5. Anak dog.

33 21 21
                                    

Saat ini Su Jin sudah menyiapkan alat perang nya. Masker, alat pel, vacuum cleaner kemoceng, sarung tangan. Lantas mengikat 1 rambut panjangnya. Seperti janjinya pada ibunya di telepon siang tadi untuk membersihkan rumahnya. Tapi lagi lagi...

"Ahhh pabo pabo paboooo.. Apa yang aku lalukann hari ini...arghhhh." Su Jin sudah kesekian kalinya merutuki dirinya sendiri, memukul pelan kepalanya hingga rambutnya terkesan sedikit berantakan, setiap kali ia teringat dengan yang barusan terjadi, jelas ia sangat malu. Di depan seorang pemuda lagi. Mau ditaruh dimana harga dirinya.

Agar tak semakin larut dalam rasa malunya, lebih baik ia menyibukkan diri. Su Jin mulai dari membersihkan jendela, mengelap setiap  kaca dan teralinya. Dilihatnya dari jarak yang cukup dekat agar benar - benar tidak ada debu yang menempel begitupun juga dengan meja ruang tamu, meja belajarnya, nakas, hiasan - hiasan, foto - foto yang di pajang, kipas angin dan semua barang sekiranya sudah berdebu, Su Jin bersihkan dengan berhati - hati dan seksama.

Baru satu pekerjaan saja sudah membuat keringat Su Jin mengalir begitu deras, ia mengelap keringatnya dengan lengan bajunya, rasanya sudah lumayan lelah karna barang - barang satu rumah ia bersihkan. Tapi demi orang tua nya agar nyaman disini, Su Jin lakukan semuanya.

Su Jin meneguk segelas air putih yang ia beri es batu untuk menghilangkan rasa dahaga nya. Rasanya seperti tanah gersang yang di siram air, segar sekali.

Membersihkan barangnya sudah, sekarang giliran ia mengembalikan barang - barang ke tempat yang seharusnya, Su Jin ini sering meletakkan barang - barang nya di sembarang tempat. Tas diruang tamu, sepatu di belakang pintu, buku buku di meja tv, selimut yang tidak pernah dilipat, skincare dan kosmetik nya di meja ruang tengah, bahkan uang ia letakkan saja di jendela dan masih banyak barang lainnya. Sungguh kebiasaan Su Jin yang berantakan.

Bolak - balik satu rumah untuk mengembalikan barang nya sudah mengguras 2 per 3 tenaga ditubuhnya, masih banyak yang harus ia kerjakan. Su Jin duduk sejenak didepan kipas angin untuk mengembalikan sedikit tenaganya dan mengeringkan tubuhnya yang sudah basah karna keringatnya sebelum akhirnya ia melanjutkan lagi garapannya.

Su Jin menyalakan vacuum cleaner nya untuk  membersihkan lantai agar tak ada lagi debu - debu yang tertinggal di sudut - sudut ruangannya. Kemudian mengulang nya dengan mengepel lantainya, agar benar - benar tidak ada sedikitpun debu dan kotoran yang menempel di lantai.

"Wahh.." batin Su Jin, matanya terbelalak ketika ia melihat rumahnya yang biasanya berantakan kini menjadi bersih dan rapi. Rasanya seperti mendapat pemandangan baru dirumahnya, rumah nya juga jadi terasa lebih lebar.

Sedari tadi Su Jin sudah berulang kali menguap karna tubuhnya mulai kelelahan dan mengisyaratkan untuk beristirahat. Tapi mana bisa ia bersantai santai sekarang, jangan lupakan tugas seni nya yang harus ia kumpulkan besok.

Adalagi sekarang sudah jam 10 malam, Su Jin belum makan apapun daritadi pantas saja perutnya mulai bergejolak.

Su Jin langsung memesan makanan melalui aplikasi di alat pintarnya yang bahkan lebih pintar dari pemiliknya ini. Sembari menunggu ia memilih untuk mandi menyegarkan tubuhnya.

"Ttok.. Ttok.. Ttok.. Permisi, cheesy fried chicken anda datang." Tidak sampai 40 menit pesenan Su Jin sudah tiba di balik pintunya.

Ceklekk..

"Oh iya.. Gamsahabnida ahjussi." Seketika se-box kecil makanan telah berpindah ketangan Su Jin. Dan uang di tangan Su Jin juga sudah beralih ke tangan paman yang mengantarkan pesanannya.

"Oh ini lebih, sebentar kembaliannya." ucap paman itu dengan suara datarnya, mungkin ia sudah lelah karna ini juga sudah larut.

"Ahh.. Tidak perlu ahjussi, untuk ahjussi saja. Hehehe.. Maaf memesan selarut ini."

Goodbye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang