Ibarat sebuah perguruan tinggi favorit, JYPE yang telah berhasil menjadi salah agensi terbesar yang menjadi impian para remaja untuk menjadi tempat mereka debut. Suksesnya K-POP di seluruh dunia, memang mendorong banyak remaja bercita-cita menjadi idol. Walaupun hal itu konon membuat pergolakan sosial, karena para orang tua jadi kesal anak-anaknya jadi gak tertarik buat bersekolah formal dan bercita-cita seperti remaja pada umumnya: kerja kantoran, punya perusahaan, atau bahkan jadi PNS.
Dengan permintaan menjadi idol yang tinggi, dan diikuti minat jadi trainee yang juga semakin tinggi, jelas dong persaingan jadi semakin ketat. Apalagi di agensi besar semacam JYPE, persaingan udah dimulai dari sejak audisi, terus lanjut sampai saat pemilihan trainee yang bisa debut. Karena itu mungkin kita sering banget denger artis yang mengaku sebagai mantan trainee JYPE (dan dibilang orang-orang sebagai buang berlian), soalnya fakta itu memang menjual dan jadi nilai tambah, mengingat perjuangan buat sampai jadi trainee aja udah keren banget.
Apalagi JYPE emang menanamkan diri di benak publik sebagai perusahaan yang mementingkan sikap atau attitude. Proses penanaman itu (atau dalam istilah marketingnya itu positioning), gak sekali jadi. JYPE memperkenalkan sistem trainee dan apa yang mereka prioritaskan dari seorang artis selama bertahun-tahun. Baik lewat pemberitaan media, lewat berbagai acara tempat Park Jin Young jadi pengisi acara, lewat mantan trainee yang cerita sana-sini, dan lewat 'hasil akhir' alias pembuktian dari sikap artis jebolan JYPE selama ini.
Nah, untuk mempertahankan positioning positif yang udah dibangun bertahun-tahun itu, JYPE jelas harus memastikan jika artis yang mereka naungi memiliki standar yang mereka inginkan disamping talentanya: kemauan dan sikap yang baik.
Tapi hal itu emang gak mudah, karena sikap seseorang baru akan ketahuan setelah si trainee menjalankan masa training. Selain itu banyak faktor juga yang mempengaruhi, karena walau gimanapun, JYPE itu perusahaan, isinya gak cuma ada CEO dan Park Jin Young, tapi ada sekian banyak karyawannya dan stakeholder lain. Mereka juga sama-sama bertanggung jawab buat mempertahankan positioning perusahaannya di mata publik.
Bahkan saking gak mau kehilangan positioning sebagai agensi dengan artis yang baik, kadang-kadang JYPE itu agak kewalahan kalau menghadapi artis yang bermasalah. Mereka seakan sudah biasa dan yakin kalau artis pilihannya baik, terus jadi kebingungan sendiri kalau si artis ternyata buat skandal. Gak jarang, mereka lebih milih diam dan ngebiarin publik berspekulasi segala macem sampe lupa sendiri sama masalah artisnya.
Meskipun ya, tetap ada satu hal yang patut diapresiasi dari JYPE, saat menyelesaikan masalah dengan cara menghentikan kontrak artis atau trainee. Mereka selalu memilih kalimat yang tidak eksplisit menggambarkan kesalahan si artis atau trainee dalam pernyataan resminya. Seperti karena alasan pribadi atau tidak memenuhi kebijakan perusahaan buat menjelaskan kenapa artisnya keluar.
Selain itu, JYPE sepertinya gak terlalu mempermasalahkan tentang pemutusan kontrak yang dilakukan artisnya. Meski mungkin ada konsekuensi, tapi sejauh ini gak pernah ada kasus hukum yang terjadi akibat kontrak artis.
Di bagian ini, aku bakal coba bahas satu-satu soal gimana cara JYPE mengatasi para artis atau trainee yang gak lempeng-lempeng aja kisah hidupnya. Gak cuma skandal, tapi memang artis atau trainee yang gak sesuai harapan aja. Biar sebagai penggemar, kita bisa lebih bijak dan gak bias dalam menilai saat terjadi sesuatu sama artis idola kita. Aku tetap riset masalah yang ada, tapi untuk bagian ini, akan banyak opiniku ikut masuk dalam bahasan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
JYP Nationgraphy
Non-FictionJYP Nation + Biography + Unek-unek = JYP Nationgraphy Mager + Males Mikir + Bahasa Inggris pas-pasan = Judul buku ini P.S. Bukan Humas JYPE. == Pernah di : Peringkat #1 dalam JYPE Peringkat #5 dalam nonfiksi