PART 9.

4.1K 141 34
                                    

Bel tanda berahirnya kegiatan belajar mengajar sudah menggema 10 menit yang lalu. Namun Gabriel masih enggan meninggalkan tempatnya saat ini kedua temanya sudah lebih dulu kabur karna ada urusan. Pikiran gabriell melayang ke beberapa jam yang lalu tepatnya waktu istirahat.semua asumsi bersarang dipikiranya kejadian beberapa thn lalu memacu trauma Gabriel. Hingga tiba-tiba getaran pada kolong mejanya membuyarkan lamunannya. Dahinya mengeriyit melihat beberapa nomor yang tertera di ponselnya, tidak mau ambil pusing Gabriel langsung menggeser tombol hijau tanda panggilan tersambung.

"Halo nona el"

Gabriel hanya bergumam untuk menjawab dia sudah tau sekarang siapa yang menelvonnya, dia bimo kepala bodyguard keluarga Athalla.

" Maaf nona Mr. Athalla memerintah saya untuk menjemput nona sekarang juga "

"Hmm"

"Saya sudah ada di depan gerbang menunggu nona Mr. Athalla juga berpesan agar nona el membawa tuan muda ray"

Tanpa ada niat menjawab gabriell memutuskan sambungan secara sepihak. Pasti ada hal penting sampai-sampai ayah nya mengirim bimo untuk menjemput nya Dan ray. Tidak mau membuang waktu Gabriel menghubungi kembaranya itu.

Disisi lain Ray masihh berada di dalam kelas karna menunggu pembagian nilai ulangan minggu lalu jadilah kelasnya masihh koplit. Tiba-tiba benda yang sediri tadi berada di kantong celana abu-abunya bergetar menandakan panggilan masuk iya langsung mengangkatnya tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Diana? "

"Kelas nunggu pembagian nilai napa kang-" Belum sempat iya selesai berbicara sambungan sudah diputus sepihak,Ray mendengus kebiasaan adiknya itu benar-benar menggemaskan saking gemasnya ray slalu ingin melempar adiknya ketengah lautan yang dipenuhi hiu kejam memang.

Aldo yang memperhatikan ray dari tadi mengeriyitkan dahinya revan yang bingung dengan rant wajah Aldo memutar bola matanya malas pasti alien satu itu berasumsi ngawur.

"Kenapa? " Tanyanya

"Siapa? Gua? " Balas aldo dengan menunjuk dirinya sendiri

"Bukan? " Jawabnya dingin aldo ini udah kepalang bego. Jelas-jelas dirinya knp masih bertanya kan didepan hanya dia sedangkan ray berada di depan papan tulis habis menerima tlvn tadi.

"La trs siapa dong babang revan ngomong yang jelas jangan ambigu ah dedek aldo kan jadi ngga Pahama" Tutur aldo revan pun bergidik ngeri jika aldo sudah mengeluarkan jurus andalanya

"Jijik"

"Apa sih mae-" Belum selesai aldo menggoda revan tiba-tiba omonganya tertunda karna melihat sosok bidadari di ambang pintu kelasnya

Revan yang aneh melihat aldo menganga Tampa berkedip pun mengikuti Arah pandangnya Dan pandangan revan bertemu dengan mata gadis yang berdiri di ambang pintu dengan expresi datar dan aura dingin. Iya gadis itu gabriell keadaan kelas yang tadinya ramai menjadi hening seketika.banyak  yang memandang gabriel sinis karna di kelas ray ada Amanda Dan juga antek-anteknya. Gabriel tidak ambil pusing karna Gabriel tidak ada urusan dengan medusa satu itu hingga detik berikutnya Amanda merdiri Dan berjalan mendekati gabriell..

"Eh jalang mau ngapain lo kesini?  Mau jual diri ke Ray? " Cecernya sembari memandang remeh ke arah gabriel, sedangkan yang ditanya hanya diam menaikan satu alisnya.

"Kenapa diem takut lo sama gua"

Gabriel ber smrik menatap Amanda tanpa minat. Amanda yang melihat itu langsung kebakar emosi.

"Gak sopan banget lo ya sama kakak kelas " Nadanya menaik satu oktaf

"Cih.. Bahkan gua ngga ada urusan sma lo" Desisnya ray Dan yang lain hanya diam memperhatikan drama yang sedang Amanda luncurkan

Ketua OSIS vs Bad GrillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang