Babad waktu nampak tenang pada rotasinya
Serpihan pikiran dalam satu atma terpecah
Dalam ruang luas di atas desiran pasir putih
Mata kosong, bergantian menatap lurus pada dua siluet hiasan semestaPelita andakara jenuh pada sorakan, sembunyi lalu tenggelam memupuk swastamita
Berganti menjadi arutala yang enggan menolak temu
Berjuntai lalu membentuk mangataSatu atma masih saja termenung,
Menatap siluet yang saling berimbuh pada porosnya dalam rajutan aksa
Kenapa?
Akibat kisah asmaraloka yang usai tanpa diminta
Dengan rasa yang menetap menjadi amerta di hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Menapak Jejak
Poesía"Dari secuil titik debu, huruf kurangkai menjadi kata dan kalimat dengan arti yang sulit didefenisikan." Terima kasih imajinasi, khayalan, rindu, dan hasil pandangan mata yang sudah menjadi sumber terbitnya kata-kata dalam puisi ini. Buat para penik...