Tujuh

14 0 0
                                    

"Ratu panah dong?" Athalla telah menunggu Viona sejak sepuluh menit laalu di sofa depan rumahnya karena Devano belum pulang dan rumah tidak ada penunggunya.

"Bullshit!" Viona mengabaikan Athalla yang tengah menyender di dinding rumahnya, Viona membuka pintu dan masuk kedalam diikuti Athalla.

"Tunggu disitu gue mau mandi." Viona menunjuk sofa dengan gerakan wajahnya lalu dia pergi kekamarnya untuk mandi dan bersiap-siap tidak mungkin dia pergi dalam keadaannya sekarang berkeringan dan berantakan, Viona juga wanita yng harus tampil rapi dan wangi didepan semua orang.

Athalla melihat-lihat beberapa bingkai foto yang berada di rak terdapat foto seorang anak perempuan dan laki-laki dan juga kedua orang tua mereka, menurut Athalla wajah Viona sedikit berbeda dengan sekarang.

Wajah Viona dulu selalu menunjukkan senyum memerkah dibibir manisnya, penampilan yang manis. Sedikit berbeda dengan Viona yang sekarang, Senyum yang selalu dimerkahlannya dahulu jarang Viona tunjukan hanya wajah datar yang menampilkannya menjadi seorang wanita yang cuek, sungguh disayangkan sekali.

Ada sekitar lima bingkai foto yang terdapat di rak itu, tapi di bagian bawah ada satu bingkai foto yang menampilkan seorang anak perempuan dengan panahnya dan terdapat medali yang terkalung di lehernya.

Otak Athalla mulai berpikir keras selama ini dia tidak pernah melihat Viona dengan panahnya dan tiba-tiba hari ini Viona pergi latihan panah pada awalnya Athalla berpikir kalau mungkin saja Viona baru tertarik dengan panah tapi, setelah Athalla melihat bingkai foto ini dan menyimpulkan kalau Viona dahulu sangat menyukai panah dan setelah kedua orang tuanya tiada Viona mengubur dalam dalam hobinya itu dan pasti ada sesuatu yang membuat Viona kembali pada panahnya.

Saat Athalla masih larut dalam lamunannya pada rak bingkai itu ada seseorang yang berjalan mendekatinya lalu mengambil bingkai yang sedang dilamuni Athalla itu.

"Ngapain lo?!"

"Ah em.. pamit dulu sama abang lo." kata Athalla

"Masih di kantor, tuh gue ambilin lo air putih." Viona menunjuk gelas yang terletak di atas meja.

"Dih air putih, kopi kek jus kek," cibir Athalla.

"Heh masih mending ya gue ambilin dasar gatau terima kasih!" sindir Viona.

"Terima kasih Viona."ujar Athalla dengan muka sok imutnya membuat Viona ingin muntah sekarang juga.

"Najis, buruan!" Viona menginjak kaki Athalla lalu melangkah pergi.

"Harus berapa kali lagi kaki gue diinjek, sakit woy!" Athalla meringis kesakitan karena injakan Viona menghasilkan sakit sekali bagi Athalla.

"Astaga gue lupa ngisi bensin tadi, bego Vi bego." bisik Viona menepuk-nepuk jidatnya.

"Kenapa lo?" tanya Athalla.

"Kehabisan bensin lo? Yaudah nggak usah kayak orang susah disini aja, " Athalla menepuk-nepuk jok motornya.

"Buruan ngak usah bacot."

"Gue kalau bawak motor bisa lebih parah dari rosi yakin lo ngak mau pegangan? " tawar Athalla.

"Najis!" cibir Viona.

"Oh yaudah nggak tanggung jawab kalau lu jatoh." Athalla menghidupkan mesin motornya.

Viona masih kukuh dengan gengsinya, dan benar saja saat motor berjalan Athalla mengendarainya seperti orang dikejar setan dan Viona refleks melingkarkan lengannya di pinggang Athalla erat. Viona sangat sering mengendarai motor dengan kecepatan tinggi tapi ia takut kalau ia dibonceng dengan kecepatan tinggi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUTH OR DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang