BAGAIMANA KAMI?

2.3K 135 8
                                    

Tidak ada epilog untuk cerita kita, Baekhyun. Jika sudah berakhir ya berakhir saja.
—Chanyeol

Aku tahu sebenarnya jika ini tidak akan berjalan dengan baik. Maksud ku, mungkin beberapa dari mereka akan berkata untuk sudahlah jalani saja kamu tidak tahu bagaimana akhirnya. Tapi beberapa fakta juga membuat ku berfikir, Ok, aku bisa. Tapi sebisa apapun aku, ini tidak akan berhasil.

Begini, kisah kami bukan tentang percintaan novel yang menyatukan perempuan miskin dengan lelaki kaya atau bagaimana dua ciptaan tuhan yang berbeda jatuh cinta. Ini lebih rumit dari yang kamu bayangkan.

Kami manusia, tentu.

Kami satu agama, tentu.

Kami satu negara, tentu.

Mendapat restu, tentu.

Kami kaya? Pasti.

Sampai sini kalian tidak merasakan sebuah keanehan kan?

Tapi, kami sama-sama lelaki. Tentu. Kami memiliki penis. Kami memiliki hormon seksual yang sama, sama-sama ingin puas, sama-sama menginginkan lagi. Bedanya, aku pihak submisif dan dia dominannya.

Awalnya kami berfikir, ok menjijikan untuk memasukkan penis salah satu yang terpilih menjadi dominan ke lubang submisif tapi persetan dengan itu kini kami malah menikmatinya!

Oh iya, ngomong-ngomong hari ini pihak dominan ku—katanya, akan membawa ku pergi ke beberapa tempat. Aku tentu menyetujuinya. Kami sering pergi bersama, kadang hanya berdua bahkan mengajak orang ketiga agar beberapa dari penggemar tidak curiga meski aku tahu, hei, kalian diam-diam menunggu konfirmasi hubungan kami kan? Sial. Aku juga ingin, tapi tentu tidak mungkin atau kalian harus kehilangan kami di layar tv kalian.

Pantat ku sudah cukup kebas ketika kekasih ku yang tinggi menjulangnya itu merepotkan keluar dari kamarnya, aku menghela nafas, sepertinya dia lupa tentang hari ini. Ya, begitulah Park Chanyeol, umurnya baru masuk 26 tapi sifat pelupanya seperti kakek-kakek.

"Selamat pagi, sayang."

Kekasih ku itu menubruk diri ku dengan badannya yang sebesar gajah—tidak, sepuluh kali lipat dari gajah. Aku berdecak, mendorong dadanya yang hanya terlapis kaus tipis. "Bau! Pergi!" Kekasih ku itu nampak tak menghiraukan perkataan ku dan malah menghiasi wajah ku dengan ciuman bertubi-tubinya hingga aku bisa merasakan setitik lendir membasahi beberapa bagian wajah ku.

"PARK CHANYEOL!!!"

Chanyeol—Dengan ganasnya tertawa dan menggendong ku seperti koala dari sofa menuju dapur, dimana disana sudah terdapat para member yang asik dengan kegiatan masing-masing. Seperti Kyungsoo yang memasak, Jongin yang merepotkan berdiri disebelahnya, Lay Hyung membicarakan sesuatu dengan Suho Hyung, Sehun asik dengan handphonenya dengan Chen juga Xiumin disebelahnya yang sedang bercanda berdua.

Kasihan Sehun, semenjak mengenal status single karena ditinggal kekasihnya ke China dia jadi lebih merasakan patah hati. Kerjaannya hanya masturbasi dengan handphone.

Kedatangan ku dengan Chanyeol tak menimbulkan banyak hal besar, mereka tetap pada pekerjaan mereka masing-masing dan aku tetap menyamankan diri di bahu lebar Chanyeol. Chanyeol membawa ku duduk di counter dapur sedangkan dirinya mengambil minuman dari kulkas yang berada tepat di sebelah badan ku.

Chanyeol memberikan ku sebuah susu strawberri. Namun aku menggeleng dan kembali melesakkan diri di bahunya, memejamkan mata. Chanyeol meminum susunya dan membiarkan aku terduduk dicounter dapur dengan kaki melingkar di pinggangnya serta tangan yang merangkul lehernya.

Chanyeol? Dia malah asik meminum susunya sambil sesekali menciumi leher ku. Aku tidak menolak. Malah tiap ciuman Chanyeol membuat ku semakin mengantuk dan lupa tentang kemarahan ku.

chanyeollie kiss scene [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang