Semenjak menikah, ada dua hal menyebalkan yang Catleen benci sekali dari Dewa.
First, sifat Dewa yang monoton dan cenderung melulu serius.
And second, kemalasan cowok itu untuk bangun tidur. Ini sumpah demi apapun Dewa kalau di bangunin pagi-pagi nggak bakal nyahut-nyahut! Gerak aja enggak, persis orang mati!
Catleen kadang sampai harus membawa ember berisi air dari kamar mandi hanya untuk mencipratkannya agar Dewa segera bangun.
Tapi siapa sangka cara yang sebegitunya pun masih sulit untuk membuat cowok itu menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan dari dalam dirinya.
Tiada bedanya dengan pagi ini, Catleen sudah susah payah menyusun rencana untuk di laksanakan sepagi mungkin. Seperti, lari pagi menikmati segarnya udara sekitar pantai Cebu.
Namun, seribu sayang suaminya ini adalah perusak segala rencana. Buktinya, cowok itu masih setia mendekap guling dan memejamkan mata tanpa peduli betapa geramnya Catleen saat ini.
"Anjir, kalau liat Dewa segini susahnya di bangunin jadi berasa pengen cerain aja!". Bathin Catleen sambil geleng-geleng kepala.
Dan akhirnya, Catleen yang sudah siap dengan pakaian olahraganya memutuskan untuk mengambil es batu dari dalam kulkas.
Tanpa merasa bersalah sedikitpun ia tempelkan es batu tersebut di atas perut Dewa. "Awas kamu ya Dewa sampai nggak bangun juga!". Seru Catleen iseng.
Tiga detik . . .
Empat detik . . .
Tujuh detik . . .
Sepuluh detik . . .
Kedua mata Dewa tiba-tiba terbuka lebar. Dengan spontan ia menyentakkan tangan Catleen begitu saja dari perutnya.
"BY KAMU APAIN AKU SIH???". Tanyanya dengan wajah shock.
Bagaimana Dewa tidak shock coba? Ia menemukan sekumpulan es batu di atas perut kotak-kotaknya!
Istrinya sedang ada niat apa sebenarnya?
Catleen hanya mendelik kesal seraya meraup kembali es batu tersebut dan memasukkan ke dalam sebuah wadah. Sudut bibirnya tertarik sedikit membentuk sebuah seringaian kecil.
"Besok-besok kalau kamu masih susah di bangunin aku minta cerai aja pokoknya!". Seru Catleen asal.
Dewa meringis kecil, rasa dingin di perutnya masih terasa menusuk. Memang ekstrim sekali cara Catleen membangunkannya.
"Ini udah jam berapa memangnya?". Tanya Dewa seraya turun dari tempat tidur.
Kedua matanya langsung melirik ke arah jam dinding di kamar mereka. Jarum jam tersebut sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
"Kamu tuh Wa kalau tidur aneh banget tahu nggak? Sebenernya kamu itu tidur atau lagi latihan mau jadi orang mati sih?!". Omel Catleen lagi.
Seolah-olah tidak cukup kejengkelannya tersebut hilang hanya dengan melihat Dewa bangun.
"Hehe maaf by, aku capek soalnya".
"Orang normal tuh meski secapek apapun ya nggak begitu juga tidurnya. Denger keributan dikit pasti bangun lah. Lha kamu astagaaa aku cipratin pakai air juga masih tetep ngorok! Bener-bener tidur mati!!".
Catleen dengan pose berkacak pinggangnya selalu menjadi pemandangan menarik bagi Dewa di setiap pagi mereka.
Istrinya yang selalu mengomel. Dan Dewa yang hanya mendengarkan tanpa bisa merubah kebiasaannya. Memangnya mau bagaimana lagi? Itu kan sudah kebiasaan sejak lahir. Tentu sulit untuk di ubah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hard For Me | kaistal
Fanfiction[SEQUEL TEARS] "We will either win together or we will lose together" Pernikahan tidak menjadikan segalanya selalu mudah dan indah. Pernikahan tidak pernah menjanjikan kedua hal tersebut. Namun pernikahan adalah jalan untuk belajar mewujudkan...