11.BENCI

42 0 0
                                    

  Di ruang rawat ini Arka bersama Alano masih setia menunggu mamanya sadar dari masa koma nya .

"Ar, kakak mohon jangan begini ".

"ngak gue ngak bakal sudi kak ".

"Arka, hargai keputusan papa. Mungkin ini yang terbaik buat kita juga ".

"papa boleh aja kak nikah lagi dengan wanita lain tapi Arka ngak bakalan sudi datang ke acara pernikahan sialan itu".

"mama bakalan sedih kalo lihat kamu begini Ar ".

"Arka benci sama papa,  dan Arka sudah tidak peduli apa yang akan di lakukan pak tua itu". Ucap Arka emosi.

Plakk

Sebuah tamparan mendarat di pipi Arka. Alano tidak bisa menjelaskan lagi kepada adiknya agar ia bisa mengerti.

"jangan kurang ajar Ar,  jangan egois ". Ucapan Alano membuat Arka terdiam lalu menatap mamanya.

"Ma Arka pulang dulu ya". Kata Arka mendekati ranjang mamanya yang maish berbaring serta mencium mamanya lalu menyambar jaket yang ada di meja melangkahkan kakinya keluar meninggalkan Alano yang kehabisan kata kata menghadapi Arka.

"Arrrggg anak itu ". Erang Alano menjambak rambutnya sendiri .
***

Acha kini masih bersama Dellia, sejak kemarin mereka berdua bersama dan juga tidur bersama.

Kini di kamar Acha mereka sibuk dengan dunia nya masing masing, Dellia yang memainkan hp dan Acha sibuk dengan pemikirannya .

Acha teringat kemarin ketika dia di rumah Aryan dia tidak sengaja mendengar percakapan Aryan dengan seseorang yang ada di hadphonenya .

"gimana bisa  gue yakin lo pasti bakal lulus dengan nilai terbaik.  Kejar apa yang lo impikan " . Suara Aryan

"Acha baik baik Aja kok Nath,  Arka juga  sangat mencintai nya jadi jangan mencemaskannya ".Aryan.

Acha diam diam menguping pembicaraan Aryan dengan orang yang ada di telphone nya. Samar samar tapi Acha bisa mendengar dengan jelas jika Aryan memanggil orang itu dengan 'Nath'siapa lagi jika bukan Nathan.  Betapa sakitnya Acha ia selalu berusaha untuk menghubungi dan mencari tau kabar pria itu tapi selalu nihil hasilnya, Acha kecewa pada Aryan kenapa dia tidak memberitahunya jika mereka sering berkomunikasi.

"Acha". Suara kaget Aryan dengan cepat Acha mengambil hp yang berada di genggaman Aryan.

"aku kecewa sama kamu Nath, kamu ngak mikirin perasaanku aku hampir gila mikirin keadaanmu ". Acha mendekatkan handphone Aryan ke telinganya  .

"Kay aku... ".suara serak di sebrang sana.

"aku ngak tau mau sedih apa seneng karna sekarang bisa bicara sama kamu sekian lamanya aku selalu hubungin kamu tapi nomor kamu ngak aktif apa ngak pernah terpikirkan olehmu untuk menghubungiku sekedar memberi tau kabarmu setidak nya itu bisa mengobati rasa rinduku padamu Nath ".
"....."

"kini aku tau mungkin kamu terlalu bahagia di sana hingga kamu melupakanku di sini yang hampir gila memikirkanmu. Aku lega bisa berbicara denganmu sekarang, sudahlah mengetahui kamu baik baik saja itu sudah cukup untuk  ku dan mulai besok akanku coba untuk tidak mencari tau tentangmu ".

"kay tidak seperti itu dengarkan aku". Suara di handphone.

Segera Acha memberikan Hp yang tadi ia rebut kepada Aryan. Aryan bisa melihat Acha yang sedari tadi menahan tangisnya matanya memerah dan suara nya sesegukan, sungguh dia tidak pernah berniat membuat Acha seperti ini.

PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang