Chapter 16 - Hanya Jalang?

40.1K 1.8K 154
                                    

Jangan lupa Vote ya guys🌟🌟🌟🌟

Author mo minta maaf kemaren nggak jadi triple update, sumpah Author nggak sengaja😔 Author minta maaf banget ya..

Typo bertebaran

Happy Reading
*****

"Arghh, sthhh.." Dafhin tiba-tiba meringis kesakitan _berbaring diranjangnya, seraya memegangi perut kiri-nya.

"Arrhh, tidak." Gumamnya pelan ia terus menggelengkan kepalanya.

"Jangan. Saya mohon Jangan." Ucapnya lagi sedikit keras.

Dafhin memejamkan matanya erat, masih dengan menyentuh perut kirinya yang sebenarnya baik-baik saja.

Tangan kiri Dafhin mencoba meraih benda di nakas. Dan ia berhasil mendapatkan sebuah vas bunga kecil keramik ditangan-nya.

Prangkk..

Suara nyaring langsung terdengar, ketika vas itu membentur dinding kamar. Dan itu karena Dafhin melempar Vas-nya.

Dafhin mulai membuka matanya, tapi ia masih meringis kesakitan, fikirannya terus melayang pada kejadian buruk itu.

Tangan Dafhin lagi-lagi meraih sesuatu di nakas. Dan ia mendapatkan benda pipih berbentuk persegi empat disana, itu ponselnya.

Prangkk..

Dafhin langsung melempar ponsel itu cepat, dan tepat mengenai sebuah cermin hingga pecah berkeping-keping. Ponselnya sendiri langsung terpental ke kolong ranjang.

Suara nyaring yang dihasilkan karena benturan antara cermin dengan ponsel berhasil membuat Dafhin berhenti memegangi perutnya, dan bayangan-bayangan yang berputar di kepalanya juga berangsur-angsur hilang. Tapi Dafhin masih terengah-engah, nafasnya masih memburu.

Dafhin mengusap wajahnya kasar, sebelum beranjak dari tempatnya.

Ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Dafhin mengambil air dari wastafel, dan mengusapkannya pada wajahnya beberapa kali.

Ia terdiam menatap lurus pantulan dirinya di cermin, seketika ia mencengkram pinggiran wastafel.

Lagi-lagi seperti ini.

Dafhin benci seperti ini terus. Dan ini jadi salah satu alasan mengapa Dafhin tak mengizinkan siapapun memasuki kamarnya.

Dafhin memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

Tapi seketika matanya menajam melihat seseorang berada dik kamarnya.

Beraninya, desisnya dalam hati.

Tapi saat ia hendak berteriak menyuarakan kemarahannya, ia tersadar jika dia seorang gadis. Gadis yang sekarang berstatus pacarnya.

Meski begitu Dafhin tetap marah melihat dia ada disini. Tapi entah kenapa kemarahannya tak sebesar jika yang memasuki kamarnya orang lain.

Pernah dulu salah satu anggota baru Geng danger, masuk ke kamar Dafhin karena ingin memanggil Dafhin.

Tapi seketika kemarahan Dafhin memuncak, ia memberikan beberapa luka pada tubuh anggotanya sendiri. Tanpa merasa kasihan.

'Harus dikasih pelajaran tuh orang' desis Dafhin dalam hati.

Dafhin tersenyum miring sebelum melangkah mendekati Daila pelan.

Hingga ia berada tepat dibelakang Daila, Dafhin mulai memajukan wajahnya di samping kepala Daila.

"Lo pengen mati, eh?" Bisiknya dengan suara rendah.

Dafhin hampir tertawa melihat wajah terkejut Daila. Yang seperti melihat hantu saja. Dafhin mengurungkan niatnya tertawa dan malah menyeringai lebar.

PSYCHO D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang