kemudian...

"Hujan lagi hari ini !" Ucapku lewat jendela besar yang menampilkan keadaan di luar rumah.

Beberapa hari ini hujan terus saja mengguyur bumi. Padahal aku ingin menyapa tetangga di sekitar namun terhalang.

Tapi tak apa hujan adalah anugerah.

"Kira-kira bagaimana kabar Edwil yah ? Ah mungkin saja dia sudah berbaikan dengan kekasihnya" gumamku

"Bibi ? Kau belum menjemput Aina ?" Tanyaku pada bibi Roseli yang baru saja keluar.

"Ini belum waktunya Aina pulang sekolah. Lagi pula sekarang masih hujan." Aku mengangguk.

"Bibi apa boleh aku bertanya sesuatu ?"

"Ya tentu saja!" Jawab bibi dan mengambil tempat duduk di depanku.

"Apa bibi masih berniat mencarikan ayah baru untuk Aina ?" Tanyaku, bibi tersenyum kecil

"Tidak"

"Kenapa ? Apa karena kau takut untuk memulai hubungan kembali ?"

"Yah itu adalah salah satunya. Selain itu bibi merasa masih mampu untuk memberikan kasih sayang yang cukup untuk Aina."

"Tapi bagaimana jika kelak Aina bertanya tentang ayahnya ?"

"Maka bibi akan menjelaskan semuanya kepada Aina"

"Bibi tidak takut jika Aina akan membenci ayahnya?"

"Bibi jelas takut. Tapi Aina punya hak untuk mengetahui segalanya".

"Lalu kenapa selama ini bibi tidak berniat mencari ayah Aina ?"

"Biarkan saja dia. Dia yang memilih pergi meninggalkan aku dan anaknya demi seorang jalang" aku melihat jelas sorot kekecewaan yang amat sangat dalam di mata bibi.

"Maafkan aku bibi!"

"Tidak apa-apa. Kejadian itu sudah lama sekali dan bibi sudah biasa" bibiku berbohong. Aku bisa melihat dengan jelas kerinduan di matanya.

"Kau tahu Lora !" Aku menoleh

"Ya bibi!"

"Dulu aku sempat iri dengan kehidupan kakakku!"

"Ibu ku ?"

"Ya!" Aku mengerutkan dahi bingung
"Dia memiliki seseorang yang sangat mencintainya. Ayahmu berjuang mati-matian untuk mendapatkan cintanya. Dan kau tahu, ayahmu bahkan secara diam-diam terus menanyai ibumu lewat diriku" bibi menjelaskannya sambil tersenyum

"Namun sayang perjalanan mereka cepat berakhir, tapi setidaknya mereka berakhir bersama".

Aku teringat ayah dan ibuku kembali. Rasanya seperti baru kemarin aku tertawa dan bermain bersama mereka.

"Dan mereka meninggalkanku!" Sambungku

"Tidak, mereka tidak pernah meninggalkanmu. Mereka sangat menyayangimu!"

"Aku merindukan mereka!" Ucapku. Bibiku langsung memelukku

"Mereka juga pasti merindukanmu. Tapi tenang saja, mereka pasti selalu memperhatikanmu dari atas sana!" Ucap bibi. Aku mengangguk setuju.

Malam harinya...

"Kau mau kemana ?" Tanya Bibi. Kami baru saja menyelesaikan makan malam

FELORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang