Fildan menatap kotak cincin yang ada diatas mejanya. Rencana yang sudah disiapkan Fildan untuk melamar Lesti harus berantakan karena kebohongan yang dibuat oleh kekasihnya itu. Cincin yang yang sudah dia beli bersamaan dengan kalung yang dia berikan saat first anniversarinya dengan Lesti itu kini menjadi sia-sia saja.
"Kenapa kamu takut aku akan meninggalkanmu kalo aku tau yang sebenarnya tentangmu de? Aku masih punya hati dan perasaan, aku nggak mungkin ninggalin kamu hanya karena profesimu. Aku mencintaimu dengan sungguh-sungguh dan sudah mengakui rahasia terbesarku. Kamu juga yang membuatku melunak pada profesi itu tapi kenapa kamu justru membohongiku?"gumam Fildan miris.
Fildan memasukkan kotak cincin tersebut kedalam sebuah kotak kado beserta sepucuk surat untuk kekasihnya. Fildan tak sanggup mengucapkan kata selamat tinggal untuk Lesti meski dia pasti akan kembali. Dia tidak sanggup melihat wajah sedih Lesti saat dia pergi ke Jerman. Kalimat pamitannya hanya dia tuliskan pada sebuah surat.
Dear, Alestiana Kusuma Sari. Sayangku..
Maaf aku memilih untuk pergi menjauh, bukan selamanya tapi hanya sekejap saja.. Aku pergi untuk kembali karena hati tempatku pulang ada disini.. Yaitu kamu.
De, kau tau tidak, untuk sesaat aku sempat berpikir untuk mengakhiri ini semua, dibohongi itu nggak enak de. Meski mulut selalu berkata tidak akan mengulanginya, tapi hati manusia siapa yang tau.. Aku takut de, aku takut hal seperti akan terjadi lagi.. Aku bimbang, apa rasamu sama sepertiku?
Aku akan ke Jerman besok pagi, oh iya aku nulis ini tiga hari sebelum aku berangkat dan kamu masih ada di Makassar.. Maaf tidak bisa menunggumu sampai pulang karena semuanya juga mendadak dan aku tidak sanggup jika harus melihat wajahmu yang sedih saat aku pergi..
De, aku tidak memintamu menungguku.. Aku yang memilih untuk pergi, tapi tak mau membuatmu jadi harus menungguku.. Aku mengikhlaskanmu jika kamu nantinya menemukan laki-laki lain yang jauh bisa membahagiakanmu.. Seperti permintaanmu dulu, aku tak akan mengucapkan kata berpisah.. Kita jalani saja semuanya seperti ini, tapi jika kamu sudah lelah dan ingin berhenti, kumohon katakan padaku dan akan kuakhiri semuanya..
De, ini kuberikan cincin sebagai hadiah perpisahan untukmu.. Terserah kau mau menyimpannya atau tidak..
Aku mencintaimu tapi aku tak tau lagi harus bagaimana setelah menerima luka sebesar ini, biarkan aku pergi dan menata hati ini lagi.. Cinta ini masih ada untukmu dan mungkin selamanya untukmu hanya saja aku butuh waktu untuk melupakan rasa pahitnya dibohongi.
De, kalo kamu tidak bisa menjalani ini aku tidak papa. Mungkin kita memang tidak ditakdirkan, bisa bersama denganmu meski singkat sudah membuatku bahagia di dunia ini.. Terima kasih untuk semua rasa yang sudah kau ajarkan padaku..
Sekali lagi aku pamit, sampai bertemu lagi suatu saat nanti.. Jika tidak di dunia ini, mungkin di surga nanti.. Hehehe, serem amat yak.. Yah pokoknya gitulah..
Dadah de, dari yang mencintaimu dan menjadikanmu wanita pertamanya.. Pradana Rafildan.
Sinar matahari menyengat wajah Fildan yang tertidur di bangku taman. Fildan kaget dan langsung melirik jam tangannya.
"Astagfirullah, kok bisa ketiduran sih?"rutuk Fildan pada dirinya sendiri.
Fildan sengaja tidak mau diantar ke bandara oleh keluarganya karena dia ingin pergi ke suatu tempat yang sangat bersejarah baginya sebelum meninggalkan Indonesia. Fildan berangkat naik taksi pagi-pagi buta menuju taman tempat dia dan Lesti mengikat tali cinta. Taman yang terletak di komplek perumahan Lesti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTAGE BACKSTREET (FIN✔)
Fanfiction"Mereka hanya mengetahui kehidupan panggungku, tapi pernah kah mereka berpikir bagaimana aku di backstage?" -Lesti- "Kenapa semua orang menyukai kehidupan artis sih? Tidak tahukan mereka jika dibalik senyum manis di atas panggung itu ada perasaan ya...