8. telat bareng

40 11 2
                                    

welcome readers

Happy reading


Drtt drrt

Telpon dari risa

"res lo kenapa gak jadi ngajak gue ke bandara?!!" teriak resa dari s3brang telpon

Mukul kening 'mampus gw'
"gue lupa ris, sorry"

"perjanjian kita batal!" skak risa

"yahh padahal gw niatnya ngajak lo nemenin abang gue nelusuri ban-"

"seriusan? gue mau" selanya.

"tapi gak jadi karna lo udah batalin kontrak"

"res ntar lo bawa aja pr sosiologi, sama matematika biar gue yang kerjain"

"emmm iya gak ya?"

"resaaa" rengeknya

"iya deh, tapi sosiologi aja"

"iya deh yang jago matematika" sindir risa

"besok"

Tit!

---

"pak bukain pagarnya dong"

Hari ini resa terlambat lagi.

"gak guna gak bakal di bukain juga" sambung nya.

"gak usah ikut campur" skak nya.

"lo berisik!"

Resa hanya menatap sinis laki laki yang sekarang telat bersamanya.

"den revan tumben telat"

Ya laki laki itu adalah revan.

"kesiangan pak"

"alasan" gumam resa pelan sangat pelan, namun masih bisa terdengar di telinga revan yang tajam.

"gw dengar"

"bodo amat"

"buk bukain pagarnya dong" resa melihat bu tuti yang berjalan ke arahnya.

"diam kamu!" bentak tuti.

Resa hanya mendengus.

"revan kamu bisa telat juga?" tanya tuti melihat revan berada di luar gerbang bersama resa.

"iya bu kesiangan"

"yaudah karna kamu baru pertama jadi kamu saya maaf kan"

Revan sempat kaget, namun ia tidak pikir panjang dan langsung memasuki area sekolah setelah pak dadang membukakan pagar. Tidak lupa mengucapkan terima kasih pada tuti.

"lah? Bu gak bisa gitu dong"

"udah diem kamu" bentak tuti lagi.

"peraturan tetap peraturan dong bu" sela resa tidak terima.

"saya yang punya peraturan jadi terserah saya" jawab tuti tak acuh.

Resa berusaha menahan emosinya melihat tuti yang berlaku tidak adil pada dirinya.

"kamu saya hukum keliling lapangan 50 kali" tegasnya.

"HAH?" resa langsung membungkam mulutnya.

"70 kali" tambah tuti.

Resa hanya pasrah dan berjalan lemas ke arah lapangan.

Terhitung sudah 10 kali resa berlalri mengelilingi lapangan, namun rasanya resa sudah tidak sanggup lagi untuk berlari.

"gak ada yang suruh kamu berhenti resa!" teriak tuti dari pinggir lapangan.

Resa tersenyum melihat tuti 'dasar wanita killer tak berperasaan'

Ia kembali berlari namun tidak seperti sebelumnya, kali ini langkah nya melambat.

Berapa menit kemudian

"resa kemari" suruh tuti.

"saya salah apa bu? Jangan ditambah dong hukumannya" rengek resa didepan tuti membuat nya merasa jijik.

"hukuman kamu saya ganti"

"beneran bu?" tanya resa antusias.

"kamu bersihin perpustakaan sepulang sekolah" setekah mengatakan itu tuti beranjak dari tempatnya menibggalkan resa.

'pulang sekolah? Yaudah lah yang penting hukumannya gak seberat yang tadi'

"makasih ya bu!" teriak resa karna tuti yang sudah jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

'tunggu!'
'kenapa hukuman gue tbtb di ganti?'

'ah sudah lah'.
.
.
.
.
.
Tbc

Terima kasih udah mau baca cerita gaje ini hehe

RevanoSaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang