VII.

335 64 15
                                    

Malam ini hujan dirasa cukup deras. Cuaca dingin seperti ini menguntungkan Soobin untuk berada lebih lama di dekat Hueningkai, si kecil kesayangannya.

"Hujannya ga berhenti, Kakak mau nginep disini? Nanti kalo nerobos hujan malah sakit." Tutur oknum Hueningkai sambil menutup gorden ruang tengah.

"Boleh, bentar Kakak mau izin dulu."

Siapa yang mau menolak tawaran itu? Tentu Soobin sangat bersemangat. Toh, mama Hueningkai sudah terbiasa dengan adanya Soobin. Tak perlu repot-repot untuk meminta izin dari wanita itu.

+×+

"Dek."

"Hm?"

"Kakak dicuekin nih?"

Hueningkai tak melirik sosok yang lebih tua. Alih-alih melirik, ia bahkan menjawab pertanyaan Soobin sebatas deheman.

"Seasik apa sih game-mu itu?"

"Hah? Hehe maaf kak."

Berhasil, Hueningkai mematikan ponselnya. Ia bergerak rusuh di pangkuan Soobin mencari posisi yang lebih nyaman. Yang lebih tua hanya mengacak Surai Hueningkai gemas, ia menatap wajah Hueningkai. Memuja rona merah di sekitar pipi akibat ulah angin dingin. Hueningkainya benar-benar cantik.

Hueningkai yang sadar ditatap membalikkan badannya membelakangi Soobin. Telapak tangan mungilnya yang menganggur ia gunakan untuk menutupi rona merah yang semakin menjalar.

"Dek, Kakak sayang kamu."

Manis. Soobin memancing atensi si kecil dengan menggesekkan hidung mancungnya ke ceruk leher Hueningkai. Hueningkai tertawa geli, hyungnya ini sangat jahil, batinnya.

"Kak geli!"

"Jawab apa, hm?"

"Aku sayang diriku sendiri!"

Jawaban konyol, benar-benar memancing ide jahil Soobin. Ia mendekatkan bibirnya, mencium telinga Hueningkai dan menggigitnya pelan. Tangannya ia gunakan untuk mengeratkan pelukan di pinggang yang lebih ramping.

"MAMA KAK JINDRA MESUM!"

"Sttt, diem dong Dek. Bisa kena gampar Kakak nanti."

"Hihi, siapa suruh mesum gini!"

"Iya maafin."

"Kak..."

Merasa dipanggil, Soobin sedikit menunduk dan meletakkan kepalanya di bahu Hueningkai.

"Aku sayang Kakak!"

Yash! Soobin diam. Finally, bibir mungil itu mengucapkan kata indahnya.

"Bilang apa kamu, hm?"

"Ish Kak!"

Hueningkai berbalik, memeluk Soobin lalu menenggelamkan dirinya di dada bidang sang dominan. Ia malu.

"Dek?"

"Tidur ya?"

Kriettt...

"Kalau udah ngantuk, bawa aja ke kamar. Sekalian kamu ikut tidur. Jangan macem-macem loh Jin!"

Wanita paruh baya yang notabene-nya di mata Soobin adalah ibu mertua membuka pintu pelan. Menimbulkan decit yang membuat koala di pelukannya terganggu.

"Siap mama!"

+×+

Pojok penulis

Malemmm!:D
Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya ehe:'D

Btw,
Mau nanya nih

Suka yang versi Tiniwinibiti

Suka yang versi Tiniwinibiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Atau...

L-Men

Aku tak kuase

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tak kuase.

Aafreeda [SooKai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang