Prolog

17.4K 1.1K 152
                                    

Assalamualaikum, akhirnya ya, saya ada di lapak baru.
Semoga suka ya, happy baca semuanya.
Jangan lupa beri dukungan terus ya.
Masih genre--retjeh--ala-ala saya.
***********************************
NB: ©Hak Cipta sepenuhnya dilindungi oleh Allah SWT.
Dilarang keras, plagiat copypaste dan sejenisnya.

Tujuh petala langit menggelap. Sinar jingga kemerahan menghilang bersama dengungan adzan magrib yang menggema dari masjid Jami Nurul Musthofa di sudut kota Surabaya.
Syair dan lenggok shalawat di tengah penantian iqomah terdengar sangat nyaring menyihir telinga. 
Para hamba telah siaga, gemericik air membasuh raga dan sejuknya merasuk memenuhi jiwa.

Netra itu terpaku lurus. Angannya terbang menembus dimensi beberapa waktu lalu. Semua nyata. Tersaji di depan mata. Bukan hanya ilusi seperti harapnya. Ah, rasanya dia telah lelah menghadapi segala terjal tak terarah ini. Allah, takdir ini telah membawanya pada pusara tak bertepi, jangan tinggalkan Rahmat dan kasih sayang-Mu untuk selalu mengiringi.

Menyulam canda dan tawa bahagia. Kalimat itu seperti mimpi yang tidak akan terwujud bagi Khayra
Laa tahzan innallaha maashabirin...
Allah senantiasa bersama dengan orang yang sabar.
Entah, sudah berapa ratus kali hatinya mendoktrin kalimat itu. Bahwa dia harus tetap bersabar dengan segala situasi ini.

Entah, sudah berapa banyak butiran bening kristal itu menggenangi kedua pipi.

Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu (QS. Al-Baqarah: 45)

Tidak terhitung lagi dia mempraktekan kalimat dan makna ayat yang terdapat dalam Surah Al Baqarah tersebut. Hatinya bukanlah karang keras di lautan lepas. Jiwanya bukanlah baja yang tangguh.

Khayra Aulia Walidain. Gadis itu menghirup udara banyak-banyak guna meruangi perasaannya yang sesak. Lihatlah! Apa yang kurang dari Khayra. Bermata bening yang selalu memancarkan jelita, tindak-tanduknya penuh keseganan dan sopan santun.

Khayra tidak pernah menyangka bahwa keputusannya menerima dan menjalankan wasiat terakhir dari kakak angkatnya akan membawa pada sosok jiwa tak berperasa. Lelaki itu mungkin punya nyawa, tetapi tidak dengan hati.

Khayra masih tercenung sejak lantunan adzan magrib tadi. Bagaimana kalimat ajakan penuh kelembutan itu untuk kesekian kali mendapat penolakan. Apa yang salah? Dia hanya ingin menjadi makmum untuk imamnya. Menjadi shaf di barisan terdepan dari lelaki itu. Oh, nyatanya semua hanya fatamorgana. Hanya ada dalam angan.  Sejak kalimat taklik itu diucap, Khayra belum mendapat hak-nya sebagai istri. Angannya terbang melafalkan kembali ejaan huruf dari coretan surat sang Kakak yang telah almarhumah.

Teruntuk Adikku Khayra
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Bagaimana kabarmu, Dik Khayra?
Semoga senantiasa dalam lindungan Allah.
Mbak sungguh sangat merindukanmu
Khayra, sejak kepergianmu ke Kairo, kamu pasti sudah tahu semua tentang Mbak.
Dik, dulu kita pernah banyak bertukar pandang tentang kelak saat kita menemukan pasangan hidup
Tentang kriteria-ku dan kriteria-mu.
Ternyata kita mempunyai banyak kesamaan dalam hal memilih pasangan
Maha Besar Allah dengan segala kasih sayangNya yang telah menyatukan dua hati ke dalam satu hubungan sakral.
Mbak sangat beruntung sekali bisa mengenal Mas Aksa, dia laki-laki yang sangat baik. Meskipun ilmu agamanya belum seberapa, tapi dia mau terus belajar. Ah, andai saja keajaiban itu ada, ingin rasanya Mbak hidup seribu tahun dan berada di samping Mas Aksa selamanya.
Tetapi Allah telah menyiapkan takdir indah lain untukku
Kamu tahu, kan Dik? Bahwa cepat atau lambat, kematian itu akan datang menghampiriku
Dik, satu lagi janjimu yang ingin aku tagih saat ini
Dulu, kamu selalu bertanya padaku, apa yang bisa kamu lakukan untukku, aku selalu menjawab, 'tidak sekarang. Aku masih belum tahu menginginkan apa darimu, Dik.
Tetapi, inilah saatnya. Aku tahu apa yang kuinginkan.
Jodoh memang rahasia Allah, tetapi berjanjilah satu hal untukku Khayra.
Jika nanti Mbak sudah tinggal nama, sudilah Dik Khayra menggantikanku mendampingi Mas Aksa
Wallahi, dia lelaki yang sangat baik pekertinya
Apalagi Mas Aksa baru berhijrah menjadi lebih baik, dia butuh dukungan dari orang terdekat, terutama seorang pendamping hidup
Mbak mohon Dik Khayra menyanggupi permintaan terakhirku ini
Kita mungkin bukan saudara dari alumni rahim ibu yang sama, tetapi bagi Mbak, Dik Khayra itu lebih dari sekadar saudara
Semoga Allah selalu mengiringi mahabbahNya untukmu Dik, dan juga untuk Mas Aksa.

Akhirul Kalam...
                                    Peluk sayang selalu
                                        Rania
******

Angan Khayra menampilkan lagi kelebat goresan pena yang Rania kirimkan dua tahun lalu. Bukan sekadar surat biasa, tetapi ada amanah di dalamnya. Sebuah mushaf bersampul kain katun warna pink juga dikirim serta sebagai hadiah untuknya.

Bagaimana Khayra akan menolak, sedang terlalu banyak hutang budinya pada keluarga pamannya--ayah Rania.

Membasahi diri dengan wudhu, Khayra memutuskan melaksanakan magrib sendiri. Sedang Aksa? Lelaki itu sejak melontarkan kalimat 'tidak' pada Khayra, menghilang di balik pintu kamar.

Aksara Al Farisi. Setahu Khayra dari surat yang dikirim Rania--almarhum kakak angkatnya, Aksa adalah lelaki yang sangat bertanggung jawab. Ibadahnya rajin, walau baru belajar tentang ilmu Agama. Tetapi justru kenyataan berbanding 180 derajat dengan kisah Rania.

Andai penolakan Aksa dengan alasan ingin menunaikan salat di masjid layaknya laki-laki muslim sejati, sudah pasti Khayra akan membalas dengan senyuman bangga. Tetapi lelaki itu menghilang entah kemana. Ibadah salat sering dia alpakan, apalagi kewajiban sebagai suami, sampai detik ini belum juga terlaksanakan. Apa mungkin Aksa kembali pada pribadinya yang dulu. Khayra sudah mendengar kisah masa lalu suaminya itu dari Abbah Bisri, ayah angkatnya. Bagaimana dulu sosok Aksa yang banyak berbuat salah dan semaunya sendiri. Tapi jika membaca tutur Rania, rasanya tidak percaya kalau Aksa kembali ke jalan yang salah.

Lelaki yang telah mendapat gelar S1 di bidang kedokteran itu saat ini sedang menjalani koas di salah satu rumah sakit negeri.
Setelah lulus dari perkuliahan tingkat Strata 1 atau sarjana dan mendapat gelar S.Ked (Sarjana Kedokteran). Tahap selanjutnya adalah meraih titel dokter (dr.) yang mana harus melalui program profesi atau istilahnya menjadi seorang koas. Tahapan koas ini dilaksanakan di rumah sakit pendidikan dengan kurun waktu minimal 1,5 tahun, seperti Aksa. Dia baru menjalani koas selama satu tahun. Hari-hari lelaki itu lebih banyak dihabiskan di rumah sakit atau di luar jika sedang pergantian shift, daripada pulang ke rumah untuk bertemu dengan Khayra-istrinya.

Khayra melipat mukena dan sajadah yang baru dia gunakan. Gadis itu kembali menghidu udara dalam-dalam. Getir. Hampir dua tahun dan sikap Aksa masih saja dingin padanya. Entah, sampai kapan Khayra harus bertahan. Apa mungkin akan ada cinta yang bersanding di antara mereka kelak. Khayra tidak mau meyakini hal yang tidak pasti.

🌷KETIKA CINTA BERSANDING 🌷

Alhamdulillah akhirnya bisa muncul juga ini draf cerita baru.
Mohon dukungannya ya.

KETIKA CINTA BERSANDING (TAMAT-TERBIT E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang