Bunda, aku keluar dulu ya beli martabak"
Aku berjalan menghampiri bunda yang sedang membuat lemon tea panas untuk papah, setelah aku bilang kalau aku ingin pergi membeli martabak tiba-tiba saja bunda memberikan ku uang, dan langsung saja aku pergi ke bagasi mengeluarkan vespa biru kesayangan ku, lalu aku langsung pergi membeli martabak.
aku memarkirkan vespa milik ku dan langsung memesan 2 kotak martabak
"bang martabak 2 ya, rasa red velvet sama greentea"
"iya kak, duduk aja dulu ya"
aku duduk sambil memainkan handphone, dan tidak beberapa lama seseorang duduk di samping ku, aku hanya menoleh sebentar setelah itu pandangan ku kembali ke layar handphone. Tak lama aku sadar bahwa aku mengenal orang itu, aku langsung menoleh untuk yang ke dua kalinya memperhatikan wajah orang itu dengan seksama, dan bener dia orang yang ku kenal.
"Sakha??" tanya ku dan orang itu pun menoleh ke arah ku dengan wajah datarnya ,satu alisnya di naikkan ke atas.
tanpa ragu aku pun berbicara lagi dengannya, supaya suasananya tidak terlalu hening.
"lagi beli martabak ya??. salam kenal aku xynerva oceana, maaf ya karna pas waktu istirahat tadi siang aku dan teman-teman ku membuat mu terganggu"
"oh."
wahhh aku tidak sangka responnya membuat ku hilang topik pembicaraan. Aku dan Sakha hanya diam-diaman untuk waktu yang cukup lama, hal ini membuat ku bosan. Lalu abang martabak pun menghampiri ku, lebih tepatnya kami berdua. Dia memberikan martabak yang aku pesan lalu ia juga memberikan martabak yang Sakha pesan.
Ku lihat Sakha sudah berjalan mendahului ku dan aku masih membayar martabak yang ku punya, tidak beberapa lama aku pun selesai, aku langsung naik ke atas motor.
aku masih bisa lihat punggung milik sunghoon dari kejauhan di jalan yang di terangi lampu jalan, namun tiba-tiba saja Sakha terjatuh, itu membuat ku reflek langsung tancap gas untuk menghampirinya.
"Sakha.., bangun!!"
aku tidak tau kenapa dia bisa tiba-tiba jatuh dan pingsan seperti ini, aku panik karna di jalanan ini tidak ada satupun orang yang lewat, bisa di bilang jalanan ini memang cukup sepi dan tanpa berpikir panjang aku pun mengangkat tubuh Sakha lalu membopongnya ke arah motor ku.
Sakha pun sudah terduduk di atas vespa ku dan aku pun juga segera duduk sambil menyalakannya.
tentu saja tempat yang ku tuju adalah klinik, karna aku tidak tau rumah Sakha.
dokter datang membawa Sakha dan aku ke ruangannya, dia bertanya kenapa Sakha bisa pingsan sepeerti ini dan aku hanya menjawab tidak tau, ya karna memang aku benar-benar tidak tau."mungkin saja dia lelah karna terlalu banyak aktifitas, saya akan beri dia vitamin ya"
"oh iya dok"
aku masih membopong Sakha untuk keluar dari ruangan itu, lalu duduk di tempat pengambilan obat menunggu beberapa menit akhirnya nama Sakha di panggil
"mmmmh"
aku langsung menoleh ke arah sumber suara dan ya itu suara Sakha, dia mulai sadar. Segera aku menghampirinya, setelah itu membopongnya kembali untuk pulang.
"kenapa kamu membawa ku ke klinik?" ucap Sakha sedikit tak begitu jelas, ia juga menatap ku dan raut wajahnya bertanya-tanya.
"kamu pingsan di jalan" jelas ku
"hufff..." sunghoon menghembuskan nafasnya kasar dan menatap aspal yang rata
"biar ku antar ke rumah mu ya, kebetulan aku bawa motor"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH 🍁
Teen FictionTerimakasih telah hadir wahai penyuka pelangi ♡.♡.♡ aku ubah judul sama isinya ya,karna menurut ku,cerita sebelumnya kurang,bnyk juga penulisan yang gk rapih. beberapa cerita masih aku taruh di draf,blm aku up,jd tunggu aja ya :") semoga suka :") st...