Valery Pov
Hari itu hari Senin, hari yang paling paling kubenci. Itu karena satu, jam masuk lebih cepat 30 menit dari hari biasa, dua, semua mata pelajaran yang dipelajari adalah mata pelajaran membosankan, tiga, guru-guru yang masuk klo gak killer ya bikin ngantuk, ga ada yang seru lah gurunya klo hari Senin, dan keempat, udh cepat masuk, lama lagi pulangnya, bener-bener mumet klo udh hari Senin.
Jadi, aku itu orangnya ga on time, jam masuk itu 07.00, maka dari rumah aku berangkat jam 06.59, jarak rumahku ya kira-kira 3,5 km lah ke sekolah. Ya pastinya aku akan terlambat, dan selalu datang saat semua sudah baris untuk upacara, tapi hal yang kusuka itu adalah dimana aku akan berlari secepat mungkin dari gerbang menuju kelas untuk menyimpan tas dan menuju lapangan untuk berbaris. Rasanya seru saat berlari karena terlambat, berasa di turnamen lari sprint tingkat internasional.
Aku sampai di sekolah pukul 07.05, aku melihat semua sudah berbaris, tapi upacara belum dimulai.
Aku masih bisa melihat Pak Rio berdiri di depan sambil mengatur barisan. Karena itu aku pun mulai berlari ke kelasku.
Bruk!
Suara tas ku yang mendarat ke salah satu meja setelah kulempar asal-asalan dari luar. Setelah memakai topi, aku pun segera mengumpulkan energi untuk berlari ke lapangan.
"Oh sial, kenapa harus telat sih" aku mendengar umpatan seseorang yang sudah tidak asing lagi. Langsung kualihkan pandanganku ke arahnya dan
'BOOM!'
AIDAN?!
Dia melihat ku dan aku juga melihatnya. Tapi itu hanya terjadi sekitar 1,75 detik, lalu dia langsung melihat kelasnya dan melakukan hal yang sama denganku, melempar tas sembarang arah. Aku sendiri agak melambatkan kecepatan lariku, berharap dia akan berlari bersamaku.
Dan benar guys, sekarang aku dan Aidan sedang berlari bersama menuju lapangan. Jangan tanya bagaimana keadaan jantungku sekarang, tentunya sangat sangat sangat 'dug dug dug dug' Kapan lagi bisa lari bareng doi, hehe.
~~~****~~~
Mata pelajaran PKN sedang berlangsung di kelasku. Gurunya itu Bu Lastri, guru yang paling membosankan sedunia. Masuk kelas, suruh baca materi 10 menit, lalu tanya apa yang ga dimengerti. Bertanya pun ga ada gunanya, toh jawabannya cuma"Masa itu aja gatau, cari aja di bukunya pasti dapat tuh"
-.-
Belajar PKN hanya ada 2 jam seminggu, tapi beginilah yang terjadi.
Karena sudah selesai membaca, aku mulai melamun, melamunkan diriku kencan dengan Aidan. Pasti akan senang rasanya kalau dia juga punya perasaan yang sama denganku, tapi apa daya diriku yang dia tau aku hidup aja enggak.
Sedih sih.
"Bu, permisi ke toilet.." ucapku sambil mengangkat tanganku. Bu Lastri mengganggukkan kepalanya, dan aku langsung berjalan keluar kelas.
5 menit kemudian, aku berjalan kembali ke kelas, rasanya lega bisa keluar dari ruangan penuh kejenuhan itu, tapi tetap saja aku harus menginjakkan kakiku ke sana lagi. Dengan raut wajah yang kusut, aku berjalan menuju kelas. Tak kusadari, seseorang keluar dari kelas 10-1.
Ya, Aidan lagi.
Aku melihatnya dan dia juga melihatku. Kedua kalinya dalam sehari ini mata kami kembali bertemu. Kali ini lebih lama, 3 detik.
Dia berjalan menuju tong sampah dan membuang beberapa kertas, dan aku disini masih melihatnya. Aidan berbalik, otomatis aku mengalihkan pandanganku dan berjalan cepat ke kelas. Karena masih penasaran, aku meliriknya lagi dan aku melihat matanya yang mungkin tidak sengaja mengarah padaku.
Ya ampun, jantungku..
Sambil menahan senyum dan kebahagiaan aku masuk kelas. Dengan eyes contact ini, semoga dia memang tau kalo aku ada dan hidup di dunia yang sama dengannya.
Karena bahagia, aku langsung berbagi cerita kepada keempat temanku, yaitu Laurie, Fiona, Zane dan juga Cleo.
"Guys, udh 2 kali loh, 2 kali.." ucapku semangat.
"Klo gitu, kok ga disenyumin aja, atau say hi?" tanya Zane.
Ya ampun seberani itukah aku? Eyes contact aja udh syukur, mau gimana disenyumin, yang ada dia bakal mikir 'nih anak siapa coba, kenal aja enggak udh sok sok senyum, say hi'
"Setelah beberapa kali eyes contact, gue jadi semangat belajar nih, aaa.. seneng banget astaga, ternyata gini ya klo doi tiba tiba eyes contact ke kita" kataku penuh semangat dan kebahagiaan.
"Itu aja lu udh bahagia banget, gimana nanti dia bicarain lu, bisa-bisa pingsan lu" komen Cleo dengan nada menyebalkannya, dia selalu seperti itu, padahal jika dia merasakan apa yang kurasa pasti dia akan ikut ikutan sepertiku.
"Eh, udh deh, yang penting Aidan tau gue hidup, lah kalian?"
"Oya? Gue rasa Mike tau gue hidup" sanggah Laurie.
"Kok bisa sih, secara gitu, lo kan ga pernah bicara, eyes contact, serta berurusan dengan kelas sebelah.." kataku.
"Oya? Kalian gatau kan.. Gue ama Mike malah udh follow-followan di ig"
"WHAT?!"
▶️ Leave your vote and comment below❤️
▶️ Masih banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan dan EYD, harap dimaklumi
▶️ MOA silahkan dibaca..
▶️ Jangan lupa streaming MV TXT❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin's Here - TXT
Fanfiction"Bucin, Hwaiting!!!" Yeonjun as Aidan, Soobin as Mike, Beomgyu as David, Taehyun as Kyle, Hueningkai as Kai *Bisa dilihat juga di apk NovelToon*