Nuansa petrikor menyelimuti udara pagi
Membawa langkah ini menuju ke sebuah figura terpajang di dinding retak
Objeknya tersenyum
Jemari lentik itu otomatis menyentuhnya
Mencoba menoleh ke rute kenangan
Terjeda lalu buliran air rebas begitu saja
Sesungguhnya, kini hanyalah sebatas sapaan memori
Terima kasih,
kehadiranmu selalu ku syukuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menapak Jejak
Poetry"Dari secuil titik debu, huruf kurangkai menjadi kata dan kalimat dengan arti yang sulit didefenisikan." Terima kasih imajinasi, khayalan, rindu, dan hasil pandangan mata yang sudah menjadi sumber terbitnya kata-kata dalam puisi ini. Buat para penik...