aku berlarian dari lantai atas sampai lantai bawah, membawa tas dan sepatu sekolah ku, ku lihat ke arah jam dinding. Jarum jam sudah mengarah ke arah 12:55 dengan cepat aku keluar rumah dan mengunci pagar.
"tuh kan telat" ucap jay
"kenapa baru nyamper sih" balas ku
"masih mau lanjut protes nya lagi??, cepet udah jam berapa ini"
"iya bentar"
dengan cepat aku naik ke atas motor sport milik Jaeden, di tengah perjalanan aku akhirnya membuka topik pembicaraan dengan nya.
"kamu udah makan??" tanya ku
"Belum, aku buru-buru tau"
"Ohh"
"kenapa emangnya??, Kamu juga pasti belum makan kan" tanya Jaeden
"gapapa, iya sih belum"
tidak berapa lama akhirnya kami pun sampai, Jaeden dengan cepat memarkirkan motornya di tempat parkir dan aku pun segera langsung lari menuju kelas, saat sudah sampai di depan kelas aku membuka pintu kelas, lalu semua mata tertuju pada ku.
"Xynerva Oceana Andrianata!!" ucap pak ahmad, beliau memanggil nama lengkap ku dengan sedikit kencang
"maaf pak, maaf saya telat"
"kamu kenapa pakai helm nya sampai ke kelas sih??" balas pas ahmad, dan setelah itu ia tertawa melihat ku dari atas sampai bawah begitu juga dengan teman-temanku.
sumpah aku malu banget, kenapa si Jaeden gak ngasih tau sih kalo aku masih pake helm, jangan-jangan dia sengaja lagi bikin aku malu.
"ehh iya pak saya lupa, pak saya izin taro helm nya dulu ya di loker" ucap ku, dan di balas anggukan oleh pak ahmad
aku pun segera balik ke kelas, dan ku lihat jaeden berdiri di samping meja guru. Lebih tepatnya ia sedang di tanyai oleh pak ahmad
"kamu anak baru ya??"
"enggak pak, saya anak mamah sama ayah"
aku melihat ke arah Jaeden dengan tatapan malas, aku tau dia pasti tidak benar-benar menjawabnya dengan serius
"bapak serius loh"
"iya pak"
"coba kamu perkenalkan nama mu"
"udah pak beberapa hari yang lalu"
"sama bapak belum, lagi pula bapak kan ngajarnya hari ini"
"nama saya Jaeden Nathawiandra, bisa di panggil Jaeden"
Pak Ahmad mendengarkan sambil menambahkan nama Jaeden di buku absen miliknya.
"Oke JaHeden"
"Pak maaf itu tulisan nama saya salah di buku absen"
"Bukan Jahe pak tapi Jaeden (dibacanya Jeyden), kalo Jahe mah rempah-rempah pak..." Jaeden membenarkan namanya
"Oalahh bapak salah denger berarti"
mendengar apa yang di lontarkan pak Ahmad, aku pun tertawa dengan sangat kencang, tanpa ku sadari semua teman-teman melirik ke arah ku lagi dan mereka pun ikut tertawa.
akhirnya kami pun di suruh duduk di tempat masing-masing. Beberapa jam pun berlalu, beberapa mata pelajaran untuk hari ini pun sudah kami semua lewati, aku menidurkan kepala ku di atas meja dengan buku yang ku susun untuk menjadi bantalan.
"xoa, gak ganti baju olahraga??" tanya Alchy
"udah mau pelajaran olahraga emangnya chy??" ucap ku malas, dan masih menidurkan kepalaku
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH 🍁
Ficção AdolescenteTerimakasih telah hadir wahai penyuka pelangi ♡.♡.♡ aku ubah judul sama isinya ya,karna menurut ku,cerita sebelumnya kurang,bnyk juga penulisan yang gk rapih. beberapa cerita masih aku taruh di draf,blm aku up,jd tunggu aja ya :") semoga suka :") st...