Part 7

303 15 8
                                    

Ke Bandara

Begitu Khalid menaiki taksi, ia langsung berkata dengan bahasa Rusia,

" Ke bandara pak!"

Khalid memang sudah mengetahui beberapa kata dalam bahasa Rusia.

"Tidak, kita tidak akan pergi ke bandara. Tetapi kita akan pergi ke suatu desa." Ucap istrinya

"Kenapa? Bukankah kita akan kabur?" Tanya Khalid

" Benar, akan tetapi jika keluarga ku mengetahui  kepergian ku maka mereka akan segera mencari kita di bandara. Kita pergi saja ke suatu desa, jika kita telah sampai ke desa tersebut kita akan turun. Lalu naik mobil lain ke desa lainnya. Kemudian ke desa lainnya, kemudian ke sebuah kota yang ada bandara internasionalnya." Jelas sang istri

Ketika mereka telah sampai ke bandara internasional, mereka segera memesan tiket untuk pulang ke negerinya. Akan tetapi pemesanan terlambat, lalu mereka menyewa sebuah kamar kemudian tinggal disitu.

Tatkala mereka sudah merasa tenang tinggal dikamar, istrinya melepaskan 'aba'ah (mantel luar) nya.

Khalid melihat istrinya,

" Yaa Allah.. tidak ada satupun tempat yang selamat dari darah!!🥺🥺 Kulitnya tercabik, darah-darah yang membeku, rambut yang terpotong-potong, dan bibirnya yang membiru." Khalid membatin

Kisah yang Menakutkan

" Apa yang telah terjadi?" Tanya Khalid penasaran."

"Ketika kita masuk kedalam rumah, aku duduk bersama keluargaku. Lalu mereka bertanya kepadaku,

" Pakaian apa ini?"

Aku menjawab, " ini adalah pakaian Islam." Mereka berkata, "Dan siapa laki-laki itu?" Aku menjawab, " Dia adalah suamiku, aku telah masuk Islam dan menikah dengannya."

Mereka berkata, " Tidak mungkin ini terjadi?"

Kemudian aku berkata, "Dengarkan dulu ceritaku!"

"Lalu aku ceritakan kepada mereka kisah laki-laki Rusia yang ingin menarikku ke lembah prostitusi, lalu bagaimana aku bisa lari darinya, kemudian pertemuan ku dengan mu."

Mereka berkata, "Seandainya engkau menempuh jalan prostitusi tentu lebih kami sukai, daripada kau datang dalam keadaan muslimah."

Mereka juga berkata kepadaku, "Sekali-kali engkau tidak akan bisa keluar dari rumah ini, kecuali sebagai wanita Kristen Ortodoks atau mayat yang kaku."

"Sejak saat itu mereka menyiksa dan memukuliku, kemudian mereka menuju kepadamu dan memukulinya.  Sementara aku mendengar mereka memukulimu, dan engkau berteriak meminta tolong. Sedangkan aku saat itu dalam keadaan terikat. Dan ketika engkau lari, saudara-saudaraku kembali kepada ku, dan menumpahkan segala cacian dan cercaan kepadaku. Kemudian mereka pergi dan membeli rantai belenggu, lalu mereka mengikatku."

"Mereka mulai mencambuk ku, aku merasakan cambukan yang meninggalkan bekas. Mereka mencambuk ku dengan cambukan yang aneh dan asing."

Setiap hari pukulan dimulai dari ba'da ashar sampai tiba waktu tidur. Adapun dipagi hari, ayah dan saudara-saudara ku pergi ke tempat mereka bekerja, sedangkan ibuku ada dirumah.

Nah, inilah waktu istirahatku satu-satunya. Tidak ada disampingku selain adik perempuan ku yang berusia 15 tahun. Ia mendatangiku dan menertawakan keadaanku, percayakah engkau bahwa hingga tidur pun aku dalam keadaan pingsan?

Mereka mencambuk ku sampai aku pingsan dan tertidur. Mereka hanya menuntut ku agar aku murtad dari Islam. Tetapi aku menolaknya dan berusaha keras untuk bersabar. Setelah itu adik perempuan ku mulai bertanya kepadaku.

"Kenapa engkau tinggalkan agamamu, agama ibu, ayah serta kakek-kakek mu?"

Dia Adakan Baginya Jalan Keluar..

Aku berusaha untuk meyakinkan, aku jelaskan kepadanya tentang agama ini. Aku terangkan tentang tauhid, lalu ia pun mulai puas dan terkesan. Gambaran tentang Islam mulai jelas dihadapannya.

Tiba-tiba aku dikejutkan olehnya ketika ia berkata, " Engkau diatas kebenaran, inilah agama yang benar. Inilah agama yang seharusnya aku anut juga!!!"

Kemudian ia berkata, " Aku akan membantumu!"

Aku menjawab, " Jika engkau memang ingin membantuku, maka bantulah aku menemui suamiku."

Adik perempuanku mulai melihat ke atas rumah, lalu ia melihatmu sedang berjalan. Ia segera berkata kepadaku, " Sesungguhnya aku melihat seorang laki-laki yang begini dan begitu ciri-cirinya."

Aku berkata, " Dialah suamiku, jika kau melihatnya maka bukakanlah pintu untukku agar aku bisa berbicara dengannya."

Dan benar, ia membukakan pintu untukku, lalu aku keluar dan berbicara denganmu. Akan tetapi aku tidak bisa keluar dan menghampiri mu.  Karena aku dalam keadaan terikat dengan dua rantai belenggu, yang kuncinya dipegang oleh saudaraku.

Lalu aku mulai meyakinkan adikku tentang Islam, maka iapun masuk Islam. Dan  ingin berkorban dengan pengorbanan yang lebih besar dari pengorbanan ku. Ia pun memutuskan untuk melepaskan ku agar bisa keluar rumah, akan tetapi kunci-kunci rantai belenggu dipegang oleh saudara-saudara ku. Dan ia sangat menjaganya. Pada hari itu, adikku menyiapkan khamr untuk saudara-saudaraku yang kental dan berat mereka pun meminumnya. Sampai mabuk berat dan tidak sadar sama sekali.

Dan rantai yang ketiga diikatkan ke salah satu tiang rumah yang kuncinya dipegang oleh adikku, dan akan dibukakannya bila aku akan ke kamar mandi.

Ketika aku berbicara kepadamu waktu itu, dan aku memintamu agar tetap tinggal sampai aku datang. Keadaan ku masih terikat dengan rantai belenggu.

Kemudian adikku mengambil kunci itu dari kantong saudaraku dan membuka rantai-rantai belenggu itu dariku. Lalu aku datang kepadamu pada kegelapan malam itu. " Begitu cerita dari istri Khalid

" Bagaimana adik perempuan mu? Apa yang akan terjadi dengannya?" Tanya Khalid

" Tidak masalah, aku sudah meminta  kepadanya agar merahasiakan keislamannya. Sampai kita bisa memikirkan urusannya." Jawab istrinya

Mereka pun bisa tidur malam itu, dan keesokan harinya mereka bisa pulang ke negeri kami. Begitu sampai di negeri mereka, Khalid langsung  memasukan istrinya ke rumah sakit. Ia tinggal disitu beberapa hari untuk menjalani pengobatan karena bekas cambukan-cambukan dan penyiksaan. Dan sekarang ini mereka berdo'a untuk adik perempuannya, agar Allah Subhanahu wa ta'ala meneguhkan hatinya diatas Agama-Nya.

Kisah ini dikutip dari kaset yang berjudul " Qishash Mu'atstsirah, oleh Dr. Ibrahim Al Faris. Sumber Majalah Qiblati.

*TAMAT*

Jazakunnallahu khairan wa jazakumullahu khairan, telah mengikuti kisah ini sampai habis. Mengetiknya pun saya sampai menangis, tapi lelahnya terbayarkan karena respon daripada kalian semua. Semoga kita senantiasa di teguhkan hati diatas agama AllaAlla
Baarakallah fiikum ❣❣❣

Kisah Teguh Gadis Rusia Mualaf yang BercadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang