one-shot

332 24 44
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahunku yg ke-18 tahun, mungkin apa yg aku inginkan sama seperti apa yg ku mau pd tahun-tahun sebelumnya yaitu hanya ingin bertemu seorang sahabat kecilku yg sudah 4 tahun yg lalu tidak pernah terdengar kabarnya.

Malam ini seperti biasa aku akan merayakan ulang tahunku di tepi danau yg sepi, tempat yg sering aku kunjungi dulu bersamanya.

'Argent'

Itulah namanya dia satu satunya temanku yg selalu ada untukku, maupun susah atau senang.

Dialah yg selalu menghiburku dikala aku sedang terpuruk akibat penyakit yg aku derita.

Ya.....

Benar saja aku adalah seorang gadis yg mengidap kanker otak sejak aku berumur 8 tahun, penyakit ini tdk pernah membuat dia pergi meninggalkanku, tetapi sebaliknya ialah yg selalu menghiburku dan mendukungku.

"Acedia, kau harus semangat melawan penyakit itu, dan setelah kau sembuh kita bisa beli es krim dan bermain game seperti dulu"

Itu kata kata yg biasa ia ucapkan untuk menyemangatiku, betapa aku merindukan suara dan dirinya.

Aku duduk di pinggir danau sambil menatap air yg memantulkan gambaran diriku, tiba tiba pantulan itu berubah menjadi pantulan wajahnya.

"Gent ?"

Saat aku menyentuh genangan air yg mirip cermin itu bayangan Argent pun hilang akupun sadar bahwa itu hanya ilusi.

Tak terasa butiran air mata mulai memenuhi mataku dan berjatuhan ke dlm danau.

Aku merindukan suaranya....

kata" protes yg selalu ia ucapkan ketika aku malas bekerja

Aku rindu pelukannya...

Pelukan hangat yg selalu bisa menenangkanku saat selesai di periksa dokter.

Aku rindu.....

Aku merindukannya....

Air mataku semakin deras.

"Acedia!"

Aku mendengar suara panggilan yg sangat familiar bagiku. Akupun berbalik mendapati seorang pria berambut panjang berwarna coklat yg sama dengan warna rambutku.

"Kak lucifer" panggilku pd kakakku yg sekarang berdiri tepat di depanku.

"Acedia, seharusnya kau tidak banyak gerak dulu, nanti kalo penyakitmu tambah parah gimana" ucap kak lucif dengan nada khawatir.

Dia mengedarkan pandangannya

"Argent?" Dia bertanya pd ku dan akupun mengagguk sambil menghapus air mataku.

Kak lucif menghela nafas

"Sudahlah, jangan menangis aku yakin dia dan keluarganya baik baik saja" ucap kak lucif.

"Tapi kak, ini udah 2 tahun sejak mereka pindah ke amerika dan nggak ada kabar" ucapku di tengah isak tangisku.

Dari 4 tahun lalu Argent beserta keluarganya pindah ke amerika. Aku sangat sedih saat itu, tapi Gent berjanji akan selalu mengirim kabar, dan akan datang berkunjung jika ada waktu luang.

Selama 2 tahun setelah mereka pergi, Gent rajin mengirim surat dan mengirim kabar, kami selalu saling menulis surat.

Namun 2 tahun terakhir ini dia mulai berhenti memberi kabar dan akupun mulai khawatir.

Beberapa kali aku mencoba mengirim surat untu menanyakan keadaannya namun tak dibalas, aku jg sudah mencoba menelfon keluarganya namun tak ada jawaban.

desime in one houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang