01. Pusara (Makam) Ibu

89 22 3
                                    

Biasakan vote sebelum membaca ya Readers :')

.

.

.

-어머니의 무덤 -

Angin berhembus kencang siang ini. Dedaunan kering berguguran dari ranting pepohonan disekitar tempat pemakaman umum. Musim gugur yang pilu. Kim Nara masih saja terpaku berdiri dibelakang ayahnya yang menatap kosong pada pusara (makam) ibunya.

" Ayah, kita pulang ya. Nanti ketinggalan busnya." Kim Nara menepuk pundak ayah nya.

" Sebentar lagi, biarkan ayah menemani ibumu untuk yang terakhir kalinya." Ujar Ayah seraya melirik arloji yang melingkar ditangannya.

Dulu menjelang kematiannya, Ibu berpesan supaya jasadnya dikuburkan didekat pulau Nami. Agar setiap kali mengunjungi pusara (makam) Ibunya Kim Nara dapat mengingat kenangan manis di pulau itu.

Pusara (makam) Ibu berada di dekat Namiseum, Pulau Nami, sebuah pulau yang sangat indah dengan pepohonan besar yang tumbuh rapi disekitar jalan. Pulau yang terakhir kali di singgahi Ibu sebelum hari kematian nya.

Perjalanan Pulau Nami menuju Insadong memakan waktu yang tidak terlalu lama, tetapi jika ketinggalan bus, mereka harus menginap di Pulau itu.
Kim Nara mengeluarkan HP dari saku jaketnya. Sebentar lagi bus akan segera tiba, ia tak mau terlambat.

" Ayah..." Sekali lagi Kim Nara mengingatkan ayah yang masih enggan meninggalkan pusara (makam) ibu.

" Baiklah, Kita pulang sekarang. "

Mereka berlari mengejar bus terakhir menuju Insadong. Beruntung sekali supir bus mau menunggu.

Insadong telah gelap ketika mereka sampai disana. Perjalanan mereka tersendat karena perbaikan jalan menuju Insadong belum selesai.

" Ayah, kita mampir makan dulu, ya. Dari pagi kita belum makan." Kim Nara menunjuk sebuah restoran kecil yang menjajakan makanan tradisional Korea.

" Nara tau, Ayah sangat sedih dengan kepergian Ibu. Tapi Ayah juga mesti jaga kesehatan. Nara gak mau kalau Ayah sampai sakit. Ibu pun nggak akan bisa tenang meninggalkan kita kalau Ayah serapuh ini." Kim Nara melanjutkan. Lalu menggandeng tangan Ayah nya.

Mau tidak mau Ayah menuruti ucapan putri semata wayangnya. Ia tak mau Nara ikut-ikutan sedih melihatnya rapuh seperti ini. Mereka harus bangkit. Mereka harus ceria seperti dulu lagi.
Bukankah Mereka sudah menyiapkan diri untuk menerima kematian Ibu ? Ya, Ayah dan Kim Nara telah menata hati jauh-jauh hari ketika dokter sudah memvonis Ibu mengidap kanker darah (Leukimia) stadium akhir.

-Di meja Restoran Tradisional makanan Korea-

" Ayah, mau pesan apa?" Tanya Kim Nara ketika pelayan memberikan daftar menu makanan di restoran kecil itu.

" Samyetang, saja." Jawab Ayah. Ia teringat ketika musim panas terakhir bersama Ibu. Siang itu Ibu memakan Samyetang (sup yang terdiri dari ayam muda utuh dan Gingseng Korea, biasanya dinikmati saat musim panas) dengan lahap.

" Kami tidak menyediakan Samyetang, Tuan." Ujar pelayan dengan ramah.

Kim Nara merasa pilu karena Ayah tidak melihat daftar menu sama sekali. Pikirannya masih melayang, mengenang saat bersama Ibu.

***

Sore itu, sepulang dari sekolah Kim Nara mendapati Ayah sedang membuka laptop Ibu di ruang kerjanya. Ingin sekali Kim Nara membaca tulisan Ibu yang belum sempat terpublikasi. Namun ayah melarangnya.

" Ayah... " Suara Kim Nara mengejutkan Ayah yang sedang serius membaca tulisan Ibu didepan laptop. Ayah buru-buru menutup laptop dan meminta supaya Kim Nara meninggalkannya sendirian. Kim Nara menurut. Ia tak ingin berdebat dengan Ayah.


" Baiklah bila Nara belum diizinkan untuk membacanya." Kim Nara membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar.

Kim Nara POVKeterbukaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Nara POV
Keterbukaan. Bukankah selama ini Ayah dan Ibu selalu terbuka dan berbagi denganku. Apa yang sebenarnya ia sembunyikan dari Nara? Bukankah novel terakhir Ibu hanya sekedar fiktif belaka, seperti yang Ibu katakan menjelang kematiannya?

Kim Nara menjatuhkan ransel miliknya ke lantai kamar. Lalu menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur tanpa membuka sepatunya. Sekujur tubuhnya dihinggapi rasa kelelahan, hatinya yang patah pun ikut lelah.

Tbc.

🌑🌑🌑

Annyeonghaseyo Readers.
Gimana nih tertarik gak dengan chapter pertama?

Maaf kalau ceritanya belum menarik, soalnya baru pertama, author akan buat semenarik mungkin,hehe...

Update: Setiap Hari Minggu. •3•
😁

Published
29 Jun 19

𝕆𝕗𝕗𝕖𝕣𝕚𝕟𝕘𝕤 𝔽𝕠𝕣 𝕃𝕠𝕧𝕖 [semi hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang