Part 4

165 24 1
                                    

HAPPY READING.




Joohye hanya duduk termenung di pinggir ranjang, menunggu kepulangan suaminya. Namjoon pergi begitu saja setelah kegiatan panas mereka tadi sore.

Sementara itu Namjoon...

Namjoon POV...

Aku mengendarai mobil menuju ke rumah sakit tempat ibuku dirawat.

Selama perjalanan, aku terus teringat dengan Joohye. Entah mengapa tadi aku tidak bisa mengontrol nafsuku. Aku sadar aku telah menyakiti Joohye. Tapi aku sudah tidak bisa menahan diri, diriku kembali terbakar api cemburu. Mengapa dia kembali bermesraan dengan bajingan itu? Dan itu membuatku yakin bahwa sebenarnya mereka memiliki hubungan istimewa sejak pertama kali aku memergoki mereka berpelukan.

Jujur saja, aku masih sangat mencintai Joohye. Tapi kenapa dia tega mengkhianatiku? Aku sudah tidak memerlukan penjelasan apapun darinya. Kejadian tadi saat di pinggir danau sudah menjelaskan semuanya. Jika memang mereka tidak memiliki hubungan apapun, lalu mengapa Joohye terlihat begitu nyaman di dekapan bajingan itu? Aku tahu dia merasa sakit hati setelah mendengar ucapan ibuku. Tapi mengapa dia tidak menemui orang lain saja? Mengapa harus bajingan itu?

Aku sendiri tidak mengerti, kenapa Joohye tega membuat hatiku hancur. Aku juga tidak pernah bermain di belakangnya seperti yang dirinya lakukan dengan bajingan itu. Aku selalu mencintainya. Aku selalu percaya dan yakin bahwa dia dalah wanita yang akan selalu menerima segala kekuranganku, selalu berada di sisiku dalam berbagai situasi, baik itu susah maupun senang, dan akan terus bersamaku sampai maut yang memisahkan kami. Dan sejak awal aku sudah yakin bahwa dia adalah wanita yang tepat untuk aku jadikan pendamping hidup. Tapi sekarang kepercayaanku padanya telah runtuh.

Keputusanku sudah bulat, aku akan menceraikannya. Aku rela jika memang dia lebih bahagia dengan mantan kekasihnya itu.

Begitu sampai di rumah sakit, aku langsung menuju ruangan ibuku. Dan kebetulan di sana juga ada appa sedang menemani eomma. Aku akan membicarakan masalah perceraian ini dengan kedua orang tuaku.

Pandangan mereka teralihkan dengan diriku yang memasuki ruangan.

"Namjoon sayang. Darimana saja kau?" ibuku langsung bertanya padaku.

Aku merasa sedikit gugup jika harus membicarkan masalah ini. Tapi aku berusaha mengumpulkan keberanian untuk membicarakan ini. Lagipula ibuku pasti akan senang, karena ini adalah permintaannya juga.

"Eomma, appa. Aku ingin bicara hal serius pada kalian."

"Bicara saja. Hal serius apa yang kau ingin bicarakan?" ucap ayahku sambil memegang salah satu bahuku.

"Aku akan bercerai dengan istriku," ucapku yakin.

Ayahku mengerutkan keningnya, sementara ibuku terlihat sumringah.

"Tapi mengapa? Kalian ada masalah apa memangnya? Sampai-sampai kalian harus berpisah." ayahku terlihat keheranan dengan ucapanku.

"Akhirnya, kau mendengarkan ucapan eomma. Terima kasih ya, sayang." ibuku terlihat bahagia, berbeda dengan ayahku yang masih keheranan.

"Joohye telah mengkhianatiku, appa. Aku juga tidak mengerti mengapa dia tega melakukan itu padaku. Sudah 2 kali aku memergokinya bermesraan dengan mantan kekasihnya. Awalnya aku masih bisa memaafkannya karena waktu itu dia bilang hanyalah salah paham. Lelaki itu mabuk, dan dia menolongnya, lalu memeluknya. Dan dia juga bilang bahwa lelaki itu sudah menikah. Tapi pemandangan yang sama aku lihat lagi. Mereka berpelukan lagi di pinggir danau dekat taman. Joohye terlihat begitu nyaman saat berpelukan dengan pria itu. Bahkan dia membalas pelukannya dengan sangat erat. Cihh! Mengingat hal itu benar-benar membuatku muak." aku menjelaskan panjang lebar pada orang tuaku.

My Selfishness [KNJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang