Cieeeee.
Ekhm ekhmm..
Keselek biji semangka gw.
Hehe.Gaje ya?
Ya bodo amat, yang penting gw happy.Udah ah ntar bego nya sampe pluto, kan bahaya.
Happy reading baby
Setelah selesai membersihkan perpustakaan resa pergi menuju kantin karna perut nya yang sudah tidak bisa di ajak kompromi sejak tadi.Resa memilih duduk di pojok kantin karna menurutnya tempat itu yang terhindar dari keramaian siswa yang ricuh berbondong bondong menuju kantin sekolah.
Dia tidak berniat untuk memesan makanan ataupun minuman. Resa lebih memilih menunggu teman temannya untuk memesankan makan dan minum untuknya. Karna resa tau pasti alrisa dan agatha akan menemuinya di kantin. Karna terlambat sudah menjadi kebiasaan seorang alresa athaya kejora.
"woi res terlambat lagi?" tanya agatha yang baru tiba di kantin.
Resa hanya mengangguk acuh tak acuh.
"ris pesen sono" perintah resa.
Risa yang mendapat perintah dari resa langsung berdiri dan memesan makanan untuk mereka bertiga. Risa tidak merasa keberatan karna memang sudah kebiasaan risa untuk memesankan kedua temannya dan lagi pula mereka bertiga itu sahabat, garis bawahi ya sahabat.
Disaat resa sibuk dengan dunianya, gibran datang dengan membawa bekal berisi salad di tangannya.
"nih dek" serahnya.
Resa menatap bingung ke gibran dengan menaikkan sebelah alisnya.
"gw tau lo pasti gak sempat makan, makanya gw bawain bekal dari rumah" jelas gibran yang mendapat tatapan kagum dari kaum hawa sebelahnya, yang tak lain adalah agatha.
"makasih" jawab resa cuek bebek.
"ya allah dek, masih marah lo sama gw?" gibran menarik kursi disebelah resa untuk ia duduki.
"enggak, gw lagi bete. Masa tadi gw disuruh bersihin perpustakaan. Kan cape" cecarnya.
"siapa yang berani ngehukum adek gw?" gibran menunjukkan sisi kepahlawanannya seolah olah ingin menghajar mahkluk yang telah menghukum adiknya.
"siapa lagi kalau bukan si wanita killer tak berperasaan itu" seketika nyali gibran menciut, dia tau siapa guru yang dimaksud resa.
"kenapa diam lo? Cupu lo bang. Udah ahh sana lo" resa mendorong dorong gibran untuk pergi. Dalam kata lain resa mengusir gibran.
"yaudah, jangan lupa di makan ya" ujarnya mengacak rambut resa.
Resa tak menggubrisnya, dia hanya fokus memakan salad yang dibawakan bundanya. Ralat, yang dibawakan abang nya.
"res beruntung banget lo bisa dapat abang kaya gibran, gw mah boro boro kaya gibran punya aja kagak" ucap agatha iri melihat kedekatan resa dengan gibran.
"udah ambil aja noh si gibran, gw masih punya stok satu lagi" jawabnya sambil memakan salad yang tak ada duanya.
"sampai kapan kalian pengen backstreet res?" tanya risa yang baru datang membawa pesanan mereka bertiga
"backstreet apaan?" tanya resa bingung "pacaran kali backstreet" jawabnya saat mengerti dengan maksud risa.
"lo emang gak mau ngasih tau siswa lain kalau gibran itu abang lo res?" agatha yang mulai ikut di dalam perbincangan risa dan resa.
"suatu saat mereka juga bakalan tau gibran abang gw, gak perlu di umumin kalii tha" jelasnya yang mendapat anggukan dari agatha.
"tapi kan res, itu bisa jadi bahan buat lo bela diri dari wanita jahat itu" jelas risa berusaha membujuk resa. Karna risa dan agatha sudah lelah melihat resa yang selalu terpojokkan oleh kakak kelasnya, dia bernama clarisa si wanita jahat.
"gw gak anak anak ris, gw bisa ngebela diri gw sendiri tanpa bantuan abang abang gw" ucap resa masih tetap dalam pendiriannya.
Risa dan agatha hanya bisa mengehela nafasnya, karna mereka tau persis seperti apa seorang alresa athaya kejora. Memiliki sifat seperti batu. Tidak ada gunanya risa dan agatha menasehatinya toh dia tetap kekeuh dengan pendiriannya.
Sekarang mereka berada di dalam kelas tepatnya 10 ips 1. Resa yang enggan mendengarkan penjelasan buk rika menatap keluar jendela. Kelas resa yang letaknya tepat di depan lapangan membuatnya merasa sedikit bahagia saat berada di dalam kelas karna ketika merasa bosan dia bisa melihat ke arah lapangan.
"alresa kejora" resa yang merasa terpanggil langsung menegakkan tubuhnya menatap depan.
"coba kamu jelaskan apa yang saya jelaskan"
Kepalang kabut, resa bingung harus menjelaskan apa karna sedari tadi dia tidak mendengarkan penjelasan buk rika."saya bilang jelaskan!" bentak buk rika dengan menggebrak meja.
Resa masih diam, dia tidak menyangka buk rika akan semarah ini padanya.
"sekarang kamu keluar dari kelas saya" perintah bu rika dengan tegas.
Resa hanya pasrah dan berjalan keluar kelas, satu satunya tempat yang pengen Resa kunjungi disaat seperti ini hanya rooftop sekolahnya.
Sambil berjalan resa menggerutu mengutuk wali kelasnya itu.
"apes banget gw hari ini, pertama kena siram sama gibran sampai basah, kedua terlambat, ketiga dihukum bersihin perpus, terakhir di usir dari kelas. Emang hidup gw ini selalu rumit gadak lurus lurusnya" monolognya seolah olah ada seseorang yang mendengar curahan hatinya.
Di sisi lain seorang revano adynata albrawkey tengah menatap sosok makhluk perempuan yang berbicara sendiri tanpa seseorang di sebelahnya. Revan yang melihat itu tersenyum tipis.
Dalam hatinya berkata 'cewek aneh'.
Resa tidak menyadari ada seseorang yang daritadi tengah memperhatikan kelakuan bodoh nya. Namun dengan kelakuannya yang bodoh bisa mengukir senyum tipis tercipta di bibir cherry milik revan.
Dengan langkah gontai resa berjalan menaiki anak tangga. Tibalah dia di rooftop sekolah. Resa duduk mengahadap ke kebelakang sekolahnya, dia melihat gedung gedung tinggi disana. Ya memang sekolah resa terletak di tengah tengah kota jakarta.
.
.
.
.
.
.
TbcJangan lupa tinggalin jejak
Loph u
KAMU SEDANG MEMBACA
RevanoSa
Teen Fiction"GUE CINTA SAMA LO ITU KARNA TAKDIR RES" "andai gue bisa nentuin takdir sendiri, gw juga gak pengen cinta sama orang kaya lo" ucap revan sarkastik. Deg! Air mata resa seakan jatuh tanpa aba aba. Publish 25/6/2019