E E N

44 7 4
                                    

Suara derap kaki terdengar di lantai dua rumah mewah ini. Sesekali terdengar suara teriakan gadis yang membuat orang yang mendengarnya pasti ingin menutup kedua telinga.

"Dhanuuuu! Kasih tau gue dimana lo nyembunyiin binder gue!" Teriak gadis berambut panjang sepunggung sambil terus mengejar laki-laki yang dipanggil Dhanu olehnya.

Dhanu melompati ranjang kamarnya untuk menghindari saudara kembar yang selalu membuatnya kesal itu. "Apaan sih Renasya! gue ngga tau dimana binder itu." Balas Dhanu.

Renasya Faradila -nama lengkap gadis tersebut- berhenti tepat disebrang ranjang kamar Dhanu. Ekspresi kesal benar-benar terlihat jelas di wajah gadis manis tersebut. Nasya maupun Dhanu terlihat ngos-ngosan setelah saling berkejaran di lantai 2 rumah mereka.

"Boong! Siapa lagi kalo bukan lo!" Nasya terus menuduh Dhanu yang melakukannya.

"Yee kata siapa? Lo kan gak punya bukti!" Tanya Dhanu membela dirinya.

Nasya yang geram langsung mengambil bantal yang ada di dekatnya dan melemparkan bantal tersebut ke arah Dhanu. Namun dengan sigap Dhanu menangkap bantal itu dengan kedua tangannya.

"Hei berisik banget sih kalian! Kalian udah 19 tahun,masa masih aja kayak anak TK gini sih." Tegur Tante Fifi, yang merupakan ibu kandung dari si kembar Dhanu dan Nasya.

Dhanu menghampiri mamahnya. "Iya tuh maaa, masa Nasya nuduh aku yang ngambil binder dia? Dhanu kan dari kemaren ada di rumah Rio." Adu Dhanu dengan manja. Nasya memutar matanya kesal melihat tingkah manja Dhanu. Memang selalu begini. Setelah ini pasti dia yang harus mengalah.

"Yaudah nanti mamah bantu cari dimana bindernya. Sekarang kamu berangkat kuliah sana, Gabriel udah nunggu di bawah tuh, Sya."

Mendengar ucapan Mamahnya, mata gadis tersebut langsung berbinar, sirna sudah raut kesalnya. Ia lalu berlari ke kamar mengambil tas nya sebelum menemui orang yang menunggunya.

-----

Sementara itu, gadis berwajah oriental ini tengah sibuk mengoleskan lipstik pink di bibirnya. Tak lupa ia menyisir sedikit rambutnya guna membuat penampilannya semakin sempurna.

"Perfect!" Ujarnya sambil tersenyum menatap pantulan dirinya yang cantik di depan kaca besar dikamarnya.

Finka Meirany atau biasa dipanggil Finka adalah seorang mahasiswi cantik semester dua yang mengambil jurusan bisnis manajemen. Finka merupakan salah satu gadis terpopuler di kampusnya karna kecantikan wajahnya. Finka memutar bola matanya saat lagi-lagi namanya dipanggil oleh orang yang paling ia benci dari luar kamarnya.

"Iya-iya gue keluar. Dasar bawel." Gerutu Finka sambil mengambil tas dan buku-buku di atas kasurnya.

Finka membuka pintu kamarnya kasar dan melihat perempuan yang tiga tahun lebih tua diatasnya tengah berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Lama banget sih lo. Bisa-bisa gue telat masuk kelas gara-gara nungguin lo dandan." Tegur Cyntia, kakak kandung dari Finka.

"Bawel lu. Udah ayo berangkat." Finka melangkah pergi mendahului Cyntia. Sementara Cyntia mengekor dibelakangnya sambil mencibir kesal.

Finka dan Cyntia selalu tak akur dalam segala hal. Sifat mereka yang bertolak belakang sulit untuk menyatukan keduanya. Mulai dari pertengkaran kecil hingga besar selalu terjadi setiap harinya. Cyntia menghela napasnya lelah, adiknya ini sudah terlalu jauh berubah, ia bahkan tidak mengerti apa alasan perubahan drastis adiknya tersebut.

-----

Jalanan kota Bandung di pagi hari seperti biasa selalu macet, maklum saja namanya juga kota besar. Kendaraan-kendaraan itu memenuhi jalanan kota Bandung seolah mereka sedang berlatih kesabaran karena hanya bisa maju perlahan.

"Kak bisa cepetan dikit ngga? Bentar lagi bel masuk nih." Tanya gadis SMA dengan nada khawatir kepada kakaknya yang duduk dikursi pengemudi.

"Iya sabar adikku sayang. Ini macet parah, kamu sih bangunnya kesiangan." Jawab laki-laki berwajah manis ini.

Firli atau biasa dikenal Pili ini menoleh ke arah Galuh kakaknya dengan kening yang mengerut.

"Loh? Bukannya kakak yang kesiangan yah? Pili bangunin kakak susah banget. Pasti begadang lagi buat bikin lagu itu." Ujar Pili yang berhasil membuat Galuh tersenyum lebar memperlihatkan giginya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Pili terkekeh geli melihat kelakuan kakak tersayangnya.

-----

Berbeda halnya dengan kisah pagi hari diatas, gadis bernama Zefancha Aurora ini baru saja selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya seperti menyapu, mengepel, mengelap kaca dan lain sebagainnya. Fancha tinggal sendirian di rumah kontrakan sederhana yang telah ia tinggali selama 2 tahun terakhir ini.

Setelah selesai membersihkan diri, Fancha bersiap-siap berangkat menuju kampusnya yang terletak tak jauh dari kontrakannya. Dengan berjalan kaki di atas trotoar, Fancha menikmati sejuknya udara pagi di Kota Bandung.

Sebuah mobil matic berhenti tak jauh dari Fancha. "Chaa!" Panggil seseorang yang keluar dari dalam mobil hitam itu.

Fancha memberhentikan langkahnya melihat siapa yang memanggilnya. Laki-laki berkaos hitam yang dilapisi kemeja itu tersenyum lalu berjalan mendekati Fancha.

"Lo mau kuliah kan? Udah bareng gue aja." Ajak laki-laki itu.

Fancha berfikir sejenak, "Tapi..." Belum sempat Fancha berucap, laki-laki itu langsung menarik tangan Fancha menuju mobilnya.

"Masuk." Perintah laki-laki itu. Fancha mengangguk dan menurutinya.

Setelah memastikan Fancha duduk dengan nyaman dan aman, mobil itu melesat pergi dengan kecepatan sedang.

-----

HALLOOO SEMUAAA! AKU MUNCUL BAWA CERITA, INI CERITA LAMA SEBENERNYA DAN SUDAH SELESAI. JADI CERITA INI AKU USAHAKAN AKAN UPDATE SATU MINGGU SATU SAMPAI DUA KALI.
SEMOGA KALIAN PADA SUKA YAA! SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA!

HARTPROBLEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang