Jangan lupa ninggalin vote dan komen loh😁
Btw Author nggak tau part ini bakal kayak gimana dimata kalian. Tapi semoga kalian suka. Karena saya sendiri ggak PD, rasanya alur random
Happy Reading
*****
Dafhin melangkah cepat menghampiri Daila yang nampak terkejut akan kedatangan nya.
Sebenarnya Dafhin datang kemari, hendak menanyakan keadaan Daila karena sejak insiden kemarin pagi, ia belum menghubungi Daila sama sekali.
Tapi, Dafhin tak mengira akan mendengar ucapan yang tak mengenakkan dari bibir gadis itu.
'Lo bakal nyesel ngucapin itu!'
Daila masih mematung ditempatnya, begitupun semua orang yang ada dikelas itu. Dapat Daila lihat, mata Dafhin berkilat-kilat. Seolah ada kobaran api yang menyala-nyala didalamnya.
"SEMUANYA. KELUAR!" Teriak Dafhin keras memerintah, tanpa mengalihkan tatapan tajamnya sedikitpun dari Daila.
Daila mengerjabkan matanya tak percaya, mendengar semua teman-teman kelasnya diusir dengan paksa oleh Dafhin. Yak meski hanya sebuah ucapan, tapi itu lebih dari cukup untuk membuat mereka semua keluar.
"LO SEMUA BUDEK. ATAU PENGEN GUE BUAT BUDEK, HAH?" Teriak Dafhin lagi tak kalah keras, saat seluruh orang disana hanya diam saja.
Dan setelah mendengar teriakan Dafhin untuk kedua kalinya, mereka sadar jika ucapan Dafhin bukan hal yang perlu diremehkan. Sebelum hal buruk terjadi semua orang berbondong-bondong keluar.
"Kak," Cicit Daila ketakutan. Ia tak tau apa yang akan Dafhin lakukan sekarang.
Dafhin memicingkan matanya sinis,
"Ulang ucapan lo tadi!" Perintahnya bernada dingin.Daila hanya bungkam, ia sadar jika sudah memancing amarah Dafhin. Ia tau jika Dafhin telah mendengar keinginan nya untuk putus dari dia.
"Gue. Bilang. Ulang. Ucapan. Lo!" Desis Dafhin dengan penuh penekanan. Karena Daila tak kunjung mengeluarkan suara.
Daila meneguk ludahnya susah payah. Ia tak tau harus melakukan apa. Baik bicara ataupun tidak, kemarahan Dafhin tetap akan meledak bukan.
"LO BUDEK HAH?" Dafhin mencengkram kedua sisi lengan Daila kuat, membuat tubuh Daila otomatis berdiri. Daila meringis kesakitan karenanya.
"Ka-kak, lepas sak-kit." Ucap Daila mencoba meminta belas kasihan pada Dafhin.
Dafhin mengeram, sebelum melepaskan cengkraman nya. Ia mendorong tubuh Daila hingga terhempas duduk dikursi lagi.
Dafhin melangkah maju, semakin mendekati Daila. Kedua tangannya diletakkan disamping tubuh Daila, mengurungnya.
"Lo, pengen putus pacar?" Tanya Dafhin mendesis.
Daila tak kunjung menjawab. Ia takut, meski disisi lain ingin melawan dan mengeluarkan unek-unek nya, dan lagi bibirnya juga terasa kelu untuk bergerak.
Dafhin tersenyum miring, sebelum mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Daila.
Tangannya terangkat untuk menyentuh wajah cantik Daila. Memainkannya keatas dan ke bawah pelan, menyusuri tulang rahang Daila. Dan hal itu sukses membuat tubuh Daila meremang ketakutan.
"Sayangnya, Gue nggak akan bisa ngewujutin permintaan Lo ini, Pacar."
Cup..
Dafhin tersenyum miring, setelah mengecup ujung hidung Daila cukup lama. Sebelum menariknya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO D [END]
Teen FictionCOMPLETE Rank #1 in teenfiction (12-13-14-15, April 2020) Rank #2 in remaja (10, April 2020) [WARNING⚠️dapat menimbulkan baper, greget, tegang, dan beberapa emosi lainnya] 17+ ..... Daila tau betul reputasi buruk Dafhin. Sebagai ketua geng besar, se...