Jangan lupa vote ya guys🌟🌟🌟🌟🌟
Kalian makin parah nembusin targetnya😂😂 antara seneng dan panik sih awalnya, karena belum selesai ngetik😂
Makasih udah semangat 45 dukung Mas Dafhin dan dek Daila nya ya.
Typo bertebaran ya say
Happy Reading
*****
Daila berdiri di halte bus sendirian. Ketiga temanya sudah pergi dari beberapa saat yang lalu, karena ada urusan masing-masing. Jadi mereka tidak bisa pulang bersama.Brumm..
Kerasnya suara motor yang tiba-tiba datang, sukses membuat Daila penasaran dan mengalihkan tatapanya pada motor itu.
'Kak Dafhin?'
Pipi Daila langsung bersemu mengingat kejadian di kelas tadi. Arghh, sial, karena kejadian itu Daila sama sekali tak bisa fokus dengan pelajaran kan. Dan itu semua karena Dafhin.
Motor gede Dafhin berhenti didepan Daila. Mau apa dia? Jangan-jangan dia mau menawarinya pulang bareng. Kyaaa.
Dafhin melepas Helmnya, lalu menyisir rambutnya kebelakang _merapikanya.
Nafas Daila tercekat melihat Dafhin seperti ini. Ia merasa waktu berjalan begitu lambat saat ini, hingga ia bisa melihat gerakan slow motion Dafhin yang menyisir rambutnya. Gantengnya nggak ketulungan, Aaa.
"Ngapain berdiri disini?" Tanya Dafhin datar.
"Nunggu bus." Jawab Daila seadanya. Sepertinya ia masih dalam pengaruh pesona Dafhin, lihat saja matanya sampai tak berkedip menatap Dafhin.
Mungkin jika Daila dalam keadaan sadar, ia akan menjawab pertanyaan goblok Dafhin itu seperti ini, 'Lagi nunggu pacar peka, bambang. Ya, pastinya nunggu bus lah, orang di halte bus.'
"Oh, Yaudah."
Daila tersadar dari kepakuannya terhadap Dafhin, saat mendengar ucapan Dafhin. Ia membuka mulutnya tidak percaya.
Oh yaudah?
cuma oh?
Nggak jadi nawarin pulang balik ini woyy?
Dafhin memakai Helmnya lagi, mengabaikan Daila yang masih menganga. Lalu menyatakan motornya.
Dafhin menoleh pada Daila. "Pulang nggak lo?"
Bibir Daila yang tadinya menganga, langsung terkatup, dan berganti sebuah senyuman lebar disana. Matanya berbinar senang.
"Mau!" Pekik Daila.
Dafhin tersenyum miring, "Mau apa? Gue kan cuma nanya, takutnya lo malah nginep disini."
'Bangsat,'
Daila mendelik tidak percaya.
'Gue tabok juga tuh anunya!'
Huft, Daila memejamkan matanya mencoba bersabar, ini adalah ujian. Ujian memiliki pacar yang suka bikin mulut orang mengeluarkan kata-kata mutiara. Jadi ia banyak harus bersabar.
Dafhin terkekeh pelan, "Cepet naik,"
Eh,
Daila membuka matanya. 'Naik? Naik motor maksudnya? Tapi nanti salah lagi.' Batin-nya bertanya-tanya.
"Naik kemana?" Tanya Daila.
Dafhin menatap datar Daila. "Naikin gue!"
"Hah?" Daila lagi-lagi menganga tidak percaya, serius ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO D [END]
Teen FictionCOMPLETE Rank #1 in teenfiction (12-13-14-15, April 2020) Rank #2 in remaja (10, April 2020) [WARNING⚠️dapat menimbulkan baper, greget, tegang, dan beberapa emosi lainnya] 17+ ..... Daila tau betul reputasi buruk Dafhin. Sebagai ketua geng besar, se...