Lima

25 4 0
                                    

Kondisi yang Viona membuat Devano sedikit khawatir terpaksa Devano menyuruh Viona untuk istirahat dirumah untuk sementara ini, Viona jelas sempat menolak karena itu pasti sangat membosankan.

Setelah insiden kemarin Viona terlihat sedikit tenang tiap harinya, membuat Devano lega.

Devano selalu pulang cepat agar bisa menemani adik tersayangnya ini. Viona memohon agar besok dia bisa mulai masuk sekolah lagi karena ini sudah hampir tiga hari dirinya berdiam diri dirumah seperti tahanan, Devano membei izin agar besok Viona bisa sekolah seperti biasa karena dia tidak mau terlalu mengekang.

"Vi, ayo berangkat bareng abang." ujar Devano yang sudah rapi dengan tubuh yang berbalut jas khas orang kantor.

"Ngak usah bang Vi naik motor aja, Vi sudah sehat bang percaya deh." Viona mengangkat kedua jarinya.

"Hm, yaudah deh hati-hati." ujar Devano mengalah.

Viona mengambil kunci motornya yang tergantung di dinding belakang pintu. Kondisi Viona masih sedikit lemas tapi ia sembunyikan, jika tidak entah apa yang dilakukan Devano kepadanya. Menguringnya di rumah sakit, menyita motornya, pergi sekolah diantar dan pulanh di jemput.

Tidak-tidak itu sedikit menggelikan bagi Viona lagi pula Viona sudah terbiasa dengan menyembunyikan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Dia hanya perlu membawa obat-obatnya kemana mana untuk mencegah hal-hal yang tidak dia inginkan.

Viona sampai disekolah sedikit terlambat tapi untungnya gerbang sekolah belum di tutup, hari ini Viona pergi sendiri karena dia tidak mengabari Feby jika hari ini dirinya masuk, handphonenya juga dia matikan selama empat hari ini mungkin Feby sudah berapa kali menghubunginya.

"Heh lo tunggu."

Suara seseorang berhasil menghentikan langkah Viona, di picingkannya matanya karena dia tidak pernah melihat orang ini.

"Lo manggil gue?" tanya Viona takut bukan dirinya yang dimaksud.

"Lo lihat ada orang ngak selain lo,"

"Cantik kok bego." perkataan cowom itu berhasil membuat Viona marah alhasil ditendangnya kaki kiri cowok itu.

"Sumpah ini sakit anjing,"ringisnya.

"To the point yah, gue cuman disuruh ngasih ini ke lo"

Viona hanya menaiki satu alisnya sambil menatap secarik surat yang disodorkan cowok didepannya.

"Bener kata Athalla lo sebelas dua belas sama harimau." cowok itu berjalan melalui Viona yang masih memandang cowok tadi dengan tatapan kesalnya.

*****

"Lo curang ngak ngabarin gue dulu," kesal Feby.

"Handphone gue matiin, lagi pula gue dirumah udah kayak tahanan." Viona mengeluarkan notebooknya dan mulai menggambar sketsa yang aneh seperti seorang gadis yang didalam tubuhnya keluar akar dan penuh dengan pecahan kaca.

"Ini semua karena Bang Dev sayang Vi sama lo." ujar Feby.

Viona menghentikan kegiatannya sejenak lalu tersenyum kepada Feby.

"Feb, gue tadi disamperin cowok." kata Viona fokus pada gambarannya.

"Athalla?" tanya Feby.

Viona hanya menggeleng, "Gue ngak tahu siapa namanya, tapi..."

"Tapi apaan?"

"Dia ngasih ini ke gue sebelum dia pergi." Viona mengeluarkan secarik surat yang diberikan cowok tadi.

"Ini zaman apaan ngirim pesan lewat surat," kekeh Feby.

Karena penasaran Viona mebuka suratnya, betapa terjekutnya dirinya melihat isi surat itu.

"V-vi? kenapa?" tanya Feby.

Viona tanpa berpikir panjang berlari menuju gudang belakang sekolah dibukanya pintu gudang betapa terkejut dan lemasnya Viona melihat Athalla yang tidak berdaya  tangannya diikat di kursi, Athalla seperti pasrah dengan apa yang dialaminya.

Beberapa pukulan sepertinya telah mendarat pada tubuh Athalla menghasilkan darah segar mengalir dari bibirnya dan beberapa memar pada lengan dan kakinya.

"BERHENTI!"

"Wahh tuan putri dateng." ujar salah satu cowok sepertinya ketuanya.

"Ck, mau menikmatinya bersama?"

"Bedebah!" Viona berjalan mendekat.

Athalla cuman tersenyum lemas melihat gadis yang sedang berjalan mendekat. Tidak tahu apa yang membawa Viona kesini, dia pikir ii semua hanya karena hati nuraninya karena dirinya adalah manusia normal yang tidak tega melihat orang tersiksa karena dirinya.

"Kami sudah pacaran," ujar Viona enteng seperti tidak ada masalah apapun dengan apa yang dikatakannya, dia malah dengan santainya membuka ikatan tali yang ada ditangan Athalla.

"Bajingan! Lo nipu gue?!" kesal Rion

"Gue dan Athalla sudah pacaran jadi, lakukan apa yang harus lo lakukan selanjutnya." Viona memapah tubuh Athalla yang sangat lemas itu.

"Oke, congrats bro! ini sedikit mengejutkan."

Athalla tidak menyangkan Viona akan melakukan semua ini, Athalla pikir hari ini di gudang belakang sekolah adalah hari terakhirnya hidup, namunViona seperti malaikat pelindung baginya. sungguh tak terduga. Sepajang jalan Athalla terus memandangi wajah Viona yang penuh keringat tapi sangat santai.

*****
Viona membawa Athalla kerumahnya berunrung Devano belum pulang dari kantor.
Pemandangan dihadapannya ini sangat tidak bisa dilewati, Viona yang sedang mengobati beberapa luka yang terdapat pada tubuh Athalla, tapi ribuan pertanyaan terus mengalir pada pikirannya.

Ini semua pasti ada maksud belakangnya.

"Apa yang bisa gue lakuin supaya bisa membalas budi gue," tatap Athalla dengan tatapan penuh pertanyaan, Viona yang sedang sibuk sensiri dengan kegiatannya tadi seketika berhenti.

"Bahkan setelah nyawanya diselamatkan dia tidak mengucapkan kata terima kasih," sindir Viona melanjutkan kegiatannya.

"Terima kasih." ujar Athalla deangan lugunya.

Viona hanya bisa terkekeh mendengarnya.

"Luka lo bakal sembuh setelah di kompres es batu." Viona membereskan kotak p3k lalu pergi menaruhnya dan mengambil handuk yang terbalut es batu.

"Gue ngelakuin ini semua karena gue  tahu dan ngerti maksud lo ikut TOD demi kebaikan lo dan orang tua lo, gue juga manusia biasa gue punya hati nurani." ujar Viona.

Mendengar perkataan Viona entah mengapa Athalla sedikit merasa kecewa, hatinya terasa sakit. Dengan langkah berat Athalla mencoba melangkah keluar.

"L-lo mau kemana?"tanya Viona menghampiri Athalla.

Athalla menatap Viona dengan tatapan datarnya, "Lepas, gue mau ketempat nyokap,"

"Oh yaudah gue ik-,"

"Gue bisa sendiri." jelas Athalla.

"Lo mau naik apa kesana?" kata Viona.

"Motor lu ngak gue bawa,"

"Terus gimana lo mau kesana dengan keadaan lo sekarang?"

Bersambung.

*****
Duh gimana part ini? nambah gajelas ya? wkwk maaf, yaudah lah ya tetep dukung ceritanya dengan vomment :)))

instagram : @nazwahsh

TRUTH OR DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang