SALAH PAHAM

1.1K 110 29
                                    

Fildan memarkirkan mobilnya di parkiran dan bergegas lari secepat kilat menuju kamar inap Rara. Pikiran Fildan sudah kacau, dia hanya ingin melihat keadaan adiknya. Dia menyesal telah membuat Rara terbaring di rumah sakit. Dengan keras dia membuka pintu kamar rawat Rara. Dapat dilihatnya wajah sang adik yang sangat pucat dengan jarum infus yang menancap di lengan kirinya.

"Kak Fildan, alhamdulillah kakak pulang.."ucap Selfi yang saat itu sedang menjaga Rara seorang diri.

Fildan menghampiri Selfi dan memeluknya erat. Airmata masih mengalir derah dipipi Fildan.

"Maafkan kakak ya.. Maaf sudah meninggalkan kalian.."

Fildan mengusap lembut rambut Selfi dan mencium puncak kepalanya berkali-kali.

"Ra belum siuman sejak semalam kak.. Dia merindukanmu.. Dia memaksa mencarimu siang malam karena khawatir kamu kenapa-napa.. Kakak sehat kan?"tanya Selfi.

"Kakak baik sayang.. Maafkan sekali lagi ya.."

Fildan menghampiri tubuh Rara dan duduk disampingnya. Digenggamnya tangan kanan Rara, dingin terasa dikulit Fildan.

"Maafkan kakak Ra, maaf.. Bangun Ra, kakak sudah disini.. Kakak sudah nemenin kamu.."ucap Fildan berusaha membangunkan Rara.

Fildan mencium tangan Rara, lalu beralih mencium kening Rara. Diusapnya lembut wajah Rara yang pucat dan masih memejamkan matanya.

"Biar kakak yang menjaga Rara, kamu berangkatlah mengajar.."ucap Fildan.

"Selfi bisa ijin kak.. Selfi nggak tega liat kak Fildan dan Rara yang seperti ini.. Selfi nggak papa kok.."jawab Selfi seraya mengusap bahu Fildan.

Fildan mengangguk lemah, dia yang juga merasakan rasa lelahpun meletakkan kepalanya disebelah lengan Rara. Selfi yang duduk di sebelah Fildan mengusap kepala Fildan lembut agar kakaknya itu bisa ikut tidur. Selfi bisa melihat jika kakaknya itu sangat lelah dan kurang tidur dari kantung mata yang tercetak dibawah mata Fildan.

"Istirahatlah kak, Selfi tau jika ini sangat berat untuk kakak.."bisik Selfi ditelinga Fildan.

Perlahan mata Fildan terpejam, tangan kirinya dia gunakan sebagai bantal sedang tangan kanannya masih menggenggam tangan Rara. Fildan tertidur cukup lama hingga siang menjelang. Ridwan yang mengambil ijin kerja lagi sudah berada di kamar rawat Rara dan tiduran di sofa ditemani Selfi, Ical dan Aulia. Reza juga menyempatkan menjenguk Rara sebelum menemui adiknya sendiri.

"Kak, aku ke kamar Lesti ya.."pamit Aulia pada Ical.

"Iya, kakak disini ya.. Nanti kalo kamu ada apa-apa telpon aja ya.. Kakak mau nemenin Fildan.."

"Iya kak, dadah.. Assalamu'alaikum.."

Aulia meninggalkan kamar Rara menuju kamar sahabatnya yang tidak terlalu jauh. Fildan yang sedikit terusik dengan pembicaraan Ical dan Aulia perlahan membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya untuk mengatur cahaya yang masuk. Fildan bisa melihat dengan jelas wajah Ical dan Selfi yang terjaga serta Ridwan yang sedang tiduran di sofa.

"Cal, Sel.."panggil Fildan.

"Kak Fildan sudah bangun, kakak butuh apa?"tanya Selfi seraya menghampiri Fildan.

"Rara masih belum bangun?" Selfi menggeleng.

Rasa bersalah kembali menggerogoti benak Fildan. Dia menatap wajah Rara yang masih terlelap namun tidak sepucat tadi pagi. Fildan berbisik memanggil nama Rara berulang kali.

"Kkk..ka.kak.. Kak Les..ti.."

Terdengar suara Rara lirih memanggil nama Lesti. Fildan senang karena akhirnya Rara sadar namun ada sedikit kekecewaan karena yang dipanggil Rara bukan dirinya tapi kekasihnya.

BACKSTAGE BACKSTREET (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang