Renjun terbangun dari tidurnya begitu saja; mimpi buruk lagi.
Akhir-akhir ini dirinya sering bermimpi buruk, padahal ia sudah membaca doa, baiklah sepertinya membacanya sekali tak mempan, malam ini ia akan membaca doa sebanyak 15 kali.
Renjun beranjak dari kasurnya, dan pergi ke dapur.
Menyalakan lampu dapur untuk memberinya penerangan; sebab sekarang masih pukul 5 pagi.
Pergi ke kamar mandi, dan membersihkan tubuhnya.
Kembali ke kamar; setelah selesai, untuk memakaikan tubuhnya seragam sekolah.
Renjun kembali ke dapur; lagi. Menyiapkan sarapan, hanya nasi goreng. Keluarganya adalah orang kurang mampu, Renjun kehilangan Baba-nya saat berumur 13 tahun; sekarang ia berumur 18 tahun.
Sekarang Renjun tinggal bersama sang Mama, Mama nya sedang sakit. Renjun tak mampu membawa sang Mama ke rumah sakit; tentu karena masalah ekonomi keluarga.
Lagipula sang Mama selalu menolak ajakan Renjun untuk dibawa ke rumah sakit.
Renjun bilang ia akan meminjam uang untuk biaya rumah sakit sang Mama; ataupun bekerja.
Tentu sang Mama tak mengijinkan putra satu-satunya itu untuk bekerja; Mama Renjun bilang ia ingin anaknya fokus pada sekolah dan belajar yang benar.
"Njun-ah," ucap sang Mama.
"Ada apa Mama? Kau membutuhkan sesuatu?" tanya Renjun lembut; tentu saja, tak mungkin ia membentak wanita yang sangat ia sayangi.
"Memasak apa hari ini hm?"
"Mama! Sudah Njun bilang untuk tak beranjak dari kasur tanpa sepengetahuan ku!" Buru-buru Renjun merangkul sang Mama dan membantunya untuk duduk di kursi makan.
"Njunnie, Mama hanya sakit biasa, bukannya sakit parah hingga benar-benar dilarang untuk beranjak dari kasur." Sang Mama membalas dengan nada dan raut wajah yang lembut.
"Huh, baiklah."
"Kau memasak apa? Aku bertanya tetapi kau tak merespon."
"Ah, maaf. Njun hanya memasak telur dadar. Maaf, Mama. Njun tidak terlalu pandai memasak masakan rumahan." raut wajah Renjun menunjukan bahwa ia kecewa dengan dirinya sendiri marena tak bisa memberikan masakan yang enak untuk sang Mama.
"Tak apa-apa. Sarapan bersamamu sudah sangat membuat Mama bahagia."
"Mama.." Renjun langsung membawa dirinya ke pelukan sang Mama; sembari terisak pelan.
"Ssstt, jangan menangis." Tangan lembut itu bergerak membalas pelukan sambil mengusap lembut punggung sang Anak.
Renjun mengangguk, melepas pelukan dan melanjutkan kegiatannya; membuat dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Selanjutnya hanya terdengar bunyi sentuhan antara sendok dan piring, sesekali saling membicarakan tentang diri masing-masing.
Sebelum Renjun berangkat, sudah menjadi rutinitas untuk mengantar sang Mama ke kamar; dan menyiapkan air putih dan beberapa makanan ringan yang sehat untuk sang Mama.
"Mama, Njun akan berangkat. Jaga dirimu."
Renjun mengecup kedua pipi sang Mama, dan tersenyum manis.
"Hati-hati." Sang Mama membalas senyuman.
"Seharusnya Njun yang bicara seperti itu." Keduanya tertawa.
>~<
Membuka pintu, dan masuk ke dalam nya.
Kelas, ya. Renjun baru saja sampai; setelah membeli roti untuk cemilan dan menghilangkan rasa bosan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Triumph || Jaemren
De TodoHanya kisah pemuda bernama Huang Renjun. Lelaki manis yang diam-diam menyukai Na Jaemin. Na Jaemin [Dominant] Huang Renjun [Submissive] RenMin Story