Meeting SOMEONE of Future?
Adzan Shubuh berkumandang dari sana, jauh. Langit masih gelap dengan bebintangan yang jelas dan indah sekali. Hawa dingin. Hawa dingin? hmm, entah terasa atau tidak. Aku sepertinya tidak mempedulikannya. Aku bersiap-siap, mengambil air wudlu. Lagi-lagi aku tidak tahu hawa dingin ini terasa atau tidak. Setelah itu aku mendapati kaki hingga pinggulku sudah terbungkus oleh sarung. Kupikir warnanya biru, tapi ternyata tidak. Aku keluar dari rumahku untuk menuju ke sana, jauh.
Setibaku di sana, tempat ini sudah dipenuhi oleh banyak orang. Bergerombol menjadi satu, berbeda-beda menjadi satu. Untuk mengerjakan suatu kewajiban yang ringan untuk dilakukan oleh para manusia zaman sekarang. Lho? bukannya berat ya? tapi tunggu, memangnya zaman apa ini. Aku berjalan masuk melewati para kaum hawa yang sibuk mencari tempat shaf mereka. Begitu pula aku, sedang mencari tempat shaf. Sampailah Aku di barisan ke-10 ini dan mematenkannya sebagai shaf ku. Aku duduk tenang menunggu iqomah. Tak lama kemudian iqomah terdengar. Katika aku berdiri, semua yang di depanku juga berdiri. Barisan di depanku yang kosong dengan secepat kilat langsung dipenuhi oleh orang-orang berbaju......... Eh? berbaju apa...?
Selesailah shalat berjama'ah ini dalam keadaan damai. Lah? Cepat sekali? Ketika aku sedang bersila untuk berdzikir, terdengar suara obrolan dari belakangku. Entah kenapa diriku penasaran, lalu kutengok ke belakang dan kulihat seorang bapak-bapak sedang ngbrol dengan perempuan bermukena. Sepertinya perempuan bermukena itu sedang memberitahu sesuatu. Dari sekian banyak orang hanya perempuan ini yang berlabel "akhwat" di ruangan para "ikhwan" ini. Lalu bapak-bapak itu berdiri dan melaksanakan suatu shalat. Ha? shalat apa? Aku memilih untuk tidak mempedulikan mereka dan keluar dari ruangan.
Sesampainya di pelataran, orang-orang masih sibuk hilir mudik. Mereka asyik saling bercengkrama. Sementara aku sendirian. Aku baru sadar kalau aku tidak ditemani oleh siapapun. Aku segera menuruni tangga pelataran menuju tempat sandalku yang kuparkirkan rapi. Tanpa mempedulikan orang-orang yang melewatiku, aku berjalan menuju gerbang. Eh kok? gerbangnya mirip dengan gerbang belakang kampusku? Tepat ketika aku hampir sampai di gerbang, seseorang menepuk pundak kananku, seketika aku berbalik.
"Eeh boy, bolehkah aku meminta bantuanmu?," kata orang itu ketika aku sudah menghadapnya.
Ternyata orang itu adalah bapak-bapak yang ada di belakangku tadi. Aku mengernyitkan dahi dan memandangnya heran bertanya-tanya. Aku sepertinya pernah melihat wajahnya.
"Kau... kau, kata putriku bisa melakukan sesuatu, kan?," Bapak itu tahu raut muka bertanyaku. Sesuatu apa?
"Maksudku kau bisa melakukan sesuatu, kan? Tentang desain grafis," kata bapak itu sambil kedua tangannya memegangi pundakku.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala sebagai sebuah jawaban. Bapak itu kemudian terlihat senang sekali. Dia menuntunku ke mobilnya yang diparkir tak jauh dari gerbang lalu mempersilahkanku masuk. Aku masuk ke kursi penumpang. Dia berkata bahwa dia akan memanggil putrinya. Terdengarlah degupan jantungku oleh telingaku. Sembari menunggu, aku duduk tenang di kursi penumpang sambil memandangi orang-orang yang masih hilir mudik berseliweran.
Selang beberapa menit, bapak itu muncul di depan mobil bersama seorang perempuan berjilbab. Bapak itu kemudian dari luar menunjukku sambil menyuruh perempuan itu untuk melihatku. Ugh, tiba-tiba degupan jantungku tak beraturan. Perempuan itu dari luar memandang lekat-lekat diriku dan membuatku salah tingkah. Keringat dingin bercucuran dari daguku ketika pandangan kami saling bertemu. Dari dalam mobil aku bisa melihat kedua matanya yang indah memandang serius diriku. Kulit wajahnya bersih. Dengan kaca mobil bagian depan yang gelap aku tidak bisa mengetahui warna kulitnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/174943725-288-k247875.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terjelaskan
Short StoryKumpulan cerita tentang mimpi-mimpi yang pernah penulis alami. Ada beberapa hal atau adegan yang ditambahkan agar cerita lebih jelas. Mohon maaf apabila ada bagian yang sulit dipahami, karena mimpi memang sulit dijelaskan. Selamat membaca.