"Saudara Leo Crishnathan dinyatakan bersalah." Hakim ketua telah menyatakan vonisnya lalu mengetok palu sebanyak 1 kali.
Sidang telah usai. Rani dan Rizky bisa bernafas lega sekarang. Pasalnya, Leo tak akan bisa mengusik kehidupan mereka lagi.
Kekesalan terlihat jelas di wajah Leo. Ia berjanji tak akan membuat hidup Rani maupun Rizky tenang. Ia akan berusaha menghancurkan hidup mereka. Karena baginya, mereka telah menghancurkan hidupnya.
Saat Leo dibawa keluar ruangan. Leo melewati Rani dan Rizky yang masih berada di dalam ruangan sidang bersama Rina, Arthur, Arya dan Aisyah.
"Kau mungkin bisa bebas sekarang. Tapi, aku tak akan tinggal diam. Aku akan membuat hidup kalian tidak tenang. Bagaimana pun caranya. Lihat saja nanti." Ancam Leo pada Rani dan Rizky.
Rani membelalakan matanya mendengar ancaman Leo. Sementara Rizky menatap tajam ke arah Leo yang mengancamnya. Walaupun tangannya memegangi Rani dan mengelus pelan bahu Rani untuk memberikan ketenangan.
"Sudah. Jangan banyak mengoceh. Ayo cepat jalan." Ujar seorang polisi yang dari tadi membawa Leo yaitu Alvin.
Mereka pun melanjutkan langkah mereka keluar ruangan sidang. Sementara Rizky masih harus menenangkan Rani.
"Hey. Jangan khawatir. Dia akan di penjara sekarang. Dia akan mendapat hukuman atas apa yang sudah dia perbuat. Dia tak akan mengganggu kehidupan kita lagi. Jangan termakan oleh omongannya, ya." Ujar Rizky sambil mengelus puncak kepala Rani dengan lembut.
Sementara Rani hanya menganggukkan kepalanya. Walaupun dalam hatinya, ia masih merasa khawatir.
"Udahlah Ran. Gak usah di dengerin. Lagian nih ya, dia gak bakalan bisa apa-apa selama di penjara." Ujar Arya yang juga menenangkan Rani.
"Aku heran sama tuh orang. Dia yang salah malah dia juga yang ngancam. Orang aneh." Gerutu Rina yang tak suka melihat saudari kembarnya diancam seperti itu.
Rani masih diam. Ia mendengarkan apa yang mereka katakan. Tapi, tetap saja hatinya tak bisa tenang. Rani tau bahwa Leo bukan orang sembarangan. Leo sama saja dengan Rizky yang memiliki banyak anak buah yang siap diperintah oleh Leo apapun dan kapanpun. Bukan hal yang aneh jika Rani masih saja khawatir Leo membuktikan ancamannya tadi.
"Rani. Aku tau apa yang kau khawatirkan. Kau tak usah terlalu banyak memikirkan hal itu. Itu tidak baik untuk kesehatanmu." Ujar Arthur yang mengerti kekhawatiran Rani. Secara, Arthurlah yang melindungi Rani dari Leo saat mereka SMP dulu. Jadi, Arthur tau orang macam apa Leo itu.
"Ya sudah. Ayo kita keluar." Ajak Rizky yang diangguki oleh Rani.
Mereka pun berjalan keluar ruangan sidang bersama-sama. Di luar terlihat masih ramai orang-orang yang baru saja meninggalkan persidangan. Maupun yang akan melaksanakan persidangan.
"Kau masih ada tugas setelah ini ?" Tanya Rizky setelah mereka keluar ruangan sidang.
"Ya. Masih banyak pekerjaan." Jawab Rani.
"Baiklah. Berarti kau akan tetap disini, bukan ?" Tanya Rizky lagi dan kembali mendapat jawaban berupa anggukan dari Rani.
"Kalau begitu aku langsung ke kantor ya. Hubungi aku jika kau akan pulang. Aku akan menjemputmu." Ujar Rizky.
"Tentu. Jangan sampai terlalu lelah." Jawab Rani sambil tersenyum.
"Suami yang perhatian." Ledek Rina.
"Eh, Rin. Jangan salah. A Rizky dari dulu emang kayak gitu sama Teh Zahra." Aisyah juga ikut meledek.
"Sepertinya ada yang iri, Tur." Ujar Arya yang merasa ada sindiran untuknya dari sang Istri selain untuk meledek Rani dan Rizky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Anugerah
Espirituallanjutan dari Antara SMA & SMK. "Ternyata kau masih ingat padaku." "Apa ?" "Kau masih ingat bahwa kau masih memiliki suami ?" "Aku ... " "Cih. Menyedihkan. Kau seharusnya tak kembali." Rani terdiam dan terus mendengarkan perkataan Rizky. "Kalau buka...