4. Keberangkatan ke Surabaya

82 9 2
                                    

Pagi hari yang cerah. Setelah memunaikan solat shubuh, Rani segera memasak untuk sarapan keluarganya. Hari ini Rizky akan berangkat ke Surabaya. Dan jujur saja. Rani sedikit sedih akan hal itu.

Setelah sarapan pagi, Rizky segera kembali ke kamar untuk membawa semua keperluannya dan juga sedikit merapihkan pakaiannya.

"Mas udah bawa semua yang Mas butuhkan ?" Tanya Rani yang kini berada di belakang Rizky yang tengah bercermin.

"Aku rasa sudah." Jawab Rizky sambil membalikan badannya menghadap pada sang Istri.

Rani pun mengangguk lalu membenarkan dasi Rizky yang kurang rapi. Melihat hal itu, Rizky menghela nafas karena merasa tak enak pada Istrinya.

"Huh. Aku minta maaf." Ucap Rizky dengan nada sedih.

"Kenapa Mas malah minta maaf ? Ini udah yang ke 15 kalinya Mas minta maaf sama aku." Tanya sekaligus keluh Rani.

"Aku hanya khawatir. Apa aku batalkan keberangkatan ku ke Surabaya ?" Ujar Rizky yang membuat Rani sedikit panik.

"Eh, tidak tidak. Mas apa-apaan sih ? Ini kan konferensi pertamanya Mas. Masa Mas gak jadi datang ?" Jawab Rani yang mulai cerewet pada Suaminya.

"Habisnya aku tak tega melihat wajah sedihmu itu." Jawab Rizky mengungkapkan apa yang menganggu dirinya.

Rani terdiam. Jadi, Rizky seperti ini karena dirinya ? Kini Rani merasa bersalah pada Suaminya.

"Jadi, Mas terus minta maaf sama aku gara-gara aku terus keliatan sedih ? Maaf Mas. Aku gak bermaksud kayak gitu. Aku gak bermaksud jadi penghalang buat Mas." Ucap Rani merasa menyesal karena perilakunya yang membuat Rizky tak enak meninggalkan dirinya untuk beberapa hari.

"Rani. Jangan katakan itu lagi. Kau tak menghalangiku. Hanya saja, kau adalah kelemahan ku Rani. Aku tak bisa tenang jika aku berangkat dengan melihat wajah Istriku yang sedih." Jawab Rizky sambil mengelus lembut wajah Rani yang tak tertutup cadar.

"Maaf Mas. Ya sudah. Mulai sekarang, aku tak akan jadi kelemahan Mas. Aku akan menjadi kekuatanmu, Mas." Ujar Rani memberi semangat pada dirinya sendiri dan juga pada Rizky.

"Tentu." Jawab Rizky sambil membawa tubuh Rani untuk ia dekap.

Rizky mengelus puncak kepala Rani dengan lembut. Beberapa hari kedepan Rizky tak akan bisa melakukan hal ini. Begitu pun Rani. Beberapa hari kedepan ia tak akan bisa mendapatkan perlakuan seperti ini dari Suaminya.

Rizky pun melepaskan dekapannya. Rizky memandang wajah Rani dengan intens. Ia ingin menggunakan waktunya sebanyak mungkin untuk memandangi Istrinya ini.

"Baiklah. Jangan sedih lagi ya. Lagi pula aku kesana bukan hanya untuk urusan bisnis. Aku juga akan membantu menyelesaikan kasusmu juga bukan ?" Ujar Rizky yang teringat pertemuannya dengan Rama kemarin yang mengharuskan dirinya bertemu dengan pimpinan Fariza Corp.

"Ah, iya. Apa Pak Rama memberatkanmu ?" Tanya Rani merasa tak enak karena Suaminya harus ikut turun tanga menangani kasus yang ia tangani.

"Tidak. Aku akan melakukan apa yang aku bisa. Do'akan aku, ya." Jawab Rizky sambil tersenyum hangat pada Istrinya seraya meminta do'a dari Isttinya.

"Pasti."

*   *   *

Flashback

Kemarin, di pengadilan negeri Jakarta.

Di sebuah ruangan yang tak terlalu luas. Terlihat seorang Pria berseragam dinas tengah memeriksa beberapa dokumen di tangannya. Pria itu adalah Rama, kepala Panitera Muda Khusus Tindak Pidana Korupsi.

Tak lama kemudian. Terdengar suara pintu diketuk. Rama pun memandang ke arah pintu dan mempersilahkan orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.

Pintu pun terbuka menampilkan seorang pria dengan pakaian jas rapinya. Pria itu berjalan mendekati meja. Rama pun mempersilahkan pria itu untuk duduk.

"Sebelumnya saya minta maaf kalau saya mengganggu waktumu. Tapi, saay memerlukan bantuamu, Rizky." Rama memulai percakapan. Ia tak mau buang-buang waktu. Karena ia tau, pria di hadapannya ini tak memiliki banyak waktu.

"Tidak masalah. Jika aku bisa membantu maka aku akan melakukannya. Katakan saja ada apa." Jawab Rizky dengan tenang.

"Begini Rizky. Kami sedang menangani sebuah kasus yang menjerat sebuah perusahaan besar. Yaitu Fariza Corp. Kami menemukan kejanggalan pada kasus ini." Rama memulai pembicaraan dengan serius.

Rizky terdiam. Rasanya ia mengetahui beberapa hal tentang perusahaan itu. Ia juga mengenal pemilik perusahaan itu. Dan juga, memang benar. Ia juga mendengar bahwa perusahaan itu tengah terkena masalah. Dan juga, Rizky tau bahwa pimpinan perusahaan itu akan menghadiri konferensi di Surabaya seperti dirinya.

"Fariza Corp ? Ya, aku tau itu. Dan, aku juga mengenal pemilik perusahaan itu. Dan mungkin Rani juga mengenalnya." Tanggap Rizky.

"Ya. Rani memang mengenal pemilik perusahaan itu. Hanya saja, Rani tak mau menemui pimpinan perusahaan itu. Saya tak tau alasannya. Dan say juga yakin, kau tak akan mengizinkan Rani melakukan hal itu." Ujar Rama kemudian yang mulai kurang serius.

"Jangan bergurau. Tentu saja aku tak akan memgizinkannya." Tanggap Rizky membenarkan apa yang Rama katakan sambil terkekeh. Tentu saja ia tak akan membiarkan Istrinya menemui pimpinan perusahaan itu. Rizky tak akan rela.

Rizky juga tau bahwa pimpinan perusahaan itu saat ini di pegang oleh putra dari Tuan Fariza. Dan, Rizky tak akan membiarkan Rani bertemu lagi dengan pimpinan baru perusahaan itu.

"Baiklah. Saya tak mau kepo dengan urusan pribadi kalian. Tapi yang pasti, penting bagi kami untuk mengetahui banyak hal tentang perusahaan itu. Jadi saya meminta bantuanmu Rizky. Mungkin kau bisa menemui pimpinan perusahaan itu." Jelas Rama yang langsung pada pokok pembicaraannya meminta bantuan Rizky.

Rizky terdiam sejenak. Memikirkan permintaan Rama. Rizky memikirkan bagaimana dan apa yang akan terjadi jika ia melakukan apa yang Rama minta. Tapi, walau bagaimanapun. Ini adalah kasus yang Istrinya tangani. Tak ada salahnya membantu pekerjaan Istrinya. Dan juga, Rizky juga sedikit penasaran dengan perusahaan itu. Perusahaan yang selalu berhasil memenangkan kerja sama dengan perusahan lain dengan begitu mudah.

"Baiklah. Akan ku coba. Tapi, apa yang ingin kalian ketahui tentang perusahaan itu ?" Rizky menyetujui permintaan Rama.

"Apapun. Dan sebanyak mungkin. Terutama bagaimana hubungan kerjasama antara perusahaan itu dengan perusahaan yang lain. Saya tidak mau semakin banyak korban dari perusahaan itu." Jawab Rama dengan serius.

"Baiklah. Akan aku lakukan yang terbaik." Jawab Rizky.

"Terima kasih Rizky."

*   *   *

Sekarang ini Rizky tengah berada di pesawat dengan tujuan ke Surabaya. Rizky tengah memperhatikan foto yang ia jadikan wallpaper di ponselnya yang tak lain adalah foto dirinya dan juga istrinya saat berlibur setelah beberapa hari diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

"Ini baru di pesawat. Belum sampai Surabaya dan aku sudah merindukanmu. Bagaimana aku akan menghabiskan waktu disana ?" Rizky bicara kepada ponselnya yang menampilkan foto dirinya dan Istrinya.

"Semoga saja semua ini cepat selesai."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dan AnugerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang