"Ujang buruan!"Nadine berteriak sangat keras,menunggu sopir gantengnya turun.sesekali ia melihat jam tangannya.
"Ya non"ucap Ujang yang tepat dihadapan Nadine."eh!kalau datang bilang bilang dong!"teriak Nadine karna kaget.tangannya mengelus dadanya memastikan jantungnya masih berdetak.
"Ye elah non...gitu aja kaget"
"ya elah,ya elah!Gue mau marah sih tapi nggak jadi lah!"kesal Nadine.
"Kanapa?"tanya Ujang polos.
"Karna Lo ganteng o'on"batin Nadine.ia masih saja melihat Ujang tanpa berkedip.
"Non?"tangan Ujang melambai ke arah wajah Nadine membuat dia langsung terbangun dari lamunannya.
Pipi Nadine memerah menahan malu."pipi non merah tu!pake perona
Yak?"tanya Ujang tanpa malu.Nadine yang menyadari itu langsung memegangi pipinya dan memngambil cermin di dalam tasnya.
"Mana ada"ucap Nadine bohong sambil terus melihat wajahnya di cermin yang terlihat lebih memerah.
"Ah,apaan sih kamu Jang.ayo berangkat sekolah nanti telat"ucap Nadine cepat sebelum Ujang bertanya lagi dan membuat dia lebih memerah nanti.
----
"Yakin non nggak di anter ke kelas?"ucap Ujang khawatir."Ya nggak apa"Nadine menutup kembali pintu mobilnya,membiarkan sopirnya pergi dari sekolahnya.
"Gue nggak mau temen temen pada naksir Lo Jang "Nadine terkekeh kecil.
Ia berjalan dari gerbang menuju kelas.Nadine memasang headsetnya kemudian memutar lagu favoritnya.
"Nad! Nadine!"teriak seseorang.Nadine berhenti, merasa ada yang memanggilnya ia melepas headsetnya.
"Nad!"teriak Sasa sahabat Nadine tepat di telinganya."bushet dah"Nadine melihat sahabatnya itu sambil terus meniupkan angin dari tangan ke telinganya berkali kali.
"Apa"ucap Nadine kesal.ia memasang kembali headsetnya yang ia lepas tadi.
Sasa masih mengatur nafasnya,mungkin karna ia berlari saat mengejar Nadine membuat dia sedikit sesak.
"Lo nggak apa Sa?"tanya Nadine khawatir karna melihat Sasa kesulitan bernafas.
"Iya nggak apa"jawab Sasa sambil tersenyum.melihat itu Nadine membalas senyumannya.
"Ada apa?"tanya Nadine masih dengan wajah khawatirnya.
"Nggak ada,gue cuma berusaha manggil Lo,tapi Lo nggak denger jadi gue lari deh"
"Kan udah gue bilang Lo nggak boleh kelelahan,apalagi tadi Lo lari,Lo mau asma Lo kambuh"Nadine membantu Sasa yang tidak bisa berdiri tegak.
"Iya deh maaf"sesal Sasa.
"Lain kali ati ati loh"ingat Nadine.
Sasa hanya mengangguk tanda mengiyakan.mereka berjalan bersama ke kelas.Nadine masih memegangi pundak Sasa, takut kalau dia masih kurang fit.
Bugggg
Nadine terhuyung sedikit saat tiba tiba ada sebuah buku melayang tepat di dada Nadine.
Sasa yang melihat itu sedikit terkejut.Nadine menyuruh Sasa duduk di bangku.
Ia menggambil buku itu yang terjatuh karna Nadine tidak sempat memegangnya.
Saat ia mencoba menggambil buku itu,ia memerhatikan sebuah sepatu yang menginjak buku itu.
Wajah Nadine mendongak melihat siapa orang yang berani menginjak buku.
"Gita?"lirih Nadine saat ia tau siapa yang menginjak buku itu.
Langsung saja ia menarik paksa buku itu dan berdiri menatap Gita.
Gita yang ditatap hanya tersenyum tipis,ia kembali menatap Nadine dengan tatapan seseolah olah dia barang yang sangat menjijikan.
"Lo itu niat nggak sih ngerjain pr gua?"ucap Gita lirih.
"Kagak!"
"Hmmm... Makasih deh atas nilai 25nya"
"Dengan senang hati"jawab Nadine sekenanya.
"Gitu ya..."
Gita mendekat ke arah Nadine,melepas headset yang Nadine pakai.
"Lo nggak mau kan sahabat Lo si asma masuk rumah sakit?"ancam Gita dengan berbisik di telinga Nadine.
Nadine melirik kearah Sasa yang masih lemas.tangannya meremas tangan Gita.
"Lo jangan ngapa ngapain si Sasa"bisik Nadine dengan penuh penekanan.
"Fine,jika Lo mau nurutin semua perkataan gua"
"Sampai kapan?"tanya Nadine kesal.
"Sampai gua puas ngerjain Lo"ucap Gita sambil berjalan meninggalkan Nadine dan Sasa.
"Oh ya,satu lagi"Gita balik badan dan kembali ke arah Nadine.
"Jangan deketin si Ega"ucap Gita sambil mengedipkan salah satu matanya ke Nadine dan berjalan menjauhi mereka.
"Nad"panggil Sasa.
"Ya"jawab Nadine sedikit glagapan karna masih melihat punggung Gita yang nyaris menghilang.
"Lo nggak apa apa kan?si Gita ngomong apa lagi?"tanya Sasa khawatir.
"Nggak ada,Lo nggak usah masuk kelas dulu aja ya,di UKS aja gue anterin"
Sasa hanya mengangguk,mereka merubah arah menuju ke UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
The world of all power
FantastikHidup Nadine selalu dalam kesedihan setiap harinya,dari dibully di sekolahannya hingga meninggalnya sang ayah yang sedikit mengganjalnya. hingga ia tau bahwa ada sesuatu dalam dirinya,yang membuat orang orang tercintanya rela berkorban untuk melin...